Liputan6.com, Jakarta - Rebecca Finch, seorang nenek berusia 86 tahun, akhirnya mendapatkan pengampunan atas utang pinjaman mahasiswa swasta senilai hampir USD 32.000 atau sekitar Rp 508,14 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.879).
Kabar bahagia ini datang dari perusahaan pemberi pinjaman bernama Navient, yang mengirimkan surat pemberitahuan pada awal September, menyatakan utang Rebecca telah dihapuskan karena kondisi kesehatannya. Dilansir dari CNBC pada Rabu (6/11/2024).
Advertisement
"Kami telah menghapuskan sisa saldo pinjaman mahasiswa swasta Anda sejumlah USD 31.730,76 atau sekitar Rp 503,86 juta," bunyi surat Navient yang tertanggal 29 Agustus.
Menurut putri Rebecca, Sabrina Finch, perjalanan untuk mendapatkan pengampunan utang ini sangat sulit, penuh kebingungan, dan membuat stres. "Mencari tahu tentang opsi pengampunan itu sangat sulit," kata Sabrina.
Dia juga menambahkan kesulitan akses informasi ini membuat prosesnya terasa lebih panjang dan melelahkan.
Saat ini, pinjaman mahasiswa swasta bernilai sekitar USD 130 miliar, tetapi berbeda dengan pinjaman federal, pinjaman swasta jarang menyediakan bantuan atau pengampunan utang bagi peminjam yang mengalami masalah kesehatan serius.
Menurut pakar pendidikan tinggi Mark Kantrowitz, hanya sekitar setengah dari pemberi pinjaman swasta yang menyediakan opsi pengampunan bagi peminjam dengan disabilitas. Semua pinjaman federal, sebaliknya, memiliki pilihan ini.
"Transparansi sangat kurang," kata Carolina Rodriguez, Direktur Program Bantuan Konsumen Utang Pendidikan (EDCAP).
Ia menuturkan, sering kali, peminjam tidak mendapat informasi atau akses ke bantuan yang sebenarnya tersedia.
Awal Mula Terjadinya Pinjaman
Sabrina dan Rebecca telah berjuang lama dalam masalah ini. Pada 2007, Sabrina adalah peminjam utama pinjaman Navient saat dia masih belajar untuk menjadi perawat, dan Rebecca menjadi penanda tangan bersama.
Selama 20 tahun terakhir, keduanya menghadapi masalah kesehatan yang berat. Pada 2023, Sabrina mendapatkan tunjangan disabilitas jaminan ossial karena mengalami bipolar, sehingga membuatnya tidak dapat bekerja. Meski begitu, Sabrina merasa masih bertanggung jawab atas pinjaman itu dan berusaha mencari informasi keringanan.
Setelah berbagai usaha, akhirnya seorang agen Navient memberitahu Sabrina bahwa pengampunan utang disabilitas tersedia. Namun, prosesnya tetap rumit dan memerlukan banyak dokumen. Setelah mengirim bukti kesehatannya, Sabrina mendapatkan pengampunan atas utang tersebut.
Sabrina juga telah memberi tahu Navient tentang kondisi kesehatan ibunya yang serius, termasuk berbagai kondisi yang memengaruhi kualitas hidupnya. Meskipun begitu, seorang agen layanan Navient menyatakan bahwa pengampunan untuk Rebecca akan sulit diberikan.
"Navient mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan dibebaskan, terlepas dari dokumen yang diserahkan," kata Sabrina, menggambarkan rasa frustasinya dalam berkomunikasi dengan pemberi pinjaman.
Advertisement
Navient akhirnya Hapus Utang
Pada akhirnya, Navient memutuskan untuk menghapus utang Rebecca. Sabrina merasa lega, meskipun tetap kecewa karena sulitnya mengetahui dan mendapatkan opsi pengampunan ini.
Anna Anderson, seorang pengacara dari National Consumer Law Center, mencatat, "bahkan peminjam yang diduga memiliki akses ke sana, masih sangat, sangat sulit bagi mereka untuk benar-benar mencari dan menerima pembebasan."
Menurut Sabrina, ini adalah pengalaman yang tak terlupakan, namun ia tetap khawatir dengan mereka yang mungkin tidak memiliki informasi atau bantuan yang cukup. "Pasti banyak orang lain yang mengalami disabilitas dan berjuang dengan pinjaman ini," ujarnya.