Prabowo Diminta Lebih Berani Mengambil Keputusan Agar Subsidi Energi Lebih Tepat Sasaran

Fahmy mengatakan, berdasarka data yang ia dapat, lebih dari 50% subsidi BBM dan LPG tidak tepat sasaran. Angkanya mencapai Rp100 triliun.

oleh Tim News diperbarui 06 Nov 2024, 17:38 WIB
Presiden Prabowo Subianto memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menyerukan penolakan terhadap pemberian subsidi BBM dan LPG dalam bentuk produk. Hal ini dikarenakan terbukti  tidak tepat sasaran. 

"Jika pemberian subsidi masih diberikan dalam bentuk produk, pasti tidak tepat sasaran. Dan itu harus ditolak karena subsidi yang tepat sasaran harus by target. Tidak bisa lagi by product,” kata Fahmy. 

Saat ini, Fahmy mengatakan, berdasarka data yang ia dapat, lebih dari 50% subsidi BBM dan LPG tidak tepat sasaran. Angkanya mencapai Rp100 triliun.

"Presiden Prabowo Subianto bersama menteri-menterinya harus lebih berani membuat keputusan agar subsidi energi lebih tepat sasaran,” kata Fahmy.

Fahmy memberikan contoh pada pemberian subsidi energi untuk LPG, seharusnya pemerintah dapat memakai data bantuan langsung tunai.

"Sasaran subsidi LPG, sama dengan sasaran BLT. Jadi bisa menggunakan data itu,” katanya. 

Selain itu, Fahmy juga menekankan pentingnya subsidi tepat sasaran sehingga menghemat penggunaan anggaran negara seperti halnya pengelolaan subsidi listrik. 

“Subsidi listrik sudah lebih tepat sasaran karena telah menerapkan mekanisme by name dan by address, serta berdasarkan daya yang terpasang,” tambahnya.

 


Beresiko Hambat Program Pemerintah

Presiden Prabowo Subianto menggelar sidang kabinet paripurna keduanya pada sore hari ini, Rabu (6/11/2024). (Dok. Istimewa)

Fahmy juga menekankan pentingnya agar subsidi yang diberikan untuk BBM, LPG, dan listrik benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Jika subsidi energi tidak diberikan by target, berisiko menghambat program-program pemerintah yang lain, seperti makan siang gratis dan sebagainya,” kata dia.

Pernyataan Fahmy tersebut muncul setelah rapat yang diadakan oleh sejumlah anggota Kabinet Merah Putih di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa pemerintah tidak mengubah skema subsidi untuk LPG. Subsidi LPG akan tetap menggunakan skema yang sama.

"Menteri Bahlil ini terbukti tidak memahami pemberian subsidi untuk LPG yang seharusnya bisa diberikan sama seperti BLT," kata dia.  

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya