India Gelar KTT Buddha Pertama Negara-negara Asia, Tekankan Pesan Harmonis untuk Masa Depan

KTT ini berlangsung di bawah naungan Konfederasi Buddha Internasional (IBC) dengan tema "Peran Buddha Dhamma dalam Memperkuat Asia."

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Nov 2024, 00:33 WIB
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Para pemimpin spiritual Buddha dari seluruh Asia dan sekitarnya berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Buddha Asia pertama 2024 yang diselenggarakan selama dua hari di New Delhi, India.

KTT Buddha ini berlangsung di bawah naungan Konfederasi Buddha Internasional (IBC) dengan tema "Peran Buddha Dhamma dalam Memperkuat Asia."

Acara tersebut diresmikan oleh Presiden Droupadi Murmu yang berpartisipasi dalam upacara persembahan bunga kepada Sang Buddha dan proses penyalaan lampu, disertai oleh Mangalacharan yang dipimpin oleh para biksu Mahayana.

Ia juga bertemu dengan para biarawati Buddha dari seluruh dunia, dikutip dari laman ANI, Selasa (5/11/2024).

Pada acara tersebut, doa dalam bahasa Pali oleh para biksu memberikan nuansa spiritual, diikuti oleh salam Dhamma dari Sekretaris Jenderal IBC, Shartse Khensur Rinpoche Jangchup Choeden.

Menteri Persatuan Kebudayaan dan Pariwisata Gajendra Singh Shekhawat memberikan kenang-kenangan kepada presiden dan Kiren Rijiju Menteri Persatuan Urusan Parlemen India, menyampaikan sambutan pembukaan.

Ia berkata: "Pesan Buddha disebarkan dari India ke negara-negara lain. Jika ajaran beliau diikuti, kesejahteraan dunia akan tercapai. Sebagai seorang penganut Buddha, saya merasa beruntung menjadi bagian dari acara ini."

Menyoroti pentingnya KTT Buddha Asia, Gajendra Singh Shekhawat menyatakan: "Acara ini memberikan kesempatan unik untuk menyatukan beragam suara Buddha Dhamma."

Sesi pembukaan meliputi film pendek yang menampilkan pentingnya KTT Buddha Asia dan Buddha Dhamma.

Puncak dari sesi tersebut adalah pidato yang memikat tentang "Pengakuan Bahasa Pali sebagai Bahasa Klasik India," yang disampaikan oleh Yang Mulia Sitagu Sayadaw, seorang sarjana Buddha ternama dari Myanmar.

 


Peluncuran Logo KTT

Ilustrasi biksu buddha. (dok. pexels/Wouter de Jong)

Presiden Murmu juga meluncurkan logo KTT dan menyampaikan pidato utama yang menggarisbawahi pentingnya penyebaran ajaran Buddha di seluruh Asia.

Ia memuji Konfederasi Buddha Internasional atas penyelenggaraan acara ini dan Murmu berkata: "Buddha mengajarkan kita cara menjalani kehidupan yang bermoral. Di dunia yang menghadapi berbagai tantangan, berbagai aliran pemikiran menawarkan panduan berharga tentang apa yang perlu dilakukan. Saya yakin bahwa pertemuan puncak ini akan memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama kita."

Selama acara berlangsung, pertunjukan budaya yang memikat ditampilkan, yang menambahkan dimensi yang memperkaya dan semarak pada acara tersebut.

Sesi tersebut difokuskan pada penyebaran Buddha Dhamma di Asia, yang dimoderatori oleh para cendekiawan terkenal yang berbagi wawasan mereka, mendorong diskusi yang bermakna tentang peran agama Buddha dalam masyarakat kontemporer.

Mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam atas kesempatan untuk menjadi bagian dari pertemuan tersebut, Lama Aria Drolma, seorang guru Buddha yang ditahbiskan, berkata, "Saya merasa sangat terhormat berada di sini. Sungguh penting bagi semua tradisi untuk berkumpul hari ini. Ada banyak penyembuhan ketika para biksu dan biarawan berkumpul. Ketika kita berkumpul dengan damai dan harmonis, itu menyebar ke mana-mana."

 


Pentingnya KTT Buddha

Ilustrasi biksu buddha. (dok. pexels/cottonbro)

Menekankan pentingnya KTT Buddha Asia, Abhijit Halder, Direktur Jenderal Konfederasi Buddha Internasional, mengatakan: "Kami memiliki sekitar 160 delegasi dari berbagai negara, termasuk banyak dari Asia Tengah, seperti Uzbekistan, Tajikistan, dan Kazakhstan. Negara-negara ini sangat menarik karena terletak di sepanjang Jalur Sutra kuno, rute perdagangan bersejarah yang dilalui para pedagang dan biksu dari India ke Tiongkok, menyebarkan ajaran Buddha."

Ketika ditanya tentang inspirasi di balik tema KTT tersebut, Halder menjelaskan bahwa Dhamma Buddha di Asia sangat istimewa karena, secara umum, orang Asia memiliki budaya tradisional dan sistem nilai yang mengakar kuat. Filosofi Buddha sangat selaras dengan konteks ini dan telah berkembang pesat di sini.

KTT Buddha Asia menunjukkan kolaborasi yang luar biasa di antara para pemimpin dan cendekiawan Buddha, yang membuka jalan bagi hubungan yang lebih dalam dan pembelajaran bersama lintas negara.

Infografis Penodaan Agama (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya