Hubbud Dunya Adalah Penyakit Hati yang Berbahaya, Ini Ciri-Ciri dan Dampaknya

Pelajari tentang bahaya hubbud dunya adalah sikap cinta dunia berlebihan. Kenali ciri-ciri, dampak, dan cara mengatasinya untuk kehidupan yang lebih baik.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Nov 2024, 11:18 WIB
hubbud dunya adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Definisi Hubbud Dunya

Liputan6.com, Jakarta Hubbud dunya adalah istilah dalam bahasa Arab yang secara harfiah berarti "cinta dunia". Namun, pengertian hubbud dunya lebih dari sekadar mencintai kehidupan duniawi. Hubbud dunya adalah sikap berlebihan dalam mencintai dunia hingga melupakan tujuan akhirat. Ini merupakan kondisi hati yang terlalu terpaut pada hal-hal duniawi seperti harta, kedudukan, dan kesenangan sementara.

Dalam konteks spiritual Islam, hubbud dunya dianggap sebagai penyakit hati yang berbahaya. Seseorang yang mengidap hubbud dunya cenderung menjadikan dunia sebagai tujuan utama, bukan sekadar sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Mereka terlalu fokus mengejar kenikmatan dunia hingga lalai terhadap kewajiban ibadah dan persiapan kehidupan setelah kematian.

Hubbud dunya bukan berarti dilarang menikmati kehidupan dunia sama sekali. Islam mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Yang menjadi masalah adalah ketika kecintaan pada dunia melebihi kecintaan pada Allah dan kehidupan akhirat. Saat itulah seseorang dianggap telah terjangkit penyakit hubbud dunya.


Ciri-ciri Hubbud Dunya

Untuk mengenali apakah seseorang terjangkit hubbud dunya atau tidak, berikut adalah beberapa ciri-ciri yang umum ditemui:

  • Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sekadar sarana menuju akhirat
  • Mengumpulkan harta benda secara berlebihan tanpa memperhatikan halal dan haram
  • Kikir dan enggan bersedekah atau mengeluarkan zakat
  • Serakah dan tamak, selalu merasa kurang dengan apa yang dimiliki
  • Tidak bersyukur atas nikmat yang sedikit, selalu menginginkan yang lebih banyak
  • Suka pamer dan berbangga diri dengan harta atau kedudukan
  • Lalai dalam beribadah karena terlalu sibuk mengejar urusan duniawi
  • Takut miskin dan selalu khawatir kekurangan
  • Rela melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan duniawi
  • Merasa berat untuk berinfak di jalan Allah
  • Lebih mengutamakan pekerjaan daripada ibadah wajib seperti shalat
  • Suka menunda-nunda ibadah dengan alasan kesibukan dunia

Ciri-ciri di atas menunjukkan bahwa seseorang terlalu mencintai dunia hingga melupakan tujuan akhirat. Mereka cenderung memprioritaskan urusan duniawi di atas ketaatan kepada Allah. Jika menemukan beberapa ciri tersebut dalam diri, sebaiknya segera melakukan introspeksi dan perbaikan diri.


Penyebab Seseorang Bersifat Hubbud Dunya

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit sifat hubbud dunya, di antaranya:

  • Lemahnya iman dan keyakinan terhadap hari akhir
  • Kurangnya pemahaman tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara
  • Terlalu terpengaruh oleh gaya hidup materialistis
  • Sifat tamak dan tidak pernah merasa puas
  • Lupa diri ketika mendapat kenikmatan dunia
  • Terlalu fokus pada persaingan duniawi
  • Kurangnya kesadaran akan tanggung jawab di akhirat
  • Terlena oleh kesenangan semu dunia
  • Pengaruh lingkungan yang mendewakan materi
  • Trauma masa lalu terkait kemiskinan atau kekurangan

Penyebab-penyebab di atas saling berkaitan satu sama lain. Seseorang yang imannya lemah akan mudah tergoda oleh gemerlap dunia. Ditambah kurangnya pemahaman agama, mereka jadi lupa tujuan hidup yang sebenarnya. Lingkungan materialistis semakin mendorong seseorang untuk terus mengejar kenikmatan duniawi tanpa batas.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan penguatan iman dan pemahaman agama yang benar. Seseorang perlu diingatkan kembali akan hakikat kehidupan dunia yang sementara. Dengan begitu, mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi urusan duniawi tanpa melupakan persiapan akhirat.


Bahaya Hubbud Dunya

Hubbud dunya atau cinta dunia yang berlebihan membawa berbagai bahaya, baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat seseorang. Beberapa bahaya tersebut antara lain:

  • Melemahkan iman dan ketaatan kepada Allah
  • Membuat lalai dalam beribadah dan mengingat Allah
  • Mengeraskan hati sehingga sulit menerima nasihat
  • Mendorong seseorang berbuat zalim demi mendapatkan keuntungan duniawi
  • Menimbulkan sifat kikir dan enggan bersedekah
  • Membuat seseorang lupa bersyukur atas nikmat Allah
  • Menghilangkan ketenangan jiwa karena selalu merasa kurang
  • Merusak hubungan sosial karena sifat tamak dan egois
  • Membuat seseorang takut mati dan tidak siap menghadapi akhirat
  • Menjauhkan dari surga dan mendekatkan pada neraka

Rasulullah SAW memperingatkan bahayanya hubbud dunya dalam hadits:

"Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Tetapi aku khawatir dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana telah dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba (mendapatkannya) sebagaimana mereka berlomba-lomba, kemudian (dunia) itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa berbahayanya cinta dunia yang berlebihan. Ia dapat membinasakan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, setiap Muslim perlu waspada dan menjaga diri dari jebakan hubbud dunya.


Dampak Hubbud Dunya dalam Kehidupan

Sikap hubbud dunya membawa dampak negatif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seseorang, di antaranya:

  • Aspek Spiritual:
    • Melemahnya iman dan ketaatan beribadah
    • Hilangnya kekhusyukan dalam beribadah
    • Berkurangnya rasa takut kepada Allah
    • Lalai dalam mengingat kematian dan hari akhir
  • Aspek Psikologis:
    • Tidak pernah merasa puas dan tenang
    • Selalu merasa kurang dan iri pada orang lain
    • Mudah stres dan depresi jika tidak mendapatkan yang diinginkan
    • Kehilangan kebahagiaan hakiki karena terlalu fokus pada materi
  • Aspek Sosial:
    • Merusak hubungan dengan keluarga dan masyarakat
    • Menimbulkan sifat individualis dan tidak peduli pada sekitar
    • Memicu konflik karena sifat tamak dan serakah
    • Hilangnya rasa empati dan kepedulian sosial
  • Aspek Ekonomi:
    • Mendorong perilaku konsumtif dan boros
    • Menimbulkan hutang demi memenuhi gaya hidup
    • Enggan berzakat dan bersedekah
    • Rela melakukan korupsi atau kecurangan demi keuntungan

Dampak-dampak di atas menunjukkan betapa berbahayanya hubbud dunya bagi kehidupan seseorang. Ia tidak hanya merusak hubungan dengan Allah, tapi juga dengan sesama manusia. Bahkan bisa mendorong seseorang melakukan tindakan kriminal demi memuaskan hasrat duniawi. Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mewaspadai dan menghindari sikap hubbud dunya ini.


Cara Menghindari Hubbud Dunya

Untuk menghindari atau mengatasi sifat hubbud dunya, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah
    • Rajin membaca Al-Qur'an dan memahami maknanya
    • Memperbanyak ibadah wajib maupun sunnah
    • Menghadiri majelis ilmu untuk menambah pemahaman agama
  2. Mengingat kematian dan kehidupan akhirat
    • Merenungkan hakikat kehidupan dunia yang sementara
    • Membayangkan pertanggungjawaban di hari kiamat
    • Menziarahi kubur untuk mengambil pelajaran
  3. Bersikap qana'ah (merasa cukup)
    • Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah
    • Tidak membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya
    • Menyadari bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah
  4. Memperbanyak sedekah dan infak
    • Melatih diri untuk ikhlas berbagi dengan orang lain
    • Membantu orang yang membutuhkan
    • Meyakini bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah
  5. Hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan
    • Menghindari gaya hidup konsumtif
    • Membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan
    • Tidak terbawa arus tren yang tidak bermanfaat

Selain itu, penting juga untuk selalu bermuhasabah (introspeksi diri) dan meminta pertolongan Allah agar dijauhkan dari sifat hubbud dunya. Dengan konsisten menerapkan langkah-langkah di atas, seseorang dapat lebih bijak dalam menyikapi urusan duniawi tanpa melupakan tujuan akhirat.


Pandangan Islam tentang Hubbud Dunya

Islam memandang hubbud dunya sebagai penyakit hati yang berbahaya dan harus dihindari. Beberapa pandangan Islam terkait hubbud dunya antara lain:

  • Hubbud dunya adalah sumber dari segala kesalahan dan dosa

    Rasulullah SAW bersabda: "Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan." (HR. Baihaqi)

  • Hubbud dunya dapat melemahkan iman dan ketaatan

    Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. Al-Munafiqun: 9)

  • Dunia hanyalah kesenangan yang menipu

    Allah SWT berfirman: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut: 64)

  • Muslim harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat

    Rasulullah SAW bersabda: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok." (HR. Ibnu Asakir)

  • Harta dan kedudukan adalah ujian, bukan tujuan hidup

    Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun: 15)

Islam tidak melarang umatnya untuk menikmati kehidupan dunia. Yang dilarang adalah menjadikan dunia sebagai tujuan utama hingga melupakan akhirat. Seorang Muslim dianjurkan untuk mencari rezeki dan menikmati kenikmatan dunia, namun tetap dalam batas-batas yang diperbolehkan syariat dan tidak melalaikan kewajiban kepada Allah.


Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Hubbud Dunya

Al-Qur'an banyak memperingatkan tentang bahaya hubbud dunya. Berikut beberapa ayat yang berkaitan dengan hal tersebut:

  1. Surah Al-Hadid ayat 20:

    "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

  2. Surah Ali Imran ayat 14:

    "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."

  3. Surah Al-Kahfi ayat 46:

    "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."

  4. Surah Al-Qashas ayat 77:

    "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

  5. Surah At-Takatsur ayat 1-2:

    "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur."

Ayat-ayat di atas mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan dapat melalaikan manusia dari tujuan akhirat. Allah menegaskan bahwa kenikmatan dunia hanyalah perhiasan yang akan sirna, sementara amal saleh lebih baik pahalanya di sisi Allah. Karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk tidak terlena dengan gemerlap dunia dan tetap mengutamakan kehidupan akhirat.


Hadits-hadits tentang Hubbud Dunya

Selain ayat-ayat Al-Qur'an, terdapat banyak hadits yang memperingatkan tentang bahaya hubbud dunya. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya ia akan mengharapkan lembah yang ketiga. Dan tidaklah mulut anak Adam dipenuhi melainkan dengan tanah (kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat." (HR. Bukhari dan Muslim)

  2. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

  3. Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua matanya, dan ia tidak akan mendapatkan dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina." (HR. Ibnu Majah)

  4. Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Barangsiapa yang mencintai dunianya, maka ia akan membahayakan akhiratnya. Dan barangsiapa yang mencintai akhiratnya, maka ia akan membahayakan dunianya. Maka utamakanlah yang kekal daripada yang fana." (HR. Ahmad)

  5. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak peduli lagi dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram." (HR. Bukhari)

Hadits-hadits di atas menunjukkan betapa berbahayanya sikap hubbud dunya. Rasulullah SAW memperingatkan umatnya agar tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang sementara dan mengutamakan persiapan untuk kehidupan akhirat yang kekal. Seorang Muslim dianjurkan untuk menjadikan dunia sebagai ladang beramal, bukan tujuan akhir kehidupan.


Perbedaan Hubbud Dunya dengan Sikap Positif terhadap Dunia

Penting untuk membedakan antara hubbud dunya yang tercela dengan sikap positif terhadap dunia yang dianjurkan dalam Islam. Berikut beberapa perbedaannya:

Hubbud Dunya Sikap Positif terhadap Dunia
Menjadikan dunia sebagai tujuan utama Menjadikan dunia sebagai sarana menuju akhirat
Mengejar harta tanpa memperhatikan halal-haram Mencari rezeki dengan cara yang halal dan baik
Kikir dan enggan bersedekah Gemar bersedekah dan berbagi dengan sesama
Selalu merasa kurang dan tidak puas Bersyukur dan qana'ah (merasa cukup)
Lalai dalam beribadah karena sibuk urusan dunia Menyeimbangkan antara ibadah dan mencari nafkah
Takut miskin dan selalu khawatir kekurangan Yakin akan jaminan rezeki dari Allah
Suka pamer dan berbangga dengan harta Rendah hati dan tidak sombong dengan harta
Menimbun harta tanpa manfaat Memanfaatkan harta untuk kebaikan
Melupakan persiapan untuk akhirat Menjadikan dunia sebagai ladang amal untuk akhirat

Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap positif terhadap dunia, namun tetap menjaga keseimbangan dengan urusan akhirat. Seorang Muslim dianjurkan untuk bekerja keras mencari nafkah, namun tetap dalam koridor syariat dan tidak melalaikan ibadah. Harta yang diperoleh hendaknya digunakan untuk kebaikan, bukan sekadar untuk bermegah-megahan atau ditimbun tanpa manfaat.


FAQ Seputar Hubbud Dunya

  1. Q: Apakah mencari harta termasuk hubbud dunya?

    A: Tidak selalu. Mencari harta dengan cara yang halal dan digunakan untuk kebaikan bukan termasuk hubbud dunya. Yang termasuk hubbud dunya adalah jika pencarian harta menjadi tujuan utama hingga melalaikan kewajiban kepada Allah.

  2. Q: Bagaimana cara mengetahui apakah kita sudah terjangkit hubbud dunya?

    A: Beberapa tanda hubbud dunya antara lain: selalu merasa kurang, enggan bersedekah, lalai dalam ibadah karena sibuk urusan dunia, dan lebih mementingkan urusan dunia daripada akhirat.

  3. Q: Apakah orang miskin bisa terkena hubbud dunya?

    A: Ya, hubbud dunya bisa menimpa siapa saja, kaya maupun miskin. Orang miskin bisa terkena hubbud dunya jika terlalu mengejar harta hingga melupakan Allah dan akhirat.

  4. Q: Bagaimana cara menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat?

    A: Dengan menjadikan dunia sebagai sarana menuju akhirat. Bekerja keras mencari nafkah, namun tetap menjaga ibadah dan berbuat kebaikan. Gunakan harta untuk beramal dan membantu sesama.

  5. Q: Apakah memiliki harta banyak itu dilarang dalam Islam?

    A: Tidak dilarang, asalkan hartanya diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan untuk kebaikan. Yang dilarang adalah jika harta menjadikan seseorang lalai kepada Allah dan enggan beramal.


Kesimpulan

Hubbud dunya atau cinta dunia yang berlebihan merupakan penyakit hati yang berbahaya bagi seorang Muslim. Sikap ini dapat melemahkan iman, melalaikan ibadah, dan menjauhkan seseorang dari tujuan akhirat. Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap seimbang dalam menyikapi urusan dunia dan akhirat.

Untuk menghindari hubbud dunya, seorang Muslim perlu memperkuat iman, mengingat kematian, bersikap qana'ah, dan memperbanyak sedekah. Penting juga untuk selalu bermuhasabah dan memohon perlindungan Allah dari fitnah dunia. Dengan demikian, seorang Muslim dapat menjalani kehidupan dunia dengan bijak tanpa melupakan persiapan untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pemahaman kita tentang bahaya hubbud dunya serta cara mengatasinya. Mari bersama-sama menjadikan dunia sebagai ladang amal untuk kebahagiaan di akhirat kelak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya