Liputan6.com, Bangkalan - Sejumlah wartawan membakar kaus dan id card di depan Stadion Gelora Bangkalan, Selasa malam (5/11). Aksi ini mereka lakukan untuk memprotes perlakukan buruk panitia Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Timur.
[https://www.liputan6.com/hot/read/5398348/6-contoh-id-card-dengan-berbagai-keperluan-bisa-untuk-karyawan-hingga-panitia](https://www.liputan6.com/news/read/5619986/kota-tangerang-sabet-juara-umum-popda-xi-dan-porprov "https://www.liputan6.com/news/read/339429/wartawan-peliput-sidang-baasyir-gunakan-id-khusus")
Advertisement
Ketua ITJI Bangkalan, Rahem menjelaskan Kaos dan ID Card yang dibakar itu adalah pemberian dari Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangkalan untuk meliput acara pembukaan Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (Popda) Jatim ke XIV.
Namun, meski telah dibekali kaos dan ID Card, rupanya para awak media tak diperkenankan meliput acara yang berlangsung di dalam Stadion Gelora Bangkalan tersebut. Saat hendak memasuki stadion, sejumlah panitia berseragam orange, justru mengadang dan tak mengizinkan wartawan meliput, sehingga ketegangan pun terjadi.
Tak Diizinkan Masuk
Dalam sebuah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para jurnalis sudah berupaya menjelaskan bahwa mereka diundang untuk meliput acara tersebut. Namun panitia tak bergeming dan tetap tak mengizinkan media masuk ke lokasi acara. Untuk meredam keributan, seorang panitia akhirnya berusaha menenangkan wartawan dengan mempersilahkan masuk. Namun wartawan yang terlanjur kecewa atas perlakuan buruk panitia, menolak dan memilih meninggalkan stadion.
Mereka pun meluapkan kekecewaan dengan membakar kaus serta ID Card yang diberikan penyelenggara sore hari sebelumnya. "Sehari sebelumnya semua ketua komunitas wartawan sudah ikut rapat koordinasi dengan Dispora. Juga dikasih kaos dan id card khusus. Tetapi endingnya malah tidak boleh liputan. Kami sangat kecewa," kata Ketua IJTI Bangkalan, Rahem tentang alasan di balik pembakaran kaos dan id card tersebut.
Advertisement
Warga Juga tak Bisa Masuk
Rupanya tidak hanya wartawan yang kecewa, sejumlah warga yang datang jauh-jauh untuk menyaksikan pembukaan POPDA yang dimeriahkan konser musik ini, juga tak diperbolehkan masuk ke dalam stadion. Seperti dialami Naedi, 22 tahun. Dia sudah jauh-jauh datang dari Kecamatan Tanjung Bumi, namun ternyata tak diperkenankan masuk. "Saya tiba jam tujuh, tapi sudah tidak bisa masuk. Padahal katanya acara ini terbuka untuk umum," kata Naedi yang sangat kecewa.
Menyusul aksi protes ini, belum ada pernyataan resmi dari panitia POPDA Jatim ke XIV atas insiden tersebut. PJ Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono dan Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie nampak menghadiri acara ini.