Strategi Mendag Jaga Ekonomi RI, Perbanyak Perjanjian Dagang

Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya kelancaran suplai barang dan bahan pangan di Indonesia.

oleh Arief Rahman H diperbarui 04 Nov 2024, 20:55 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso (dok: Arief)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya kelancaran suplai barang dan bahan pangan di Indonesia. Inilah yang menjadi dasar banyaknya perjanjian dagang internasional yang dijalin Indonesia dengan berbagai negara.

Salah satu perjanjian dagang yang sedang dalam tahap diskusi adalah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Dalam upaya memperkuat kerja sama internasional ini, Budi Santoso bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, untuk merumuskan strategi yang tepat.

"Kita siapkan semuanya terkait bagaimana suplai pangan ke depannya, baik itu suplai pangan domestik maupun impor, agar semuanya berjalan lancar," ujar Budi usai menghadiri High Level Policy Dialogue Action Climate and Trade di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Seperti Negara Lain

Budi juga menjelaskan bahwa Indonesia, seperti negara lainnya, bergantung pada suplai impor untuk mencukupi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, kemudahan distribusi barang dan pangan yang berkelanjutan menjadi sangat penting.

"Setiap negara pasti bergantung satu sama lain untuk mencukupi kebutuhan pangannya, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, kita perlu memudahkan distribusi dan memastikan pangan berkelanjutan," tambahnya.

Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa perjanjian dagang adalah langkah awal untuk menjaga kelancaran suplai. Harapannya, perjanjian ini dapat mencegah hambatan distribusi di masa mendatang.

"Diskusi ini penting agar ketika kebutuhan pangan meningkat, distribusinya tetap lancar dan tidak terhambat," jelas Mendag.

 


IEU-CEPA Ditargetkan Rampung Awal 2025

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Presiden Prabowo Subianto menargetkan percepatan pembahasan berbagai perjanjian dagang Indonesia dengan negara lain. Salah satu yang menjadi prioritas adalah IEU-CEPA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa IEU-CEPA ditargetkan selesai pada kuartal I tahun 2025.

"Target Presiden Prabowo adalah menyelesaikan IEU-CEPA dan perjanjian perdagangan bebas lainnya," kata Airlangga dalam acara Kadin Indonesia Reception Dinner di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

Airlangga juga membuka peluang kerja sama baru dengan berbagai negara untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing Indonesia.

"Membuka kolaborasi antarnegara dan membuka pasar baru adalah salah satu tujuan Bapak Prabowo untuk menjadikan Indonesia sejajar dengan Vietnam dan Thailand," tambahnya.

Dengan adanya perjanjian dagang dan investasi, diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru serta memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya