Perusahaan Investasi Milik Miliarder Warren Buffett Genggam Uang Tunai Rp 5.125 Triliun

Berskhire Hathaway juga melaporkan laba operasional turun 6 persen yang sebagian besar disebabkan kewajiban penjaminan asuransi yang lebih tinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Nov 2024, 18:00 WIB
Perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway memangkas kepemilikan di Apple.(NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway memangkas kepemilikan di Apple. Hal itu meningkatkan uang tunai Berkshire Hathaway sentuh rekor tembus USD 325,2 miliar atau sekitar Rp 5.125 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.760).

Mengutip CNN, Senin (4/11/2024), Berkshire Hathaway juga melaporkan laba operasional turun 6 persen yang sebagian besar disebabkan kewajiban penjaminan asuransi yang lebih tinggi karena Badai Helene dan kerugian dari penguatan dolar AS.

Di sisi lain, hal ini diimbangi peningkatan keuntungan di perusahaan asuransi mobil Geico, di mana klaim dan biaya kecelakaan turun.

Laba juga meningkat di perusahaan kereta api BNSF yang mengirimkan lebih banyak barang konsumen. Selain itu, biaya operasional Berkshire Hathaway Energy turun.

Dalam laporan kuartalan pada Sabtu pekan lalu, Berkshire Hathaway menyatakan telah menjual sekitar 100 juta saham Apple. Jumlah saham Apple ini setara 25 persen selama musim panas, hingga akhir sekitar 300 juta.  Dengan demikian, Perseroan telah menjual lebih dari 600 juta saham Apple pada 2024. Namun, Apple tetap menjadi pemilik saham terbesar Berkshire Hathaway sebesar USD 69,9 miliar.

Penjualan itu mencakup sebagian besar dari saham sebesar USD 36,1 miliar, termasuk beberapa miliar dolar AS saham Bank of America yang dijual Berkshire pada kuartal itu.

Pada Mei, Warren Buffett menuturkan, Apple akan tetap menjadi investasi saham terbesar Berkshire tetapi penjualan itu masuk akal karena tarif pajak federal 21 persen atas keuntungan itu akan meningkat.

 

 


Tak Buyback Saham

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Berkshire Hathaway juga hanya beli saham senilai USD 1,5 miliar pada kuartal itu. Selain itu, Berkshire juga tidak membeli kembali saham atau buyback saham yang menunjukkan Buffett bahkan tidak melihat saham perusahaannya sendiri sebagai barang murah.

Adapun laba operasi dari lusinan bisnis Berkshire turun menjadi USD 10,09 miliar atau sekitar USD 7.019 per saham kelas AS dari USD 10,76 miliar setahun sebelumnya.

Laba  penjaminan asuransi turun 69 persen, tertekan oleh meningkatnya klaim, seiring kerugian USD 565 juta dari Badai Helene dan penyelesaian pengadilan terkait bangkrutnya pemasok bedak yang sudah tutup yakni Whittaker Clark and Daniels.

Hal ini lebih dari mengimbangi hampir dua kali lipat laba penjaminan emisi di Geico.Berkshire juga prediksi kerugian sebelum pajak sebesar USD 1,3 miliar-USD 1,5 miliar pada kuartal keempat akibat Badai Milton yang hantam Florida pada Oktober.

Sementara itu, laba bersih mencapai USD 26,25 miliar atau USD 18.272 saham kelas A dibandingkan dengan kerugian USD 12,77 miliar atau USD 8.824 per saham, setahun sebelumnya ketika harga saham yang jatuh kurangi nilai investasi Berkshire Hathaway.

Buffett menuturkan, kinerja laba operasional lebih mencerminkan kinerja Berkshire. Aturan akuntansi haruskan Berkshire melaporkan keuntungan dan kerugian investasi yang belum direalisasi saat melaporkan laba bersih, menambah volatiltas yang Buffett sarankan untuk diabaikan oleh investor.

Warren Buffett (94) telah memimpin Berkshire Hathaway sejak 1965, dan diharapkan pada akhirnya akan menyerahkan kepemimpinannya kepada Wakil Ketua Greg Abel (62).

Adapun bisnis konglomerat yang berkantor pusat di Omaha, Nebraska ini juga mencakup Berkshire Hathaway Energy, banyak perusahaan industri dan manufaktur, pialang real estate besar dan bisnis ritel yakni Dairy Queen dan Fruit of the Loom.


Ulang Tahun, Miliarder Warren Buffett Pimpin Berkshire Hathaway ke Puncak Baru pada Usia 94 Tahun

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, Warren Buffett berusia 94 tahun pada Jumat, 30 Agustus 2024. Di usianya yang baru, perusahaan konglomerasinya yang besar dan unik ini tidak pernah lebih berharga dari sekarang. Berkshire Hathaway menjadi perusahaan non-teknologi pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun minggu ini.

Saham Kelas A Berkshire juga mencapai USD 700.000 per saham untuk pertama kalinya. Howard Marks, seorang investor hebat dan teman Warren Buffett, memuji tiga hal yang memungkinkan "Oracle of Omaha" memimpin Berkshire ke puncak baru, bahkan di usianya yang sudah lanjut.

"Ini adalah masalah strategi yang dipikirkan dengan matang yang dijalankan selama tujuh dekade dengan disiplin, konsistensi, dan wawasan yang tidak biasa," kata Marks, salah satu pendiri dan wakil ketua Oaktree Capital Management, dikutip dari CNBC International, Minggu (1/9/2024).

"Disiplin dan konsistensi memang penting, tetapi tidak cukup. Tanpa wawasan yang tidak biasa, dia jelas tidak akan menjadi investor terhebat dalam sejarah. Catatannya adalah bukti kekuatan peracikan (strategi) tingkat tinggi dalam jangka waktu yang sangat lama, tanpa gangguan. Dia tidak pernah mengambil cuti," tambah Marks.

Buffett menjadi berita utama awal bulan ini dengan mengungkapkan ia telah menjual setengah dari kepemilikan Apple. Buffett telah lama berpendapat bahwa semua investasi adalah investasi nilai atau value.

Sementara, saham Berkshire telah menghasilkan keuntungan tahunan sebesar 19,8% dari 1965 hingga 2023, hampir dua kali lipat pengembalian 10,2% dari S&P 500. Secara kumulatif, saham tersebut telah naik 4.384.748% sejak Buffett mengambil alih, dibandingkan dengan pengembalian S&P 500 sebesar 31.223%.

 


Tetap Jadi CEO Berkshire Hathaway

Buffett tetap menjadi Chairman dan CEO Berkshire, meskipun Greg Abel, wakil ketua operasi non asuransi Berkshire dan pengganti Buffett yang ditunjuk, telah mengambil banyak tanggung jawab di konglomerat itu.

Awal tahun ini, Warren Buffett mengatakan Abel akan membuat semua keputusan investasi saat dia pergi. Buffett dan Marks Marks dari Oaktree mengatakan Buffett memperkuat konsep yang merupakan bagian integral dari pendekatannya sendiri.

Seperti Buffett, dia acuh tak acuh terhadap perkiraan makro dan pengaturan waktu pasar; dia mencari nilai tanpa henti, sambil tetap berpegang pada lingkaran kompetensinya sendiri.

Pendatang baru miliarder dunia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya