Reaktor Nuklir Jepang Kembali Beroperasi Setelah 13 Tahun

Kini, total pengoperasian reaktor nuklir di Jepang sebanyak 13 buah dengan kapasitas gabungan mencapai 12.433 Megawatt.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 06 Nov 2024, 18:35 WIB
Tangki penyimpanan air yang terkontaminasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Setelah 12 tahun bencana nuklir yang dipicu oleh gempa bumi besar dan tsunami, para pekerja di PLTN Fukushima Daiichi bersiap untuk membuang air limbah yang sudah diolah ke laut. (Philip FONG/AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Tohoku Electric Power melanjutkan operasi reaktor No. 2 berkapasitas 825 megawatt di pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa di Jepang utara.

Upaya ini dilakukan untuk pertama kalinya sejak bencana nuklir Fukushima pada 2011, kata seorang juru bicara perusahaan pada Selasa (5/11/2024).

Pembangkit listrik ini menggunakan reaktor air mendidih (BWR), jenis yang sama dengan yang ada di Fukushima, dan merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang paling dekat dengan pusat gempa berkekuatan 9 pada tahun 2011.

Reaktor Onagawa ini menjadi reaktor nuklir pertama di wilayah timur Jepang yang kembali beroperasi sejak bencana tersebut, dikutip dari Bangkok Post, Rabu (6/11).

Pengoperasian kembali yang tertunda lama ini menjadikan jumlah reaktor yang beroperasi di Jepang sebanyak 13 reaktor, dengan kapasitas gabungan mencapai 12.433 MW.

Seiring dengan persiapan Chugoku Electric Power untuk mengoperasikan kembali reaktor No. 2 berkapasitas 820 MW di pembangkit listrik Shimane di Jepang barat akhir tahun ini, permintaan gas alam cair (LNG) di negara tersebut diperkirakan akan menurun tahun depan.

Peningkatan operasi pembangkit listrik tenaga nuklir ini juga diharapkan dapat membantu Jepang memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat dari pabrik semikonduktor dan pusat data yang mendukung aplikasi kecerdasan buatan (AI).

 


Prediksi Peningkatan Produksi Listrik Jepang

Seorang staf mengunjungi sistem penghilangan multi-nuklida di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan rilis itu memenuhi standar internasional dan “tidak akan membahayakan lingkungan”. (Philip FONG/AFP)

Pemerintah Jepang memperkirakan produksi listrik akan meningkat menjadi antara 1,35 hingga 1,5 triliun kilowatt-jam (kWh) pada tahun 2050, naik dari proyeksi 1 triliun kWh untuk dekade ini, seiring pembangunan lebih banyak pusat data, pabrik chip, dan bisnis lain yang mengonsumsi energi.

Bagi Tohoku Electric, pengoperasian kembali Onagawa ini mengikuti total investasi sebesar 570 miliar yen (USD 3,7 miliar) untuk langkah-langkah keamanan guna memenuhi aturan yang lebih ketat yang diterapkan setelah bencana Fukushima.

Pengoperasian kembali ini diperkirakan akan meningkatkan keuntungan perusahaan sebesar 13 miliar yen untuk tahun keuangan yang berakhir pada Maret mendatang, karena biaya bahan bakar yang lebih rendah akibat pengurangan penggunaan bahan bakar fosil akan menutupi peningkatan biaya depresiasi dan amortisasi terkait dengan pembangkit Onagawa.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya