Liputan6.com, Washington, DC - Ketika jaringan berita kabel menyebut Pennsylvania sebagai pemenang Donald Trump, sekelompok kecil pria Arab di Lava Java Hookah Lounge bersorak.
Waktu lewat pukul 01.00 pada hari Rabu saat pertemuan Arab Americans For Trump di Dearborn, Michigan, berubah menjadi pesta kemenangan bagi Trump.
Advertisement
Orang-orang bahkan dilaporkan melantunkan "Mabrouk" - yang berarti ucapan selamat dalam bahasa Arab - lagu populer yang dibawakan penyanyi Lebanon Ramy Yach. Lagu itu kerap diputar di pesta pernikahan Arab untuk merayakan awal yang baru.
Kerumunan kecil yang sebagian besar terdiri dari pria bertepuk tangan. Seorang reporter Times of Israel bergegas mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya.
"Saya gembira," kata Nabeel Hamameh, salah satu yang hadir dalam momen itu, kepada Middle East Eye (MEE) seperti dikutip Kamis (7/11).
"Negara ini membutuhkan perubahan dan saya pikir Trump adalah orang yang tepat untuk membuat perubahan itu."
Di Dearborn, kota dengan mayoritas warga Arab Amerika terbesar di AS, perang di Jalur Gaza - dan penanganan pemerintahan Joe Biden terhadap itu - menjadi titik perhitungan bagi para pemilih yang menyatakan ketidaksenangan mereka.
Salah satunya adalah Bishara Bahbah, pendiri kelompok Arab Americans for Trump. Dia menuturkan kepada MEE bahwa dia sangat gembira saat Trump meraih kemenangan.
Bahbah, yang lahir di Yerusalem dan merupakan mantan peneliti di Universitas Harvard, adalah seorang Demokrat hingga awal tahun ini. Namun, dia beralih mendukung Trump karena perang di Jalur Gaza.
Dia berharap Demokrat akan belajar dari kesalahan mereka karena mengabaikan rakyat Palestina dan perjuangan mereka.
Sementara itu, Hamameh mengungkapkan bahwa dia selalu menjadi seorang Republikan dan dengan bangga dia mengenakan topi bertuliskan "MAGA", merujuk pada slogan Trump, "Make America Great Again". Malam itu, dia datang dengan kaos bertuliskan "Trump 2024 Make America Great Again".
"(Trump) mungkin akan lebih dihormati di seluruh dunia," kata Hamameh. "Saya rasa dia memiliki hubungan yang lebih baik dengan para pemimpin internasional dan dia pasti akan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengendalikan teror Israel."
Trump unggul atas Kamala Harris, baik secara electoral votes maupun popular vote. Mengutip The New York Times, Trump berhasil mengamankan 277 electoral votes, melampaui 270 yang dibutuhkan untuk menjadi pemenang Pilpres AS.
Secara popular vote, Trump meraih 71.816.539 suara meninggalkan Harris jauh di belakang dengan 66.936.996 suara.