Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham sesi pertama Selasa (5/11/2024). Penguatan saham ADRO terjadi usai umumkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang memiliki agenda pembagian dividen dan pergantian nama.
Mengutip data RTI, saham ADRO naik 4,58 persen ke posisi Rp 4.110 per saham. Harga saham ADRO dibuka naik 130 poin ke posisi Rp 4.060 per saham. Harga saham ADRO berada di level tertinggi Rp 4.300 dan terendah Rp 4.060 per saham. Total frekuensi perdaganagn 43.546 kali dengan volume perdagangan 3.266.412 saham. Nilai transaksi Rp 1,4 triliun.
Advertisement
Secara year to date, saham ADRO naik 72,69 persen.
Adapun manajemen PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan tambahan informasi atas Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan. Perseroan akan menggelar rapat pada Senin, 18 November 2024.
Agenda RUPSLB Perseroan antara lain:
1.Persetujuan penggunaan sebagian saldo laba Perseroan untuk dibagikan sebagai tambahan dividen tunai final.
Perseroan usulkan akan bagikan tambahan dividen tunai final dalam jumlah maksimal hingga USD 2,62 miliar yang berasal dari sebagian saldo laba Perseroan pada 31 Desember 2023.
Hal itu berdasarkan anggaran dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai. Namun demikian, dalam rangka pengelolaan dana kas internal dan arus kas Perseroan yang efisien, tidak menutup kemungkinan Perseroan juga dapat menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai,” demikian seperti dikutip.
Dalam keterbukaan informasi per 16 Oktober 2024, Perseroan merencanakan pembagian tambahan dividen tunai final agar pemegang saham Perseroan, atas pilihannya sendiri dapat berpartisipasi dalam pembelian saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).
Agenda Perubahan Nama
Hal ini melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/POJK.04/2017 tentang Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS) oleh Perseroan.
2.Perubahan nama Perseroan
Persetujuan untuk melakukan perubahan nama Perseroan dan dengan demikian mengubah Pasal 1 ayat (1) anggaran dasar Perseroan.
Rencana perubahan nama Perseroan merupakan salah satu langkah Perseroan memperkenalkan identitas baru Perseroan sebagai entitas induk yang akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green.
Hal ini setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batubara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan PUPS.
Advertisement
Adaro Energy Indonesia Borong 15,29% Saham ADMR, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membeli saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada 20 Juni 2024. Hal ini untuk penyederhanaan struktur kepemilikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk di Adaro Minerals Indonesia.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/6/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membeli 6.251.800.000 saham ADMR di harga Rp 1.326 per saham. Jumlah saham yang ditransaksikan itu sebesar 15,29 persen. Adapun nilai transaksi sekitar Rp 8,28 triliun.
"Tujuan transaksi penyederhanaan struktur kepemilikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk di PT Adaro Minerals Indonesia Tbk,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi pembelian saham, Adaro Energy Indonesia memiliki 34.275.250.000 saham ADMR atau setara 83,84 persen dengan status kepemilikan langsung. Sebelumnya Adaro Energy Indonesia memiliki 28.023.450.000 saham ADMR atau setara 68,55 persen.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 27 Juni 2024, harga saham ADRO stagnan di posisi Rp 2.750 per saham. Saham ADRO ditransaksikan Rp 68,46 miliar dengan volume perdagangan 24,92 juta saham. Total frekuensi perdagangan 6.495 kali.
Sementara itu, saham ADMR ditutup naik 0,38 persen ke posisi Rp 1.330 per saham dengan nilai transaksi Rp 18,12 miliar. Total frekuensi perdagangan 2.600 kali dengan volume perdagangan 13,57 juta saham.
Bagaimana Kinerja Keuangan Adaro Energy pada 2023?
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/3/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membukukan pendapatan usaha USD 6,52 miliar atau sekitar Rp 102,38 triliun (kurs Rp 15.708,00 per USD) pada 2023.
Pendapatan itu turun 19,56 persen dibandingkan pendapatan paa 2022 yang tercatat sebesar USD 8,1 miliar. Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 naik 15 persen menjadi USD 3,98 miliar dari USD 3,45 miliar pada 2022.
Kenaikan ini terutama karena kenaikan biaya royalti kepada pemerintah dari tahun sebelumnya. Biaya penambangan dan biaya pemrosesan juga naik, akibat kenaikan volume. Walaupun konsumsi bahan bakar naik 14 persen, biaya bahan bakar pada 2023 tetap setara dengan 2022 karena harga minyak lebih rendah. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 2023 naik 9 persen dari 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto USD 2,54 miliar pada 2023, turun 45,47 persen dari USD 4,65 miliar pada 2022. Pada periode ini, beban usaha perseroan turun 8 persen menjadi USD 344 juta dari USD 375 juta pada 2022. Perseroan juga mencatatkan beban lain-lai USD 37,85 juta. Sehingga diperoleh laba usaha USD 2,16 miliar, turun dari USD 4,31 miliar pada 2022.
Sepanjang 2023, Adaro Energy Indonesiamembukukan biaya keuangan USD 109,4 juta, penghasilan keuangan USD 140,42 juta dan bagian atas keuntungan veto ventura bersama USD 107,77 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,64 miliar atau sekitar Rp 25,78 triliun.
Laba ini turun 34,16 persen dibandingkan laba 2022 sebesar USD 2,49 miliar. Total aset per akhir 2023 turun 3 persen menjadi USD 10,47 miliar dari USD 10,78 miliar pada akhir 2022. Total liabilitas pada akhir 2023 tercatat USD 3,06 miliar, atau turun 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir 2023, ekuitas tercatat sebesar USD 7,4 miliar, atau naik 14 persen karena kenaikan laba ditahan.
Pada perdagangan Jumat pagi pukul 09.57 WIB, saham ADRO naik 0,83 persen ke posisi Rp 2.440 per saham. Saham ADRO dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 2.450 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.460 dan terendah Rp 2.430 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.599 kali dengan volume perdagangan 157.105 saham. Nilai transaksi harian Rp 38,4 miliar.