Profil Basuki Hadimuljono, Mantan Menteri PUPR yang Kini Dipercaya Jadi Kepala Otorita IKN

Tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Basuki Hadimuljono dilantik sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN)

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 05 Nov 2024, 13:56 WIB
Plt Kepala Otorita IKN sekaligus Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam acara Pembahasan Lahan Potensial sesuai dengan Peminatan Investasi Para Calon Pelaku Usaha Pelopor IKN. (Dok Otorita IKN)

Liputan6.com, Jakarta Mochamad Basuki Hadimuljono, atau akrab dikenal sebagai Basuki Hadimuljono, kini menempati posisi sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, menggantikan perannya sebelumnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Penunjukan ini dilakukan pada 5 November 2024, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-70, menandai awal tugasnya untuk mengembangkan dan memimpin ibu kota baru Indonesia.

Basuki dikenal sebagai figur yang berdedikasi dalam dunia infrastruktur nasional, mengawal berbagai proyek besar seperti pembangunan jalan tol, jembatan, serta bendungan dalam upaya mendukung visi pembangunan Indonesia. Karier panjangnya tidak terlepas dari pengalaman masa kecil hingga pendidikan tinggi yang mendorongnya menjadi salah satu insinyur dan birokrat terkemuka di Indonesia.

 

Kehidupan Awal: Anak Tentara yang Pindah-Pindah Sekolah

Basuki lahir pada 5 November 1954 di Surakarta dari keluarga militer. Sebagai anak seorang anggota TNI Angkatan Darat, ia terbiasa berpindah-pindah lokasi, mengikuti tugas ayahnya. Perpindahan ini membuatnya menempuh pendidikan di beberapa daerah, mulai dari SD di Palembang, SMP di Papua, hingga SMA di Surabaya.

Meski sering berpindah, Basuki mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Ia menunjukkan ketertarikan pada musik saat SMA, di mana ia aktif bermain drum dalam kelompok musik sekolahnya. Setelah menyelesaikan SMA di Surabaya, ia berhasil masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempelajari geologi rekayasa dan lulus pada 1979.


Meraih Gelar Master dan Doktor di Amerika Serikat

Setelah bergabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Basuki mendapat kesempatan melanjutkan studi ke luar negeri. Pada usia 35 tahun, ia memperoleh gelar Master of Science dalam bidang Teknik Sipil dari Colorado State University, AS, disusul gelar doktor pada usia 38 tahun di universitas yang sama.

Setelah kembali ke Indonesia, ia menerapkan ilmunya di kementerian, berperan dalam berbagai proyek penting dan menduduki berbagai posisi strategis.

Selama kariernya di Kementerian PUPR, Basuki kerap dipercaya memimpin tim penanganan bencana, termasuk rehabilitasi pasca-tsunami Aceh pada 2004 dan penanggulangan lumpur Sidoarjo. Dedikasi ini berbuah penghargaan sebagai pegawai terbaik pada tahun 1995.


Karier di Kementerian PUPR

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkap Stasiun Pompa Ancol Sentiong bisa mengurai banjir di 7 kecamatan di DKI Jakarta. Ini disebut jadi upaya hilir untuk mengrangi genangan banjir di Ibu Kota.

Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo menunjuk Basuki sebagai Menteri PUPR, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang.

Di bawah kepemimpinannya, Kementerian PUPR mendapat anggaran besar untuk proyek infrastruktur nasional, seperti pembangunan jalan tol, jembatan, perumahan, dan bendungan. Anggaran Kementerian PUPR pada tahun 2018 mencapai Rp107,3 triliun untuk mendukung proyek tersebut.

 


Penghargaan dan Kontribusi di Kancah Internasional

Dedikasi Basuki dalam pembangunan infrastruktur mendapatkan pengakuan luas. Ia menerima banyak penghargaan, termasuk medali Satyalancana Karya Satya dan Bintang Bhayangkara Utama pada 2017.

Penghargaan internasional juga diberikan kepadanya, seperti The Order of the Rising Sun dari Kaisar Jepang pada 2023 atas kontribusi Basuki dalam memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang di bidang infrastruktur.

Pada 2020, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga memberikan gelar doktor honoris causa kepada Basuki, menghargai kontribusinya dalam pengembangan infrastruktur tahan bencana dan manajemen sumber daya air di Indonesia.


Dilantik Jadi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara

Pada 5 November 2024, Basuki resmi diangkat sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, menggantikan perannya sebagai Menteri PUPR.

Mengutip Liputan6.com, penugasan ini bertepatan dengan usianya yang menginjak 70 tahun, menandai awal peran strategisnya dalam memimpin pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Tugas ini tidaklah mudah, mengingat tantangan dalam membangun kota baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan dapat mengurangi beban Jakarta serta menjadi pusat pemerintahan baru yang modern dan futuristik. 

 

Apa peran Basuki Hadimuljono di Kementerian PUPR?

Basuki menjabat sebagai Menteri PUPR sejak 2014 hingga 2024. Selama masa jabatannya, ia memimpin proyek infrastruktur besar, termasuk pembangunan jalan tol, jembatan, perumahan rakyat, dan bendungan.

 


Apa tantangan terbesar yang dihadapi Basuki dalam memimpin Ibu Kota Nusantara?

Tantangan terbesar adalah membangun kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kalimantan Timur, yang bertujuan mengurangi beban Jakarta.

 


Mengapa pemindahan ibu kota dianggap sebagai keputusan penting?

Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi kepadatan Jakarta sekaligus menciptakan pusat pemerintahan baru yang lebih modern dan efisien.

 

 

Penghargaan apa saja yang telah diterima Basuki Hadimuljono?

Basuki telah menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk The Order of the Rising Sun dari Kaisar Jepang dan Bintang Mahaputera Adipradana pada 2019.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya