Mengenal EPIRB adalah Alat Penyelamat Vital di Kapal Laut

EPIRB adalah perangkat vital untuk keselamatan di laut. Pelajari fungsi, cara kerja, dan pentingnya EPIRB bagi keselamatan pelayaran dalam artikel lengkap ini.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Nov 2024, 20:12 WIB
epirb adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Keselamatan merupakan aspek krusial yang wajib diutamakan dalam setiap pelayaran. Salah satu perangkat vital yang berperan penting dalam situasi darurat di laut adalah EPIRB. Namun, apa sebenarnya EPIRB dan bagaimana cara kerjanya? Mari kita telusuri lebih lanjut tentang alat penyelamat penting ini.


Pengertian dan Definisi EPIRB

EPIRB merupakan singkatan dari Emergency Position Indicating Radio Beacon. Dalam bahasa Indonesia, EPIRB dapat diartikan sebagai Suar Radio Penunjuk Posisi Darurat. Perangkat ini dirancang khusus untuk memberikan sinyal darurat dan informasi lokasi yang akurat kepada tim penyelamat saat terjadi situasi gawat di laut.

EPIRB termasuk dalam kategori peralatan Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) yang wajib ada di kapal-kapal berukuran tertentu. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem satelit Cospas-Sarsat untuk mengirimkan sinyal marabahaya ke pusat koordinasi penyelamatan terdekat.

Secara fisik, EPIRB umumnya berbentuk silinder atau persegi panjang dengan dimensi sekitar 30 cm x 10 cm x 10 cm. Perangkat ini didesain tahan air dan dapat mengapung, sehingga tetap berfungsi meski kapal tenggelam. EPIRB biasanya berwarna oranye terang agar mudah terlihat di lautan.

Fungsi utama EPIRB adalah mengirimkan sinyal darurat yang berisi informasi identitas kapal dan koordinat lokasi kejadian. Sinyal ini akan diterima oleh satelit dan diteruskan ke pusat koordinasi SAR (Search and Rescue) terdekat untuk memulai operasi penyelamatan secepat mungkin.


Sejarah Perkembangan EPIRB

Cikal bakal EPIRB bermula dari sistem SAR berbasis satelit internasional yang digagas oleh empat negara yaitu Prancis, Kanada, Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia) pada tahun 1979. Sistem ini kemudian dikenal dengan nama Cospas-Sarsat.

Pada awalnya, EPIRB bekerja pada frekuensi 121,5 MHz dan 243 MHz. Namun seiring perkembangan teknologi, sejak 1 Februari 2009 sistem Cospas-Sarsat hanya memproses sinyal EPIRB pada frekuensi 406 MHz. Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan akurasi dan jangkauan deteksi sinyal darurat.

Beberapa tonggak penting dalam evolusi EPIRB antara lain:

  • 1979: Pendirian program Cospas-Sarsat oleh empat negara pelopor
  • 1982: Peluncuran satelit Cospas-1, menandai dimulainya era SAR berbasis satelit
  • 1988: EPIRB menjadi persyaratan wajib dalam konvensi SOLAS untuk kapal-kapal tertentu
  • 2009: Peralihan penggunaan frekuensi EPIRB ke 406 MHz secara global
  • 2019: Integrasi sistem Galileo Return Link Service untuk verifikasi penerimaan sinyal darurat

Perkembangan teknologi terus mendorong peningkatan kemampuan EPIRB dari waktu ke waktu. Saat ini, EPIRB modern dilengkapi GPS internal untuk penentuan posisi yang lebih akurat, serta fitur-fitur canggih lainnya untuk memaksimalkan peluang keselamatan di laut.


Cara Kerja EPIRB dalam Situasi Darurat

Mekanisme kerja EPIRB dirancang sesederhana mungkin agar dapat dioperasikan dengan mudah saat terjadi keadaan darurat. Berikut adalah tahapan cara kerja EPIRB secara umum:

  1. Aktivasi: EPIRB dapat diaktifkan secara manual dengan menekan tombol on/off, atau secara otomatis ketika terendam air pada kedalaman 2-4 meter melalui mekanisme hydrostatic release unit (HRU).
  2. Transmisi Sinyal: Setelah aktif, EPIRB akan memancarkan sinyal darurat pada frekuensi 406 MHz. Sinyal ini berisi kode identifikasi unik kapal serta koordinat GPS jika tersedia.
  3. Deteksi Satelit: Sinyal dari EPIRB akan ditangkap oleh satelit Cospas-Sarsat yang mengorbit bumi. Satelit ini berfungsi sebagai relay untuk meneruskan sinyal ke stasiun penerima di darat.
  4. Pemrosesan Data: Stasiun penerima atau Local User Terminal (LUT) akan memproses sinyal yang diterima untuk menentukan posisi EPIRB dan mengekstrak informasi identitas kapal.
  5. Penyampaian ke Pusat SAR: Data yang telah diproses kemudian diteruskan ke Mission Control Center (MCC) untuk dianalisis lebih lanjut dan diteruskan ke Rescue Coordination Centre (RCC) terdekat.
  6. Inisiasi Operasi SAR: RCC akan segera menginisiasi operasi pencarian dan penyelamatan berdasarkan informasi yang diterima dari EPIRB.

Selain sinyal utama 406 MHz, EPIRB juga memancarkan sinyal homing pada frekuensi 121,5 MHz. Sinyal ini membantu tim SAR untuk menemukan lokasi korban secara lebih presisi saat sudah berada di area pencarian.

Penting untuk dicatat bahwa EPIRB dirancang agar tetap mengapung dan terus memancarkan sinyal selama minimal 48 jam. Hal ini memberikan waktu yang cukup bagi tim SAR untuk melokalisasi dan menyelamatkan korban, bahkan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun.


Jenis-Jenis EPIRB yang Umum Digunakan

Terdapat beberapa jenis EPIRB yang beredar di pasaran, masing-masing dengan karakteristik dan fitur yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis EPIRB yang umum digunakan:

1. EPIRB Manual

EPIRB jenis ini harus diaktifkan secara manual oleh pengguna saat terjadi keadaan darurat. Biasanya dilengkapi dengan tombol on/off yang terlindungi untuk mencegah aktivasi yang tidak disengaja. EPIRB manual umumnya lebih murah, namun memiliki risiko tidak teraktivasi jika awak kapal tidak sempat mengaktifkannya.

2. EPIRB Otomatis

EPIRB otomatis dilengkapi dengan hydrostatic release unit (HRU) yang akan melepaskan dan mengaktifkan EPIRB secara otomatis ketika terendam air pada kedalaman tertentu. Jenis ini memberikan jaminan aktivasi yang lebih tinggi, terutama dalam situasi kapal tenggelam dengan cepat.

3. EPIRB GPS

EPIRB GPS dilengkapi dengan receiver GPS internal yang dapat memberikan koordinat lokasi yang lebih akurat. Hal ini sangat membantu mempercepat proses pencarian dan penyelamatan. EPIRB GPS umumnya lebih mahal, namun memberikan tingkat keselamatan yang lebih tinggi.

4. EPIRB AIS

EPIRB AIS (Automatic Identification System) merupakan pengembangan terbaru yang menggabungkan fungsi EPIRB dengan teknologi AIS. Selain mengirimkan sinyal ke satelit, EPIRB jenis ini juga memancarkan sinyal AIS yang dapat diterima oleh kapal-kapal di sekitarnya, meningkatkan peluang penyelamatan cepat.

Pemilihan jenis EPIRB yang tepat tergantung pada kebutuhan spesifik kapal, regulasi yang berlaku, serta pertimbangan biaya dan tingkat keselamatan yang diinginkan. Penting untuk berkonsultasi dengan ahli keselamatan maritim dalam menentukan jenis EPIRB yang paling sesuai untuk kapal Anda.


Pentingnya EPIRB bagi Keselamatan Pelayaran

EPIRB memainkan peran yang sangat krusial dalam menjamin keselamatan pelayaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa EPIRB begitu penting:

1. Respon Cepat dalam Situasi Darurat

Ketika terjadi kecelakaan atau situasi darurat di laut, setiap detik sangatlah berharga. EPIRB memungkinkan pengiriman sinyal marabahaya secara instan ke pusat koordinasi SAR, memicu respon penyelamatan yang cepat. Hal ini sangat vital terutama di daerah-daerah terpencil atau rute pelayaran yang jarang dilalui.

2. Penentuan Lokasi yang Akurat

EPIRB modern dilengkapi dengan GPS internal yang dapat memberikan koordinat lokasi dengan akurasi tinggi. Informasi ini membantu tim SAR untuk langsung menuju ke lokasi kejadian tanpa perlu melakukan pencarian area yang luas, menghemat waktu dan sumber daya yang berharga.

3. Operasional 24/7 Tanpa Bergantung pada Infrastruktur Lokal

Sistem Cospas-Sarsat yang digunakan EPIRB beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan mencakup seluruh wilayah globe. Tidak seperti sistem komunikasi konvensional, EPIRB tidak bergantung pada infrastruktur telekomunikasi lokal yang mungkin rusak atau tidak tersedia di lokasi kejadian.

4. Peningkatan Peluang Keselamatan

Dengan kemampuan untuk memberikan notifikasi cepat dan lokasi yang akurat, EPIRB secara signifikan meningkatkan peluang keselamatan bagi awak kapal dan penumpang dalam situasi darurat. Statistik menunjukkan bahwa penggunaan EPIRB telah menyelamatkan ribuan nyawa sejak diperkenalkan.

5. Kepatuhan terhadap Regulasi Internasional

EPIRB merupakan peralatan wajib bagi banyak jenis kapal sesuai dengan konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea) dan regulasi maritim internasional lainnya. Kepatuhan terhadap standar ini tidak hanya menjamin keselamatan, tetapi juga menghindari sanksi hukum dan operasional.

6. Memberikan Ketenangan Pikiran

Bagi awak kapal dan keluarga mereka, keberadaan EPIRB di kapal memberikan ketenangan pikiran. Mereka tahu bahwa jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ada sistem yang dapat diandalkan untuk meminta bantuan.

Mengingat pentingnya EPIRB bagi keselamatan pelayaran, sangat penting bagi pemilik dan operator kapal untuk memastikan bahwa EPIRB yang terpasang selalu dalam kondisi prima, diuji secara berkala, dan dioperasikan oleh awak kapal yang terlatih dalam penggunaannya.


Cara Menggunakan dan Merawat EPIRB

Penggunaan dan perawatan EPIRB yang tepat sangat penting untuk memastikan alat ini berfungsi optimal saat dibutuhkan. Berikut adalah panduan umum tentang cara menggunakan dan merawat EPIRB:

Cara Menggunakan EPIRB:

  1. Aktivasi Manual: Dalam situasi darurat, lepaskan EPIRB dari braketnya. Buka penutup pelindung dan tekan tombol ON. Pastikan EPIRB berada di area terbuka dengan pandangan langsung ke langit.
  2. Aktivasi Otomatis: Untuk EPIRB dengan fitur aktivasi otomatis, alat akan aktif sendiri ketika terendam air. Namun, tetap periksa apakah lampu indikator menyala untuk memastikan aktivasi.
  3. Posisikan dengan Benar: Jika memungkinkan, tempatkan EPIRB di lokasi tinggi dan terbuka. Hindari menempatkannya di dekat struktur logam besar yang dapat mengganggu sinyal.
  4. Biarkan Aktif: Setelah diaktifkan, biarkan EPIRB tetap menyala. Jangan mematikannya kecuali diarahkan oleh tim penyelamat atau ketika sudah benar-benar aman.

Perawatan EPIRB:

  1. Pemeriksaan Rutin: Lakukan pemeriksaan visual EPIRB setiap bulan. Pastikan tidak ada kerusakan fisik dan lampu indikator berfungsi normal.
  2. Uji Fungsi: Lakukan uji fungsi sesuai petunjuk pabrikan, biasanya setiap bulan. Ini umumnya melibatkan penekanan tombol test selama beberapa detik.
  3. Perawatan Baterai: Catat tanggal kedaluwarsa baterai dan ganti sesuai rekomendasi pabrikan, biasanya setiap 5 tahun. Jangan mencoba mengganti baterai sendiri; bawa ke teknisi bersertifikat.
  4. Pembaruan Registrasi: Pastikan informasi registrasi EPIRB selalu up-to-date. Lakukan pembaruan jika ada perubahan data kapal atau kontak darurat.
  5. Perawatan HRU: Untuk EPIRB dengan Hydrostatic Release Unit (HRU), ganti HRU sesuai jadwal yang direkomendasikan, biasanya setiap 2 tahun.
  6. Hindari Paparan Ekstrem: Meskipun EPIRB dirancang tahan cuaca, hindari paparan panas atau dingin ekstrem yang berkepanjangan.
  7. Bersihkan dengan Hati-hati: Jika perlu dibersihkan, gunakan kain lembap dengan air tawar. Hindari penggunaan bahan kimia atau pelarut.
  8. Simpan dengan Benar: Pastikan EPIRB disimpan di braket yang sesuai dan mudah diakses, namun terlindung dari benturan atau kerusakan tidak disengaja.

Ingat, EPIRB adalah peralatan keselamatan kritis. Selalu ikuti petunjuk pabrikan dan regulasi yang berlaku dalam penggunaan dan perawatannya. Jika ragu, konsultasikan dengan teknisi bersertifikat atau otoritas maritim setempat.


Perbedaan EPIRB dengan Alat Keselamatan Lain

Meskipun EPIRB merupakan alat keselamatan yang sangat penting, ada beberapa perangkat lain yang juga berperan dalam sistem keselamatan maritim. Penting untuk memahami perbedaan antara EPIRB dengan alat-alat ini:

1. EPIRB vs SART (Search and Rescue Transponder)

  • Fungsi: EPIRB mengirim sinyal darurat ke satelit untuk memulai operasi SAR skala besar. SART membantu kapal atau pesawat penyelamat menemukan lokasi tepat korban setelah tiba di area pencarian.
  • Jangkauan: EPIRB memiliki jangkauan global melalui sistem satelit. SART memiliki jangkauan lokal, biasanya sekitar 5-10 mil laut.
  • Frekuensi: EPIRB beroperasi pada 406 MHz (dan 121.5 MHz untuk homing). SART menggunakan frekuensi radar 9 GHz.

2. EPIRB vs PLB (Personal Locator Beacon)

  • Penggunaan: EPIRB dirancang untuk penggunaan maritim dan dipasang di kapal. PLB adalah versi personal yang dapat dibawa individu, cocok untuk berbagai aktivitas outdoor.
  • Daya Tahan: EPIRB umumnya memiliki daya tahan baterai lebih lama (48-96 jam) dibandingkan PLB (24-48 jam).
  • Regulasi: EPIRB tunduk pada regulasi maritim internasional, sementara PLB memiliki regulasi yang lebih fleksibel.

3. EPIRB vs Radio VHF Marine

  • Jangkauan: EPIRB memiliki jangkauan global, sementara radio VHF terbatas pada line-of-sight, biasanya 20-30 mil laut.
  • Komunikasi: EPIRB hanya mengirim sinyal satu arah. Radio VHF memungkinkan komunikasi dua arah.
  • Informasi: EPIRB mengirim data spesifik (ID kapal, posisi). Radio VHF memungkinkan penyampaian informasi lebih detail secara verbal.

4. EPIRB vs AIS (Automatic Identification System)

  • Tujuan Utama: EPIRB khusus untuk situasi darurat. AIS untuk identifikasi dan pelacakan kapal dalam operasi normal.
  • Penerima: Sinyal EPIRB diterima oleh satelit dan pusat SAR. Sinyal AIS diterima oleh kapal lain dan stasiun pantai dalam jangkauan.
  • Kontinuitas: EPIRB diaktifkan hanya saat darurat. AIS beroperasi terus-menerus selama kapal berlayar.

Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, semua alat ini saling melengkapi dalam sistem keselamatan maritim yang komprehensif. EPIRB tetap menjadi komponen kunci dalam memulai operasi penyelamatan skala besar, sementara alat lain membantu dalam aspek-aspek spesifik keselamatan dan navigasi.


Regulasi dan Standar Internasional terkait EPIRB

EPIRB tunduk pada berbagai regulasi dan standar internasional untuk memastikan keefektifan dan keandalan dalam situasi darurat. Berikut adalah beberapa regulasi dan standar utama yang berkaitan dengan EPIRB:

1. Konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea)

Konvensi SOLAS, di bawah naungan IMO (International Maritime Organization), mewajibkan kapal-kapal tertentu untuk dilengkapi dengan EPIRB. Persyaratan ini berlaku untuk:

  • Semua kapal penumpang yang melakukan pelayaran internasional
  • Semua kapal kargo berukuran 300 GT ke atas yang melakukan pelayaran internasional
  • Kapal-kapal penangkap ikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas berwenang

2. Regulasi GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System)

GMDSS, yang juga merupakan bagian dari SOLAS, mengatur spesifikasi teknis dan operasional EPIRB. Regulasi ini mencakup:

  • Frekuensi operasi (406 MHz untuk transmisi satelit)
  • Format pesan dan protokol transmisi
  • Persyaratan daya tahan dan kinerja

3. Standar Cospas-Sarsat

Sistem Cospas-Sarsat menetapkan standar teknis untuk EPIRB, termasuk:

  • Spesifikasi sinyal dan modulasi
  • Format pesan dan pengkodean
  • Prosedur pengujian dan sertifikasi

4. Rekomendasi ITU (International Telecommunication Union)

ITU memberikan rekomendasi terkait aspek telekomunikasi EPIRB, termasuk:

  • Alokasi frekuensi
  • Karakteristik teknis pemancar
  • Prosedur operasional

5. Standar IEC (International Electrotechnical Commission)

IEC menetapkan standar teknis rinci untuk EPIRB, mencakup:

  • Spesifikasi kinerja
  • Metode pengujian
  • Persyaratan lingkungan dan ketahanan

6. Regulasi Nasional

Selain standar internasional, banyak negara memiliki regulasi tambahan terkait EPIRB, seperti:

  • Persyaratan registrasi
  • Prosedur pemeliharaan dan pengujian
  • Aturan penggunaan dan aktivasi

Penting bagi pemilik dan operator kapal untuk memahami dan mematuhi semua regulasi dan standar yang berlaku. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan sanksi hukum dan, yang lebih penting, dapat membahayakan keselamatan awak kapal dan penumpang dalam situasi darurat.

Regulasi dan standar ini secara berkala ditinjau dan diperbarui untuk mengikuti perkembangan teknologi dan pembelajaran dari insiden-insiden sebelumnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam regulasi EPIRB dan memastikan peralatan yang digunakan selalu memenuhi standar terkini.


Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar EPIRB

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang EPIRB beserta jawabannya:

1. Apakah semua kapal wajib memiliki EPIRB?

Tidak semua kapal wajib memiliki EPIRB. Kewajiban ini bergantung pada ukuran kapal, jenis pelayaran, dan regulasi nasional. Namun, semua kapal yang melakukan pelayaran internasional dengan ukuran di atas 300 GT umumnya wajib dilengkapi EPIRB.

2. Berapa lama baterai EPIRB dapat bertahan?

Baterai EPIRB umumnya dirancang untuk bertahan minimal 48 jam dalam penggunaan terus-menerus. Namun, masa pakai baterai dalam kondisi siaga bisa mencapai 5-10 tahun, tergantung pada model dan pabrikan.

3. Apakah EPIRB perlu diregistrasi?

Ya, EPIRB harus diregistrasi ke otoritas yang berwenang di negara tempat kapal berbendera. Registrasi ini penting agar tim SAR dapat mengidentifikasi kapal dan pemiliknya saat menerima sinyal darurat.

4. Bagaimana cara menguji EPIRB tanpa memicu alarm palsu?

Sebagian besar EPIRB memiliki fitur "self-test" yang dapat digunakan untuk memeriksa fungsi perangkat tanpa mengirim sinyal darurat sebenarnya. Ikuti petunjuk pabrikan untuk melakukan pengujian ini, biasanya dengan menekan tombol test selama beberapa detik.

5. Apa yang terjadi jika EPIRB diaktifkan secara tidak sengaja?

Jika EPIRB diaktifkan secara tidak sengaja, segera matikan perangkat dan hubungi otoritas SAR terdekat untuk memberi tahu mereka bahwa itu adalah aktivasi yang tidak disengaja. Hal ini penting untuk mencegah operasi SAR yang tidak perlu.

6. Apakah EPIRB dapat digunakan di darat?

EPIRB dirancang khusus untuk penggunaan maritim. Untuk penggunaan di darat, ada perangkat serupa yang disebut Personal Locator Beacon (PLB). Meskipun EPIRB akan berfungsi di darat, penggunaannya di luar lingkungan maritim mungkin melanggar regulasi.

7. Seberapa akurat lokasi yang diberikan oleh EPIRB?

EPIRB modern yang dilengkapi GPS dapat memberikan lokasi dengan akurasi hingga 100 meter. EPIRB tanpa GPS masih dapat memberikan lokasi, tetapi dengan tingkat akurasi yang lebih rendah, biasanya dalam radius beberapa kilometer.

8. Apakah EPIRB dapat digunakan kembali setelah diaktifkan dalam keadaan darurat?

Setelah digunakan dalam situasi darurat sebenarnya, EPIRB harus diperiksa dan disertifikasi ulang oleh teknisi bersertifikat sebelum dapat digunakan kembali. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu penggantian komponen atau bahkan unit secara keseluruhan.

Pemahaman yang baik tentang EPIRB dan cara penggunaannya sangat penting bagi setiap pelaut. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, selalu konsultasikan dengan pabrikan EPIRB, otoritas maritim setempat, atau ahli keselamatan pelayaran.


Kesimpulan

EPIRB merupakan perangkat vital dalam sistem keselamatan maritim modern. Alat ini menjadi garis pertahanan terakhir ketika semua sistem komunikasi lain gagal, memberikan harapan bagi para pelaut dalam situasi paling genting di lautan. Dengan kemampuannya untuk mengirimkan sinyal darurat dan data lokasi secara akurat ke pusat koordinasi SAR, EPIRB telah terbukti menyelamatkan ribuan nyawa sejak diperkenalkan.

Namun, efektivitas EPIRB sangat bergantung pada pemahaman yang baik tentang cara kerjanya, perawatan yang tepat, dan penggunaan yang benar saat dibutuhkan. Pemilik dan operator kapal harus memastikan bahwa EPIRB selalu dalam kondisi prima, diuji secara berkala, dan dioperasikan oleh awak kapal yang terlatih.

Perkembangan teknologi terus mendorong inovasi dalam desain dan fitur EPIRB, meningkatkan akurasi dan keandalan perangkat ini. Integrasi dengan sistem navigasi dan komunikasi modern seperti AIS dan Galileo Return Link Service semakin memperkuat peran EPIRB dalam ekosistem keselamatan maritim.

Meskipun kita berharap tidak pernah harus menggunakan EPIRB dalam situasi nyata, keberadaannya di kapal memberikan ketenangan pikiran yang tak ternilai bagi para pelaut dan keluarga mereka. EPIRB bukan hanya sekadar alat, tetapi simbol komitmen industri maritim terhadap keselamatan dan perl

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya