Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Kamis (7/11/2024). Bahkan IHSG kembali ke posisi 7.200 dan 362 saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,9 persen ke posisi 7.243,88. Indeks saham LQ45 terpangkas 1,6 persen ke posisi 867. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.386,38 dan level terendah 7.243,88.
Advertisement
Sebanyak 362 saham memerah sehingga menekan IHSG. 221 saham menguat dan 199 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.335.241 kali dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.730. Investor asing jual saham Rp 1,6 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 35,96 triliun.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham siklikal naik 0,07 persen dan sektor saham properti melonjak 0,33 persen.
Sementara itu, sektor saham basic susut 3,47 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi merosot 2,33 persen, sektor saham keuangan turun 0,97 persen.
Sektor saham industri terpangkas 0,94 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,80 persen, sektor saham energi melemah 0,91 persen. Lalu sektor saham kesehatan melemah 0,91 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,91 persen. Sektor saham infrastruktur susut 0,45 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,30 persen.
Gerak Saham
Saham TPIA merosot 11,5 persen ke posisi Rp 6.700 per saham. Saham TPIA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 7.625 per saham. Harga saham TPIA berada di level tertinggi Rp 7.625 dan level terendah Rp 6.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.572 kali dengan volume perdagangan 205.035 saham. Nilai transaksi Rp 143,2 miliar.
Saham CUAN terpangkas 6,4 persen ke posisi Rp 6.550 per saham. Harga saham CUAN dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 7.050 per saham. Harga saham CUAN berada di level tertinggi Rp 7.225 dan level terendah Rp 6.550 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.887 kali dengan volume perdagangan 33.295 saham. Nilai transaksi Rp 22,7 miliar.
Saham BRPT terpangkas 4,3 persen ke posisi Rp 890 per saham. Harga saham BRPT dibuka stagnan di posisi Rp 930 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 930 dan level terendah Rp 885 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.241 kali dengan volume perdagangan 1.043.453 saham. Nilai transaksi Rp 94,2 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham regional Asia cenderung menguat. Pasar merespons surplus perdagangan China yang melonjak menjadi USD 95,27 miliar pada Oktober 2024 dari USD 56,13 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Ini melampaui harapan pasar sebesar USD 75,1 miliar.
"Pelaku pasar juga menunggu perkembangan dari komite tetap Kongres Rakyat Nasional, yang saat ini sedang membahas rencana untuk menaikkan utang pemerintah daerah guna meningkatkan pengeluaran,” demikian dikutip dari Antara.
Selain itu, juga menantikan keputusan terbaru The Fed yang akan rilis pada malam ini, yang diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) setelah memangkas sebesar 50 bps pada September 2024.
Di sisi lain, pasar dicemaskan atas kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berdampak terhadap volatilitas pasar keuangan.
“Pasar khawatir karena presiden AS yang baru terpilih sebelumnya mengkampanyekan kebijakan yang berfokus pada imigrasi, menaikkan tarif, menurunkan pajak, dan deregulasi yang memicu ekspektasi defisit dan inflasi yang lebih besar,”
Prospek kemenangan Donald Trump memicu banyak tekanan ekonomi pada China, yang mana sebelumnya berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara tersebut yang sedang bergulat dengan deflasi terus-menerus serta penurunan pasar properti berkepanjangan.
Dari dalam negeri, pasar merespons Donald Trump terpilih kembali menjadi Presiden AS akan memberikan efek pada pasar keuangan dalam negeri di mana akan terjadi capital outflow (arus modal keluar). Bank Indonesia (BI) memprediksi dolar AS bakal menguat, suku bunga acuan Bank Sentral AS menguat ke depan, dan perang dagang bakal berlanjut.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham PTIS melonjak 24,79 persen
- Saham FMII melonjak 24,57 persen
- Saham RAJA melonjak 23,03 persen
- Saham SAFE melonjak 15,76 persen
- Saham KREN melonjak 14,29 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham SMIL merosot 20,80 persen
- Saham MLPT merosot 19,09 persen
- Saham JGLE merosot 12,50 persen
- Saham BTON merosot 11,95 persen
- Saham TPIA merosot 11,55 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 1 triliun
- Saham BRMS senilai Rp 892,8 miliar
- Saham ADRO senilai Rp 382,1 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham AWAN tercatat 111.500 kali
- Saham PSAB tercatat 63.447 kali
- Saham BBRI tercatat 57.251 kali
- Saham BRMS tercatat 46.337 kali
- Saham KPIG tercatat 38.709 kali
Bursa Saham Asia Pasifik Menguat
Bursa saham Asia sebagian besar menguat pada perdagangan saham yang bergejolak pada Kamis, 7 November 2024. Hal ini setelah mantan Presiden AS memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) AS dan mengalahkan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Mengutip CNBC, NBC News prediksi Donald Trump akan memenangkan sedikitnya 291 suara electoral college, termasuk negara bagian kunci Pennsylvania, North Carolina dan Georgia.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,43 persen dan ditutup ke posisi 39.381,41. Indeks Topix menguat 1 persen ke posisi 2.743,08. Yen melemah ke level tertinggi intraday 154,7 terhadap dolar AS, level terlemah sejak 30 Juli 2024, tetapi pulih pada Kamis menjadi 153,81.
Dalam perdagangan yang bergejolak, indeks CSI 300 di China memimpin kenaikan di Asia. Indeks CSI 300 melonjak 3,02 persen ke posisi 4.145,7. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 2 persen. Hal ini setelah China melaporkan data ekspor Oktober yang melampaui harapan pasar.
Indeks Kospi di Korea Selatan naik tipis menjadi 2.564,63. Indeks Kosdaq merosot 1,32 persen menjadi 733,52. Indeks ASX 200 di Australia naik 0,33 persen ke posisi 8.226,3.
Advertisement