Saat KH Hasyim Asy’ari Tak Sadar Gendong Nabi Khidir yang Menyamar Kakek Tua, Disaksikan Mbah Kholil Bangkalan

Semasa belajar ke Mbah Kholil, ada banyak kisah menarik tentang Mbah Hasyim yang sering dituturkan para guru. Salah satunya kisah ketika Mbah Hasyim tidak sadar menggendong Nabi Khidir, tapi Mbah Kholil telah mengetahuinya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 06 Nov 2024, 05:30 WIB
Syaikhona Kholil Bangkalan (kanan) dan KH Hasyim Asy'ari (kiri). (Istimewa via Wikipedia dan An-nur.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama yang kharismatik. Sosoknya sangat dihormati oleh masyarakat muslim Indonesia, terutama kalangan Nahdliyin.

Mbah Hasyim bukan hanya seorang ulama, tapi ia juga pejuang kemerdekaan yang kini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Melalui Resolusi Jihad yang dicetusnya, Mbah Hasyim sukses membakar semangat juang para santri dan kiai untuk mengusir para penjajah.

Keberhasilan Mbah Hasyim sebagai ulama dan keberaniannya sebagai pejuang kemerdekaan tidak lepas  dari peran didikan para gurunya. Semasa menimba ilmu, Mbah Hasyim banyak berguru ke ulama di Tanah Air maupun Tanah Suci.

Salah satu guru Mbah Hasyim adalah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Mbah Kholil  pernah menimba ilmu agama Islam di pondok pesantren yang diasuh oleh Mbah Kholil.

Semasa belajar ke Mbah Kholil, ada banyak kisah menarik tentang Mbah Hasyim yang sering dituturkan para guru. Salah satunya kisah ketika Mbah Hasyim tidak sadar menggendong Nabi Khidir,  tapi Mbah Kholil telah mengetahuinya.

Berikut kisahnya yang diceritakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an (PPTQ) Asnawiyyah, Abi Cholilullah, dinukil dari Facebook PPTQ Asnawiyyah Pilangwetan, Selasa (5/11/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kakek Tua yang Ingin Bertemu Mbah Kholil

Prabowo Subianto berdoa di makam Syaikhona Kholil Bangkalan saat maju sebagaj Capres pada Pemilu 2019 lalu.

Sewaktu Kiai Hasyim menjadi santri Mbah Kholil di Bangkalan, ada seorang kakek-kakek yang sudah tua renta ingin bertemu dengan Mbah Kholil. Kakek yang sudah sepuh itu sudah tiba di pelataran kediaman Mbah Kholil. Dia berjalan ngesot kehujanan.

Mbah Kholil lantas mengutus santrinya untuk menjemput dan menggendong kakek tersebut.

“Siapa yang bersedia menggendongnya?" tanya Mbah Kholil kepada para santri.

Ada beberapa santri yang bersedia menggendong kakek tersebut, termasuk Kiai Hasyim. Mbah Kholil kemudian memilih Kiai Hasyim lantaran yang lebih responsif menjalankan perintah gurunya. 

Singkat cerita, Mbah Hasyim pun menggendong kakek tersebut sampai dalam rumah Mbah Kholil. Kemudian perbincangan antara kakek tersebut dan Mbah Kholil terjadi.


Kakek Itu Ternyata Nabi Khidir

Ilustrasi puasa, Ramadan, Islami. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

Setelah obrolannya selesai, Mbah Kholil kembali mengutus santrinya. 

“Siapa yang mau mengantar ke rumahnya simbah iki?” tanya Mbah Kholil.

Kiai Hasyim pun kembali bersedia. “Nggih, kulo ingkang sanggup. Kulo anter dugi daleme simbah iki.”

Kakek tersebut pun digendong lagi oleh Kiai Hasyim. Kali ini menggendongnya lebih jauh karena mengantarkan ke rumahnya.

Saat Kiai Hasyim menggendong ke rumah kakek tersebut, Mbah Kholil mengatakan bahwa yang digendong oleh muridnya adalah Nabi Khidir. Kiai Hasyim tak sadar ternyata ia menggendong salah satu nabi yang menjelma seorang kakek tua.

Kisah Mbah Hasyim menggendong Nabi Khidir yang disaksikan Mbah Kholil termaktub dalam kitab Fiqhul Hikayat. Wallahu a’lam. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya