Warga RI Sering Staycation Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi pada konsumsi untuk restoran dan hotel. Hal ini tercermin dari peningkatan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPKH) dan perjalanan wisatawan nusantara.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Nov 2024, 15:45 WIB
Ilustrasi staycation di hotel. (dok. Pexels/Andrea Piacquadio)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024. Tercatat Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 adalah 4,95 persen.

"Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 53,08 persen, komponen ini tumbuh sebesar 4,91 persen," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A Widyasanti, dalam konferensi pers BPS pengumuman Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024, Senin (5/11/2024).

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi pada konsumsi untuk restoran dan hotel. Hal ini tercermin dari peningkatan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPKH) dan perjalanan wisatawan nusantara.

Kemudian, dari komponen transportasi dan komunikasinya juga tumbuh tinggi, yang tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut, dan udara.

Menurut Amalia, pertumbuhan sisi konsumsi rumah tangga tersebut menunjukkan bahwa masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 juga ditopang oleh Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,63 persen, dan konsumsi Pemerintah yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,32 persen.

PMTB tumbuh didorong oleh pembangunan proyek infrastruktur oleh Pemerintah dan swasta, seiring dengan berlanjutnya pembangunan IKN dan aktivitas kontruksi lainnya, seperti jalan tol dan infrastruktur lainnya; peningkatan realisasi belanja modal Pemerintah; dan peningkatan impor barang modal, khususnya jenis mesin dan peralatan lainnya.

Lanjut Amalia, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 juga ditopang oleh ekspor yang tumbuh. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan beberapa komoditas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor, antara lain bahan bakar mineral; mesin dan peralatan listrik; serta kendaraan dan bagiannya. Sementara, untuk ekspor jasa didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2024 Capai 4,95%

Tercatat, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia hingga Maret 2024 mencapai level 54,2 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2024 tercatat 4,95%. Hal tersebut diungkapkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Selasa 5 November 2024.

"Ekonomi Indonesia triwulan III 2024 terhadap triwulan III 2023 tumbuhan sebesar 4,95% atau secara year on year," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti.

Sedangkan dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 1,5%. Sampai dengan kuartal III 2024, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,03% secara tahunan.

Sesuai Prediksi

Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan bahwa nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,96 persen year-on-year (yoy) pada triwulan III 2024.

“PDB diperkirakan tumbuh 4,96 persen dengan rentang estimasi 4,94-4,98 persen pada triwulan III 2024, mengingat masih terjadinya pelemahan daya beli dan tidak adanya faktor musiman yang mendorong pertumbuhan,” ujar Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky dikutip dari Antara, Selasa (5/11/2024).Angka estimasi tersebut menunjukkan adanya indikasi penurunan pertumbuhan ekonomi dibandingkan pencapaian pada dua triwulan sebelumnya, yakni 5,11 persen yoy di triwulan I 2024 dan 5,05 persen yoy di triwulan II 2024.

Ia mengatakan bahwa selama semester pertama 2024, Indonesia masih belum mampu tumbuh secara signifikan lebih dari 5 persen meskipun dua kuartal berturut-turut memiliki faktor pendorong musiman.

 


Pemilu dan Puasa

Terdapat penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dan bulan suci Ramadan selama triwulan I, sedangkan pada triwulan II terdapat perayaan Idul Fitri dan berbagai hari raya keagamaan lainnya serta periode libur sekolah.

“Fenomena ini mengindikasikan tren yang cukup mengkhawatirkan seiring adanya risiko bahwa Indonesia tidak mampu tumbuh mencapai 5 persen tanpa adanya faktor musiman,” ucapnya.

Riefky pun memperkirakan bahwa pada bulan-bulan menjelang akhir 2024, ekonomi Indonesia berpotensi tidak dapat tumbuh signifikan sebelum munculnya faktor musiman akhir tahun, yakni periode libur natal dan tahun baru.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya