Liputan6.com, Jakarta Kazuo Umezu, salah satu pencipta manga horor paling produktif asal Jepang, meninggal dunia pada 28 Oktober 2024 lalu dalam usia 88 tahun. Pihak keluarga dan teman dekatnya mengadakan pemakaman pribadi untuk mengenang hidup sekaligus karya besarnya.
Perusahaan milik Kazuo Umezu, UMEZZ, merilis sebuah pernyataan yang menyampaikan keinginan sang maestro untuk terus menyebarkan karyanya ke seluruh dunia, agar dapat dibaca untuk selamanya.
Advertisement
"Umezu percaya pada nilai artistik intrinsik dari karyanya. Semoga aspirasinya itu abadi di hati semua orang," demikian bunyi pernyataan tersebut, mengutip Anime News Network, Selasa (5/11/2024).
Shogakukan dan Shogakukan-Shueisha Productions turut menyampaikan penghormatan dalam pernyataan bersama mereka, menyebut bahwa Umezu meninggalkan warisan legendaris tak hanya dalam manga horor, tetapi juga di genre komedi, fiksi ilmiah, serta karya seni rupa yang baru saja ditampilkan dalam pameran “Kazuo Umezz: The Great Art Exhibition.”
Profil Kazuo Umezu
Kazuo Umezu lahir di Kota Wakayama pada tahun 1936, namun ia dibesarkan di Prefektur Nara. Ia mulai menggambar manga sejak kelas empat sekolah dasar dan melakukan debut profesionalnya di usia 18 tahun saat masih duduk di bangku SMA dengan menerbitkan karya “Bessekai” dan “Mori no Kyōdai” melalui Tomo Books.
Meskipun lebih dikenal sebagai kreator manga horor, Umezu juga menggambar manga komedi seperti Makoto-chan dan menerbitkan manga horor di majalah khusus remaja putri, seperti Reptilia yang tayang di majalah Shōjo Friend milik Kodansha.
Karyanya yang ikonik, The Drifting Classroom, diterbitkan oleh Viz Media di Amerika Serikat antara tahun 2006 hingga 2008, lalu dirilis dalam bentuk digital pada 2013, dan versi deluxe pada 2019-2020.
Advertisement
Karya Terkenal Umezu Lainnya
Selain The Drifting Classroom, karya terkenal Umezu lainnya meliputi Cat-Eyed Boy dan Orochi. Ia sempat pensiun dari dunia manga pada tahun 1995 setelah menyelesaikan manga berjudul 14-Sai. Namun, ia kembali dengan karya autobiografis dalam film yang disutradarainya sendiri berjudul Mother, yang tayang di Jepang pada September 2014.
Salah satu karya fiksi ilmiah Umezu, My Name Is Shingo, diterbitkan di majalah Weekly Big Comic Spirits pada 1980-an. Karya terbaru Umezu, Zoku Shingo: Chiisana Robot Shingo Bijutsukan, adalah sekuel dari My Name Is Shingo yang terdiri dari 101 lukisan akrilik.
Pengerjaan karya ini memakan waktu empat tahun dan dipamerkan pertama kali pada Januari 2022 di “Kazuo Umezz The Great Art Exhibition” di Tokyo City View, sebelum kemudian dipamerkan di Museum Seni Abeno Harukas, Osaka.
Menerima Penghargaan Khusus
Atas kontribusi seninya, Umezu menerima penghargaan khusus dari Tezuka Osamu Cultural Prize ke-27 pada tahun 2023 untuk pameran karya akrilik tersebut. Pada tahun 2019, Badan Kebudayaan Jepang juga menganugerahkan penghargaan Commissioner for Cultural Affairs kepada Umezu sebagai penghormatan atas kontribusinya dalam bidang seni dan budaya.
Kehadiran Kazuo Umezu dengan karyanya yang menantang batas genre dan penuh eksplorasi artistik telah memberikan warna dalam dunia manga dan seni rupa Jepang. Karya-karyanya yang penuh daya tarik dan pesan kuat akan terus dikenang oleh para penggemarnya di seluruh dunia.
Advertisement