Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Menanti Keputusan Fed

Investor bursa Asia bersiap menghadapi sejumlah peristiwa penting pada pekan ini. Peristiwa tersebut adalah pemilihan presiden AS dan kemungkinan penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) akhir minggu ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Nov 2024, 08:30 WIB
Selasa (5/11/2024), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,68% di jam pertama perdagangan. Sementara indesk Topix naik tipis 0,33%. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik diperdagangkan beragam pada pembukaan selasa. Investor bursa Asia bersiap menghadapi sejumlah peristiwa penting pada pekan ini.

Peristiwa tersebut adalah pemilihan presiden AS dan kemungkinan penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) akhir minggu ini.

Mengutip CNBC, Selasa (5/11/2024), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,68% di jam pertama perdagangan. Sementara indesk Topix naik tipis 0,33%.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,67%, sementara Kosdaq naik 0,25%. Inflasi konsumen Korea Selatan di Oktober naik 1,3% dibanding tahun lalu, sedikit lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar 1,4%.

Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 20.658, sedikit lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 20.567,52.

S&P/ASX 200 Australia turun 0,56% karena para pedagang mengawasi keputusan suku bunga bank sentral yang akan datang.

Analis di HSBC dan Commonwealth Bank of Australia memperkirakan Reserve Bank of Australia tidak akan mengubah suku bunga tunai.

Wall Street

Semalam di AS, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 257,59 poin atau 0,61% dan ditutup pada 41.794,60. Indeks S&P 500 turun 0,28% dan ditutup pada 5.712,69, dan Nasdaq Composite turun 0,33% menjadi 18.179,98.

Pergerakan saham pada hari Senin terjadi karena obligasi pemerintah AS yang merupakan safe haven menguat, yang menunjukkan bahwa beberapa investor mungkin mengurangi risiko menjelang Hari Pemilihan.

Selain pemilihan, Wall Street sedang mempersiapkan keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan datang pada hari Kamis.

Menurut FedWatch Tool milik CME Group, para pedagang mengantisipasi peluang 99% penurunan suku bunga seperempat poin pada akhir pertemuan kebijakan bank sentral, menyusul penurunan setengah poin persentase pada bulan September.


IHSG Berpotensi Tergelincir, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 5 November 2024

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Selasa (5/11/2024). IHSG akan rawan koreksi ke posisi 7.355-7.366.

IHSG melemah 0,34 persen ke posisi 7.479 disertai dengan ada peningkatan volume penjualan pada Senin, 4 November 2024. Koreksi dari IHSG pun sempat menembus level support di 7.449 dan telah mencapai area koreksi minimal yang diberikan di level 7.444.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG sedang berada pada bagian dari wave v dari wave © dari wave (iv) pada skenario hitam atau wave © dari wave (ii) pada skenario merah.

“Hal tersebut berarti, IHSG masih rawan koreksi ke 7.355-7.366 sekaligus menutup area gap,” ujar Herditya.

Ia mengatakan, IHSG berada di level support 7.366,7.207 dan level resistance 7.595,7.675.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dengan lower low (LL) level disertai volume untuk menguji support garis moving average (MA)100.

Ia mengatakan, IHSG meski berpeluang untuk rebound, tetapi selama di bawah resistance garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA100.

“Namun, jika mampu breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya,” tutur Wafi.

Ia mengatakan, pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.400-7.600.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di level 7.410-7.560.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya