Mendag Budi Santoso Lepas Ekspor Mayora ke 15 Negara, Nilainya Sentuh Rp 15,8 Miliar

Negara tujuan produk makanan olahan Mayora Group kali ini yaitu Palestina, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, Mesir, Madagaskar, Afrika Selatan, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Bangladesh, Armenia, serta Australia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Nov 2024, 12:50 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso menghadiri pelepasan ekspor produk makanan olahan Mayora Group pada Selasa, 5 November 2024. (Natasha/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menghadiri pelepasan ekspor produk makanan olahan Mayora Group pada Selasa, 5 November 2024. 

Presiden Direktur Mayora Group, Andre Sukendra mengungkapkan bahwa ekspor ke 400.000 ini akan dikirim ke 15 negara di berbagai kawasan, mulai dari Asia-Pasifik, Timur Tengah, hingga Afrika.

Adapun total nilai ekspor Mayora ke-400.000 ini mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp.15,8 miliar.

Andre bercerita kilas balik 5 tahun lalu pada tahun 2019, ketika saat itu Mayora baru mengekspor produknya ke Filipina. 

“Saat itu Pak (Mantan Presiden)  Jokowi berpesan kepada saya; jangan (ekspor) ke Filipina doang dong, kembangkan ke negara lain,” bebernya saat memberikan sambutan di Gudang Mayora Group di Cikupa, Tangerang pada Selasa (5/11/2024).

Negara tujuan produk makanan olahan Mayora Group kali ini yaitu Palestina, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, Mesir, Madagaskar, Afrika Selatan, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Bangladesh, Armenia, serta Australia. 

Mendag Budi Santoso menuturkan, dirinya turut berbagia bisa ikut serta melakukan pelepasan ekspor produk-produk Mayora. 

“Pertumbuhan ekspor untuk makanan itu dari 2019-2023 sekitar 6,8%. Tahun ini dari Januari -Agustus tumbuh 6,4%, sementara rata-rata permintaan dunia 7,7%. Jadi ini menunjukkan cakupan pasar kita cukup besar,” ungkapnya.

Andre pun memastikan, ekspor produk makanan dan minuman Mayora tidak terhambat meski kondisi dunia dihadapi dengan konflik geopolitik hingga ketegangan dagang antara negara-negara maju. Hal ini termasuk dengan proses ekspor Mayora ke Timur Tengah, di mana Palestina menjadi salah satu negara importirnya.

“Perdagangan terus berjalan (meski ada konflik),” jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya