Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia akan meninggal pada waktunya sesuai takdir yang ditetapkan Allah SWT. Meninggal dunia dengan husnul khatimah merupakan dambaan orang yang beriman.
Husnul khatimah memiliki arti akhir yang baik. Jika seseorang meninggal dengan husnul khatimah, berarti orang tersebut mengakhiri hidupnya dengan baik menurut syariat Islam.
Kebalikan dari husnul khatimah adalah su'ul khatimah. Su'ul khatimah bisa diartikan dengan akhir yang buruk.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu tanda umum seseorang mengakhiri hayatnya dengan husnul khatimah ialah ketika ajal tiba orang tersebut dalam keadaan beribadah. Sementara, tanda orang yang su'ul khatimah biasanya ketika ajal menjemput orang tersebut dalam keadaan maksiat. Naudzubillah.
Kendati demikian, seseorang yang selama hidupnya dipenuhi dengan beribadah belum menjamin meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Pun orang yang hidupnya penuh dengan kemaksiatan, tidak selalu mati dengan su'ul khatimah.
Bagaimana bisa orang yang selama hidupnya penuh dengan maksiat, jarang beribadah, tapi mati husnul khatimah? Hal ini dijelaskan oleh Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya dalam kajiannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Simak Kata Buya Yahya
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Buya Yahya mengisahkan seseorang yang hidupnya jarang sholat, bahkan cenderung tidak pernah sholat. Tiba-tiba orang tersebut ingin melaksanakan ibadah umrah, kemudian orang tersebut meninggal di Makkah. Kemungkinan besar orang tersebut diampuni Allah dan meraih husnul khatimah.
"Kok bisa begitu? Itu namanya husnul khotimah. Bisa saja perjalanannya di atas pesawat itulah saat taubatnya dan dia menyesal. Kalau seandainya dia hidup mungkin dia akan berubah. Cuma dia sudah dimatikan oleh Allah, husnul khotimah," ujar Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (4/11/2024).
Akan tetapi, kisah tersebut bukan membenarkan tidak beribadah dan memilih bermaksiat. Sebab, akhir hidup setiap orang tidak ada yang tahu. Bisa jadi keseringan bermaksiat malah matinya jadi su’ul khatimah. Sebaliknya, karena rajin beribadah dia meninggal dalam keadaan mulia.
Advertisement
Orang Beriman Pasti Takut Mati dalam Keadaan Buruk
Buya Yahya kemudian mencontohkan orang yang ingin bermaksiat dulu sekarang lalu menjelang ajal akan benar-benar tobat. Akan tetapi, siapa yang menjamin dia akan bertobat menjelang malaikat Izrail mencabut nyawanya?
Menurut Buya Yahya, pemikiran seperti itu dikarenakan lemahnya iman. Buya Yahya mengatakan, jika iman kuat justru orang akan takut mati dalam keadaan buruk karena orang yang beriman memiliki keyakinan bahwa maut bisa datang sewaktu-waktu.
"Menyadari makna inilah orang takut melakukan kemaksiatan. Yang sudah berbuat baik tidak mau berhenti melakukan kebaikan, karena takut. Jangan-jangan aku mati setelah detik ini. Maka, kebaikanku akan aku lanjutkan. Yang masih bermaksiat akan segera berhenti," tutur Buya Yahya.
Wallahu a’lam.