Sinden Adalah: Panduan Lengkap Pengertian, Sejarah hingga Peran Penting dalam Seni Tradisional Indonesia

Pelajari seluk-beluk sinden, penyanyi wanita tradisional Jawa yang menjadi bagian penting dalam pertunjukan gamelan dan wayang. Simak sejarah dan perannya.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Nov 2024, 12:46 WIB
sinden adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Sinden merupakan salah satu elemen penting dalam seni pertunjukan tradisional Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sosok penyanyi wanita ini tidak hanya menghibur dengan suara merdunya, tetapi juga menjadi penjaga warisan budaya yang tak ternilai.

Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu sinden, sejarahnya, serta peran pentingnya dalam melestarikan seni dan budaya Nusantara.


Pengertian Sinden: Lebih dari Sekadar Penyanyi Tradisional

Sinden, yang juga dikenal sebagai pesinden atau waranggana, adalah sebutan bagi penyanyi wanita yang mengiringi orkestra gamelan dalam pertunjukan seni tradisional Jawa. Namun, peran sinden jauh lebih kompleks dari sekadar penyanyi biasa. Mereka adalah penjaga tradisi vokal Jawa yang kaya akan filosofi dan nilai-nilai budaya.

Istilah "sinden" sendiri memiliki beberapa asal-usul etimologis yang menarik:

  • Ada yang menyebutkan bahwa kata "sinden" berasal dari "pasindhian", yang berarti "kaya akan tembang" atau "yang melantunkan lagu".
  • Interpretasi lain menyatakan bahwa "sinden" berasal dari kata "sendu" dan "ing", yang berarti emosional atau menyayat hati.
  • Sebutan "waranggana" juga sering digunakan, di mana "wara" berarti wanita dan "anggana" berarti sendiri, menggambarkan posisi unik sinden sebagai satu-satunya penyanyi wanita dalam sebuah pertunjukan.

Seorang sinden bukan hanya dituntut memiliki suara merdu, tetapi juga harus menguasai berbagai aspek seni vokal Jawa yang kompleks. Mereka harus mampu menyanyikan berbagai jenis tembang (lagu tradisional Jawa) dengan teknik yang benar, memahami filosofi di balik lirik-lirik yang dinyanyikan, serta memiliki kepekaan terhadap irama gamelan yang mengiringi.


Sejarah Sinden: Dari Istana Hingga Panggung Rakyat

Keberadaan sinden dalam kesenian Jawa memiliki sejarah panjang yang dapat ditelusuri hingga era kerajaan-kerajaan besar di Pulau Jawa. Beberapa bukti arkeologis dan catatan sejarah memberikan gambaran tentang evolusi peran sinden dalam masyarakat Jawa:

  • Relief-relief di Candi Borobudur (abad ke-8) dan Candi Prambanan (abad ke-9) menggambarkan adegan-adegan yang melibatkan penyanyi wanita dalam berbagai pertunjukan seni.
  • Pada masa kerajaan Mataram Islam, sinden mulai mendapat tempat khusus dalam pertunjukan seni istana, terutama dalam pagelaran wayang kulit dan gamelan.
  • Seiring waktu, seni sinden berkembang dan menyebar ke kalangan rakyat biasa, menjadi bagian integral dari berbagai upacara adat dan perayaan masyarakat.

Perkembangan peran sinden juga tercermin dari perubahan posisi mereka dalam pertunjukan wayang kulit:

  • Awalnya, sinden duduk di belakang dalang dan pemain gender, hampir tidak terlihat oleh penonton.
  • Pada era Dalang Ki Narto Sabdo (pertengahan abad ke-20), posisi sinden dipindahkan ke sebelah kanan dalang, menghadap penonton. Perubahan ini membuat sinden lebih terlihat dan berperan lebih aktif dalam pertunjukan.

Evolusi peran sinden ini menunjukkan bagaimana seni tradisional Jawa terus beradaptasi dengan perubahan zaman, sambil tetap mempertahankan esensi dan nilai-nilai budayanya.


Peran Penting Sinden dalam Seni Pertunjukan Tradisional

Sinden memiliki peran yang sangat vital dalam berbagai bentuk seni pertunjukan tradisional Jawa. Kehadiran mereka tidak hanya menambah dimensi musikal, tetapi juga memperkaya aspek visual dan emosional dari sebuah pertunjukan. Berikut adalah beberapa peran kunci sinden:

  • Dalam Pertunjukan Wayang Kulit:
    • Sinden menyanyikan tembang-tembang yang mengiringi adegan-adegan tertentu, membantu membangun suasana dan memperkuat narasi cerita.
    • Mereka juga berperan dalam adegan "limbukan" dan "goro-goro", di mana sinden berinteraksi dengan dalang untuk menciptakan momen-momen humor dan hiburan.
  • Dalam Konser Karawitan:
    • Sinden menjadi vokalis utama yang menyanyikan gending-gending (komposisi musik gamelan) dengan berbagai tingkat kerumitan.
    • Suara mereka menjadi elemen penting dalam menciptakan harmoni dengan instrumen-instrumen gamelan.
  • Dalam Upacara Adat:
    • Sinden sering diundang untuk menyanyikan tembang-tembang khusus dalam berbagai ritual dan upacara tradisional Jawa.
    • Suara mereka dianggap memiliki kekuatan spiritual yang dapat membawa berkah dan keselamatan.

Selain peran musikal, sinden juga memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting:

  • Sebagai Penjaga Tradisi: Sinden menjadi media penyampai nilai-nilai dan filosofi Jawa melalui lirik-lirik tembang yang mereka nyanyikan.
  • Sebagai Ikon Budaya: Penampilan sinden yang anggun dengan kebaya dan sanggul menjadi representasi visual dari keindahan dan keanggunan budaya Jawa.
  • Sebagai Pendidik: Melalui tembang-tembang yang dinyanyikan, sinden turut berperan dalam menyampaikan ajaran moral dan kearifan lokal kepada masyarakat.

Peran multifaset ini menjadikan sinden sebagai salah satu elemen kunci dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya Jawa.


Ciri Khas dan Keunikan Sinden

Sinden memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakan mereka dari penyanyi pada umumnya. Kekhasan ini tidak hanya terletak pada teknik vokal, tetapi juga meliputi aspek penampilan dan peran mereka dalam pertunjukan. Berikut adalah beberapa ciri khas sinden:

  • Teknik Vokal Khusus:
    • Sinden menggunakan teknik vokal yang disebut "sindhenan", yang melibatkan pengolahan nada dan ornamentasi yang kompleks.
    • Mereka harus menguasai berbagai "cengkok" (pola melodi) dan "wiled" (variasi melodi) yang berbeda-beda untuk setiap jenis gending.
  • Penguasaan Repertoar:
    • Seorang sinden harus menguasai ratusan tembang dan gending dengan berbagai tingkat kesulitan.
    • Mereka juga harus memahami konteks dan makna dari setiap tembang yang dinyanyikan.
  • Kemampuan Improvisasi:
    • Sinden dituntut untuk bisa berimprovisasi dan menyesuaikan nyanyian mereka dengan irama gamelan dan suasana pertunjukan.
    • Mereka harus peka terhadap isyarat dari dalang atau pemimpin gamelan untuk menentukan kapan harus mulai dan berhenti menyanyi.
  • Penampilan:
    • Sinden umumnya mengenakan kebaya dan kain batik, dengan rambut disanggul rapi.
    • Penampilan ini bukan sekadar estetika, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai keanggunan dan kesopanan dalam budaya Jawa.
  • Posisi dalam Pertunjukan:
    • Dalam pertunjukan wayang kulit modern, sinden biasanya duduk di sebelah kanan dalang, menghadap penonton.
    • Posisi ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi lebih aktif dengan dalang dan penonton.

Keunikan lain dari sinden adalah kemampuan mereka untuk menyesuaikan gaya bernyanyi dengan jenis pertunjukan. Misalnya, gaya bernyanyi dalam pertunjukan wayang kulit mungkin berbeda dengan gaya yang digunakan dalam konser karawitan atau upacara adat. Fleksibilitas ini menunjukkan tingkat keahlian dan profesionalisme yang tinggi dari para sinden.


Teknik Menyanyi Sinden: Seni Vokal yang Kompleks

Teknik menyanyi sinden, yang dikenal sebagai "sindhenan", merupakan seni vokal yang sangat kompleks dan membutuhkan latihan intensif selama bertahun-tahun untuk dikuasai. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam teknik sindhenan:

  • Teknik Luk:
    • Ini adalah cara mengolah nada dengan melengkungkan atau membengkokkan suara.
    • Luk memberikan karakter khas pada suara sinden, menciptakan kesan mengalun dan lembut.
  • Teknik Wiled:
    • Wiled adalah pengembangan cengkok (pola melodi) dengan variasi melalui satu atau beberapa nada.
    • Ada beberapa jenis wiled, seperti wiled dhadhung pinuntir, wiled lunging gadhung, dan wiled ngombak banyu.
  • Teknik Gregel:
    • Gregel adalah cara menggetarkan satu nada, biasanya dua nada di atas nada lintasan atau nada seleh cengkok.
    • Teknik ini memberikan ornamentasi dan variasi pada melodi yang dinyanyikan.
  • Teknik Angkatan:
    • Angkatan mengacu pada cara memulai sajian teks pada suatu gending.
    • Teknik ini penting untuk menyinkronkan suara sinden dengan irama gamelan.
  • Teknik Seleh:
    • Seleh adalah cara mengakhiri frase melodi atau gatra (unit melodi dalam gamelan).
    • Teknik ini membutuhkan ketepatan nada dan timing yang presisi.
  • Teknik Pernapasan:
    • Sinden harus menguasai teknik pernapasan yang baik untuk dapat menyanyikan frase-frase panjang tanpa terputus.
    • Pernapasan yang tepat juga mempengaruhi karakter dan kualitas suara.

Selain teknik-teknik di atas, seorang sinden juga harus memperhatikan beberapa aspek penting lainnya:

  • Artikulasi: Kejelasan dalam pengucapan lirik sangat penting, mengingat banyak tembang menggunakan bahasa Jawa kuno atau bahasa sastra yang kompleks.
  • Dinamika: Kemampuan untuk mengatur volume dan intensitas suara sesuai dengan kebutuhan gending dan suasana pertunjukan.
  • Rasa: Sinden harus mampu menghayati dan menyampaikan "rasa" atau emosi dari setiap tembang yang dinyanyikan.
  • Kepekaan Irama: Kemampuan untuk selalu sinkron dengan irama gamelan, termasuk dalam perubahan tempo dan dinamika.

Penguasaan teknik-teknik ini membutuhkan dedikasi dan latihan yang intensif. Banyak sinden profesional mulai belajar sejak usia muda dan terus mengasah keterampilan mereka sepanjang karir. Kompleksitas teknik sindhenan ini menjadikannya salah satu bentuk seni vokal yang paling menantang dan dihargai dalam tradisi musik Indonesia.


Peran Sinden dalam Melestarikan Budaya

Sinden memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya Jawa khususnya, dan budaya Indonesia pada umumnya. Kontribusi mereka tidak hanya terbatas pada aspek seni pertunjukan, tetapi juga meluas ke berbagai dimensi sosial dan kultural. Berikut adalah beberapa cara sinden berperan dalam melestarikan budaya:

  • Transmisi Pengetahuan Tradisional:
    • Melalui tembang-tembang yang dinyanyikan, sinden menjadi media penyampai berbagai ajaran moral, filosofi hidup, dan kearifan lokal Jawa.
    • Lirik-lirik tembang sering kali mengandung petuah dan nilai-nilai luhur yang relevan hingga saat ini.
  • Pemeliharaan Bahasa:
    • Sinden berperan dalam menjaga kelestarian bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa kuno dan bahasa sastra yang jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
    • Melalui tembang-tembang klasik, mereka membantu memperkenalkan kosakata dan struktur bahasa Jawa yang kompleks kepada generasi muda.
  • Pelestarian Seni Musik Tradisional:
    • Sebagai bagian integral dari pertunjukan gamelan, sinden turut menjaga keberlangsungan musik tradisional Jawa.
    • Mereka membantu mempertahankan berbagai gaya dan aliran musik karawitan yang berbeda-beda.
  • Representasi Budaya Visual:
    • Penampilan sinden dengan busana tradisional menjadi representasi visual dari keanggunan dan estetika budaya Jawa.
    • Hal ini membantu mempertahankan dan mempromosikan gaya berbusana tradisional di tengah arus modernisasi.
  • Pendidikan Budaya:
    • Banyak sinden yang juga berperan sebagai guru atau instruktur, mengajarkan seni vokal tradisional kepada generasi muda.
    • Mereka menjadi jembatan penghubung antara tradisi masa lalu dengan generasi masa kini.
  • Diplomasi Budaya:
    • Sinden sering kali menjadi duta budaya dalam berbagai festival dan pertunjukan internasional.
    • Mereka membantu memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke panggung global.
  • Inovasi dan Adaptasi:
    • Beberapa sinden modern bereksperimen dengan menggabungkan elemen tradisional dengan musik kontemporer, membantu seni sindhenan tetap relevan di era modern.
    • Ini membantu menarik minat generasi muda terhadap seni tradisional.

Peran sinden dalam pelestarian budaya tidak hanya terbatas pada mempertahankan tradisi, tetapi juga melibatkan proses adaptasi dan inovasi. Mereka harus mampu menyeimbangkan antara menjaga keaslian seni tradisional dan menyesuaikannya dengan selera dan kebutuhan masyarakat modern. Dengan cara ini, sinden membantu memastikan bahwa warisan budaya Jawa tetap hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman.


Tantangan dan Peluang bagi Sinden di Era Modern

Di era globalisasi dan digitalisasi, seni tradisional termasuk sinden menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang baru. Berikut adalah beberapa tantangan dan peluang yang dihadapi oleh para sinden di masa kini:

Tantangan:

  • Persaingan dengan Hiburan Modern:
    • Meningkatnya popularitas musik pop dan bentuk hiburan modern lainnya dapat mengurangi minat masyarakat terhadap seni tradisional.
    • Sinden harus bersaing untuk mendapatkan perhatian audiens, terutama dari kalangan generasi muda.
  • Kurangnya Regenerasi:
    • Semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk mempelajari seni sinden secara serius.
    • Hal ini dapat mengancam keberlangsungan tradisi sinden di masa depan.
  • Perubahan Gaya Hidup:
    • Pergeseran gaya hidup masyarakat modern membuat pertunjukan tradisional seperti wayang kulit semalam suntuk menjadi kurang populer.
    • Ini berdampak pada berkurangnya kesempatan tampil bagi para sinden.
  • Standarisasi dan Komersialisasi:
    • Ada risiko bahwa seni sinden akan terlalu distandarisasi atau dikomersialkan, yang dapat mengurangi keotentikan dan kedalaman seninya.

Peluang:

  • Teknologi Digital:
    • Platform media sosial dan streaming musik memberi kesempatan bagi sinden untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
    • Teknologi rekaman modern memungkinkan preservasi dan dokumentasi seni sinden dengan kualitas yang lebih baik.
  • Kolaborasi Lintas Genre:
    • Ada peluang untuk berkolaborasi dengan musisi dari genre lain, menciptakan fusi yang menarik antara tradisional dan modern.
    • Ini dapat membantu memperkenalkan seni sinden kepada audiens baru.
  • Pariwisata Budaya:
    • Meningkatnya minat terhadap pariwisata budaya membuka peluang bagi sinden untuk tampil di berbagai acara dan destinasi wisata.
  • Pendidikan dan Pelatihan:
    • Ada peluang untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan sinden yang lebih terstruktur dan modern.
    • Ini dapat membantu menarik minat generasi muda untuk mempelajari seni sinden.
  • Diplomasi Budaya:
    • Sinden dapat berperan sebagai duta budaya Indonesia di kancah internasional, membantu mempromosikan kekayaan budaya negara.
  • Inovasi dalam Pertunjukan:
    • Ada peluang untuk mengembangkan format pertunjukan baru yang menggabungkan elemen tradisional dengan presentasi modern.
    • Ini dapat membantu menarik minat audiens yang lebih luas.

Menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang ini membutuhkan kreativitas dan adaptabilitas dari para sinden dan pemangku kepentingan seni tradisional. Diperlukan keseimbangan antara mempertahankan esensi dan nilai-nilai tradisional sinden, sambil tetap terbuka terhadap inovasi dan perkembangan baru. Dengan pendekatan yang tepat, seni sinden dapat terus berkembang dan tetap relevan di era modern, sambil tetap mempertahankan perannya yang penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.


Kesimpulan

Sinden merupakan aset berharga dalam khazanah seni dan budaya Indonesia. Peran mereka jauh melampaui sekadar penyanyi tradisional; mereka adalah penjaga warisan budaya, penyampai nilai-nilai luhur, dan ikon keanggunan Jawa. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, seni sinden terus menunjukkan daya tahannya melalui adaptasi dan inovasi.

Keberadaan sinden tidak hanya penting bagi pelestarian budaya, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya keragaman seni Indonesia. Dengan memahami dan menghargai peran penting sinden, kita dapat turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Sebagai penutup, mari kita renungkan bahwa sinden bukan sekadar penghibur atau ornamen dalam pertunjukan tradisional. Mereka adalah penyambung lidah masa lalu, penjaga kearifan lokal, dan inspirasi bagi kreativitas masa depan. Dalam suara merdu seorang sinden, kita dapat mendengar gema sejarah, filosofi hidup, dan keindahan budaya Nusantara yang tak ternilai harganya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya