Hasil Sementara Pilpres AS 2024: Donald Trump Ungguli Kamala Harris, 188 Vs 99 Suara Elektoral

Donald Trump memimpin lebih awal dalam penghitungan suara elektoral saat tempat pemungutan suara ditutup, sementara suara dari negara bagian medan tempur masih diperebutkan dengan rivalnya Kamala Harris.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Nov 2024, 11:14 WIB
Capres dari Partai Republik Donald Trump dan Partai Demokrat Kamala Harris. (AFP)

Liputan6.com, Washington D.C - Siapa unggul dalam pemilihan presiden AS?

Donald Trump memimpin lebih awal dalam hasil penghitungan suara elektoral pada Selasa 5 November 2024 malam, dengan mantan presiden dari Partai Republik itu diproyeksikan memenangkan 188 suara, sementara Kamala Harris dari Partai Demokrat memperoleh 99 suara. Demikian menurut laporan Associated Press (AP) yang dikutip Rabu (6/11).

Hasil penghitungan masih berubah karena tempat pemungutan suara (TPS) di zona waktu timur AS baru ditutup pada pukul 7 malam dan sejumlah lainnya juga mengalami penutupan lebih lambat.

Jutaan pemilih menuju tempat pemungutan suara pada hari Pemilu AS, beberapa menunggu dalam antrean panjang sementara yang lain cepat masuk. Adapun sekitar 82 juta orang memberikan suara lebih awal.

Donald Trump diketahui memberikan hak suaranya di Palm Beach, Florida, dengan mengatakan dalam sebuah posting di jaringan Truth Social miliknya bahwa hari Pilpres AS "akan menjadi hari terpenting dalam sejarah Amerika". Sementara itu, Harris mengatakan pada hari Senin (4/11) bahwa ia telah mengirimkan surat suaranya ke California.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris membantu di call centre yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Demokrat di Washington, di mana ia berterima kasih kepada para relawan atas kerja keras mereka dalam kampanye. "Ini benar-benar mewakili yang terbaik dari diri kita," kata Harris kepada para pendukung yang menelepon.

Sementara itu, pesaingnya dari Partai Republik mendesak para pemilih dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial untuk "tetap online". "Berikan suara – kita akan menang besar," kata Donald Trump dalam video yang diunggah di X.

Di sisi lain, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh CNN menunjukkan hampir tiga perempat pemilih tidak puas atau marah dengan keadaan AS saat ini.

Jajak pendapat CNN, yang mencakup pemilih awal dan langsung, menunjukkan bahwa 72 persen pemilih marah atau tidak puas, sementara 58 persen tidak setuju dengan kepresidenan Joe Biden. Hanya 26 persen responden yang mengatakan mereka puas atau antusias dengan keadaan di AS.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh NBC menunjukkan bahwa 35 persen pemilih mengatakan keadaan demokrasi paling penting bagi suara mereka – lebih penting daripada ekonomi, yaitu sebesar 31 persen.

 


Pilpres AS 2024 Diwarnai Ancaman Bom ke Sejumlah TPS

TPS Pilpres AS di Georgia, Selasa 5 November 2024. (AP)

Meskipun secara umum sebagian besar tempat pemungutan suara (TPS) situasinya tenang, petugas penegak hukum sangat waspada terhadap gangguan. FBI memperingatkan ancaman bom di tempat pemungutan suara di "beberapa" negara bagian AS, dengan mengatakan tidak ada yang kredibel tetapi banyak yang tampaknya berasal dari Rusia. Badan tersebut mendesak masyarakat untuk "tetap waspada".

Pemungutan suara juga dilaporkan diperpanjang di beberapa tempat pemungutan suara Georgia setelah ancaman bom palsu.

Sementara itu, para pemimpin Republik telah memicu kekhawatiran atas kemungkinan penipuan suara dan kekhawatiran atas potensi kerusuhan sipil tinggi, setelah peristiwa kerusuhan Capitol AS pada awal 2021.

Donald Trump, yang selama bertahun-tahun mengklaim bahwa pemilihan 2020 dicuri darinya dan mengatakan satu-satunya cara Harris akan menang adalah jika Demokrat "curang", memposting klaim yang tidak berdasar di platform Truth Social-nya bahwa ada "kecurangan besar-besaran di Philadelphia".

Merespons klaim Donald Trump tersebut, kepemimpinan kota mengatakan sebagai tanggapan bahwa "tidak ada kebenaran dalam tuduhan ini".

Donald Trump juga mengatakan bahwa ada "penegak hukum yang datang" untuk menangani dugaan penipuan pemilih, tetapi Departemen Kepolisian Philadelphia mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengetahui apa yang dimaksud Trump.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya