UAH Ungkap Amalan Tertinggi yang Menarik Perhatian Allah SWT, Kunci Sukses Dunia Akhirat

UAH menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga kunci keberhasilan di dunia dan akhirat. Perhatian khusus dari Allah SWT terhadap amalan ini menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam hidup seseorang. Setiap doa yang dipanjatkan akan lebih cepat terkabul ketika seseorang benar-benar menghormati dan mengabdi kepada orang tuanya dengan sepenuh hati.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2024, 14:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Nasihat dari para ulama selalu memberikan panduan hidup bagi umat Islam. Salah satu amalan yang sering ditekankan adalah berbakti kepada orangtua.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengupas pernyataan Ibnu Abbas radhiallahu ta’ala anhuma tentang keutamaan berbakti kepada orang tua. Mengutip pandangan ulama tersebut, UAH memberikan pemahaman lebih dalam tentang hubungan amalan ini dengan rahmat Allah SWT.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @assyafii.id62, UAH menyampaikan bahwa tidak ada amalan yang lebih cepat menarik perhatian Allah SWT untuk memberikan ampunan kepada orang yang bertaubat selain berbakti kepada orang tua. Ibnu Abbas menyebut amalan ini sebagai cara efektif untuk mendapatkan ridha Allah dan mempercepat terkabulnya doa. Pesan ini menjadi pengingat bagi setiap umat Islam untuk lebih menghormati dan memuliakan orang tua.

UAH menjelaskan bahwa berbakti kepada orangtua bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga kunci keberhasilan di dunia dan akhirat. Perhatian khusus dari Allah SWT terhadap amalan ini menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam hidup seseorang. Setiap doa yang dipanjatkan akan lebih cepat terkabul ketika seseorang benar-benar menghormati dan mengabdi kepada orang tuanya dengan sepenuh hati.

Ketulusan dalam berbakti kepada orang tua mampu menghapus dosa-dosa dan membawa keberkahan dalam hidup. Menurut UAH, kesungguhan dalam melayani orang tua dapat meluluhkan hati Allah, bahkan melebihi amalan-amalan besar lainnya. Ini bukan berarti mengabaikan ibadah lain, tetapi menunjukkan prioritas dan keutamaan yang diberikan kepada bakti pada orang tua dalam ajaran Islam.

Ibnu Abbas, yang merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW dan ahli tafsir Al-Qur'an, tidak sembarangan dalam menegaskan amalan ini. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Islam memuliakan orang tua dan menempatkan mereka dalam posisi istimewa. Berbakti kepada orang tua menjadi amalan yang tak tertandingi dalam menarik perhatian Allah. UAH menegaskan pentingnya memahami ini sebagai dasar membangun kehidupan yang diberkahi.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kunci Sukses Hidup di Dunia

Ilustrasi orang tua. (Image by freepik)

UAH mengingatkan bahwa doa orang tua juga menjadi salah satu kunci kesuksesan hidup. Keberkahan yang diberikan oleh orang tua, baik dalam bentuk doa maupun nasihat, menjadi pelindung dan pendorong dalam menghadapi kehidupan. Sebaliknya, mengabaikan hak orang tua bisa menjadi penghalang bagi seseorang dalam mendapatkan keberkahan. Berbakti bukan hanya soal fisik, tetapi juga mencakup rasa hormat dan kasih sayang.

Sebuah kisah yang sering diceritakan dalam ajaran Islam adalah bagaimana Rasulullah SAW menegaskan pentingnya berbakti kepada orang tua. UAH mengutip bahwa amal ibadah yang dilakukan tanpa restu atau ridha orang tua bisa saja kehilangan nilai di hadapan Allah. Sebaliknya, amalan sederhana yang didukung oleh doa dan restu orang tua bisa menjadi penyebab turunnya rahmat.

Berbakti kepada orang tua adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah. UAH menjelaskan bahwa keberkahan hidup, baik berupa rezeki, kesehatan, maupun ketenangan batin, sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang memperlakukan orang tuanya. Berbuat baik kepada mereka adalah bentuk ibadah yang langsung direspons oleh Allah dengan rahmat yang melimpah.

Tidak sedikit contoh di sekitar yang menunjukkan keajaiban dari berbakti kepada orang tua. UAH membagikan kisah-kisah orang yang mengalami perubahan hidup drastis setelah memutuskan untuk lebih memperhatikan dan memuliakan orang tua mereka. Doa yang selama ini terhalang, tiba-tiba menjadi kenyataan ketika bakti kepada orang tua dijalankan dengan sungguh-sungguh. Ini adalah bukti nyata dari apa yang diajarkan Ibnu Abbas.

Dalam ceramahnya, UAH mengingatkan bahwa setiap orang tua memiliki hak yang harus dipenuhi oleh anak-anaknya. Memuliakan mereka tidak hanya terbatas pada saat mereka hidup, tetapi juga setelah mereka wafat. Mendoakan orang tua, menyedekahkan amal atas nama mereka, dan melanjutkan perjuangan kebaikan yang mereka lakukan adalah bentuk bakti yang tidak pernah putus.

Terkabulnya doa dan ampunan dari Allah adalah harapan setiap muslim. UAH menegaskan bahwa kunci dari semua itu ada pada berbakti kepada orang tua. Ini bukan hanya soal taat perintah, tetapi juga menunjukkan cinta yang tulus dan rasa hormat yang mendalam. Amalan ini menjadi penyebab Allah menurunkan rahmat yang tak terhingga. Dengan demikian, berbakti kepada orang tua menjadi investasi terbaik di dunia dan akhirat.


Pelihara Hubungan Baik dengan Orangtua

Ilustrasi Janak merawat orangtuanya yang Lansia. Foto: Freepik.

Pernyataan Ibnu Abbas yang diangkat oleh UAH dalam ceramahnya ini tidak hanya berisi ajakan, tetapi juga peringatan. Mengabaikan orang tua, bahkan sedikit saja, bisa menjadi penghalang besar bagi rezeki dan keberkahan. UAH menganjurkan setiap umat Islam untuk tidak menunda-nunda berbakti, sebab kita tidak pernah tahu kapan waktu berakhir.

Hubungan anak dengan orang tua, menurut UAH, harus dipelihara dengan penuh kasih dan perhatian. Setiap kali orang tua merasakan kebahagiaan karena anak-anaknya, saat itu pula keberkahan turun. UAH mendorong umat Islam untuk terus menjaga dan memperhatikan kondisi orang tua, baik secara emosional, fisik, maupun spiritual. Keseimbangan inilah yang akan membawa kebaikan.

Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh bahwa setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang tua adalah amalan yang akan dicatat dengan tinta emas oleh malaikat. Pengorbanan yang mungkin terlihat kecil, seperti mendengarkan cerita mereka atau memenuhi kebutuhan sehari-hari, memiliki nilai yang luar biasa di hadapan Allah. Ini adalah bentuk pengabdian yang sangat dihargai dalam Islam.

Dalam konteks modern yang penuh kesibukan, UAH mengingatkan pentingnya meluangkan waktu untuk orang tua. Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengabaikan mereka. Umat Islam diajak untuk memprioritaskan orang tua, bahkan di tengah kesibukan duniawi. Waktu yang dihabiskan untuk membahagiakan mereka adalah waktu yang akan mendatangkan berkah.

Berbakti kepada orang tua, sebagaimana dijelaskan UAH, adalah amalan yang tidak akan pernah sia-sia. Setiap senyuman yang mereka berikan sebagai tanda ridha akan menjadi saksi di hadapan Allah. Perbuatan baik kepada orang tua bukan hanya mendatangkan pahala, tetapi juga ketenangan jiwa. UAH mengingatkan, siapa yang tidak ingin mendapatkan ridha Allah?

Umat Islam, menurut UAH, harus melihat berbakti kepada orang tua sebagai peluang emas. Jangan sampai amalan lain didahulukan jika hak orang tua belum terpenuhi. Amalan tertinggi ini memiliki dampak langsung dalam kehidupan sehari-hari. UAH menegaskan, semakin dekat hubungan seseorang dengan orang tuanya, semakin dekat pula ia dengan rahmat Allah.

Nasihat dari UAH ini seharusnya menjadi refleksi bagi setiap muslim. Dalam kehidupan yang penuh tantangan, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri dengan berbakti kepada orang tua. Tidak ada alasan untuk menunda kebaikan ini. Semakin cepat seseorang memulai, semakin besar pula rahmat yang bisa diraih. Berbakti kepada orang tua adalah wujud cinta sejati kepada Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya