Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM Bali Tangi menjadi mitra dalam kegiatan penyuluhan dan pendampingan dengan tema 'Penerapan Plantable Packaging dan Green Interactive Mobile Apps untuk Meningkatkan Branding Sustainability EcoTourism pada Produk Kecantikan Eco Enzym'.
Acara tersebut digelar oleh Tim Dosen LSPR Institute atas dasar perolehan Dana Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) guna mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Pengabdian kepada Masyarakat.
Advertisement
Dihadiri oleh 20 staf dan manajemen UMKM Bali Tangi, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan membimbing penerapan inovasi ramah lingkungan sebagai langkah strategis dalam membangun daya saing produk lokal Bali Tangi di pasar eco-tourism yang kian berkembang.
"Bali Tangi berterima kasih kepada LSPR atas dukungan yang telah diberikan khususnya untuk memajukan produk eco beauty di Bali dan berharap nantinya kerjasama ini dapat berjalan secara berkelanjutan," ujar Founder Bali Tangi Yuliani Djajanegara, melalui keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).
Dia menjelaskan, inti dari kegiatan ini adalah pemaparan materi sosiaslisasi yang menyangkut topik-topik mengenai pelatihan penggunaan Green Interactive Mobile Apps, penerapan desain plantable packaging, dan digital marketing.
Materi-materi tersebut disampaikan oleh kelompok dosen LSPR yang diketuai oleh Jati Paras Ayu dan anggota terdiri dari Rani Chandra Oktaviani serta Anak Agung Istri Putri Dwijayanti.
Kegiatan juga didukung mahasiswa, yaitu Muhammad Rizqi Yudono, Muhammad Rizqi Yudono, Josephine Cindy dan I Gusti Ayu Devita Myra Maharani dari tahap persiapan hingga eksekusi ke lapangan untuk menjadi volunteers dalam pengabdian kepada masyarakat.
Peduli Terhadap Lingkungan
Materi mengenai Plantable Packaging dan Green Interactive Mobile Apps memperkenalkan konsep kemasan yang terbuat dari tanaman yang dapat ditanam kembali setelah digunakan.
"Plantable packaging ini bukan sekadar kemasan, tetapi juga simbol kepedulian terhadap lingkungan," kata pemberi materi Rani Chandra Oktaviani.
Inovasi ini, lanjut dia, diharapkan mampu menarik minat konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian alam.
Selain itu, kata Rani, Green Interactive Mobile Apps turut diperkenalkan sebagai alat yang memungkinkan Bali Tangi untuk terhubung dengan pelanggan secara interaktif melalui aplikasi digital.
"Aplikasi ini didesain khusus untuk mendukung branding dan memberikan pengalaman yang interaktif kepada konsumen, sehingga semakin menguatkan citra eco-tourism Bali Tangi," tutup Rani.
Kemudian, fokus pada sesi kedua pengenalan potensi eco-tourism. Tim dosen menjelaskan tentang bagaimana produk kecantikan berbasis eco enzym dari Bali Tangi dapat menjadi bagian penting dalam mengembangkan sektor ekowisata Bali.
"Melalui branding yang kuat dan mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan, produk Bali Tangi diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman pariwisata yang berkelanjutan dan autentik," ucap Ketua Kelompok Dosen LSPR yang memberikan materi Jati Paras Ayu.
Advertisement
Dipasarkan Secara Digital
Jati Paras Ayu mengatakan, sesi terakhir adalah pelatihan pemasaran digital, di mana dijelaskan berbagai strategi yang relevan bagi produk Bali Tangi.
"Di era digital ini, pemasaran secara daring menjadi sangat penting, terutama dalam menjangkau pasar yang lebih luas," kata dia.
Jati Paras Ayu menyebut, tim dosen membahas cara memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk memperkuat branding dan memperluas jangkauan pasar produk eco-tourism.
"Dana Hibah yang diperoleh dari DRTPM telah kami maksimalkan untuk mendukung Bali Tangi konsisten dengan branding eco-friendly dan lebih mudah lagi untuk didapatkan konsumen secara online," ucap dia.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan dan pendampingan ini, diharapkan Bali Tangi dapat terus berkembang dan mengambil peran aktif dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Bali.
Inisiatif ini menjadi langkah nyata untuk memperkuat branding dan daya tarik produk lokal, serta mendukung Bali sebagai destinasi eco-tourism yang mendunia.