Liputan6.com, Jakarta Thom Haye, gelandang berbakat asal Belanda yang kini memperkuat Timnas Indonesia, tengah menjadi sorotan karena sikap kritisnya terhadap performa timnya, Almere City, di Eredivisie Belanda. Di tengah situasi buruk yang dialami klub tersebut, Haye mengungkapkan kekesalannya, menyoroti tanggung jawab rekan-rekannya di lapangan.
Perjalanan Haye hingga menjadi bagian dari Timnas Indonesia juga menyimpan kisah panjang, dari debutnya bersama AZ Alkmaar hingga mendapat kewarganegaraan Indonesia. Pemain yang dikenal dengan julukan The Professor ini juga mencuri perhatian karena gaya bermainnya yang unik dan taktik brilian di lapangan.
Advertisement
Bagaimana langkah Haye dalam membangun karier sepak bola, baik di Eropa maupun Indonesia? Simak kisah lengkapnya berikut ini sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (8/11/2024):
1. Latar Belakang dan Keturunan Indonesia-Belanda Thom Haye
Thom Jan Marinus Haye, lahir di Amsterdam pada 9 Februari 1995, merupakan sosok pesepak bola yang memiliki latar belakang budaya yang kaya. Dengan darah Indonesia-Belanda, ia berasal dari keluarga yang memiliki garis keturunan Indonesia melalui kakeknya dari Solo, Jawa Tengah, dan neneknya yang berasal dari Sulawesi.
Sejak usia dini, Thom menunjukkan minat yang mendalam terhadap sepak bola. Ia menghabiskan masa kecilnya di Belanda dan memulai perjalanan sepak bolanya di akademi AFC Youth. Pada tahun 2006, ia bergabung dengan tim muda AZ Alkmaar, di mana ia mengasah bakat dan keterampilannya sebelum akhirnya berhasil masuk ke tim utama.
Sejak kecil, keinginan Thom untuk menjadi pesepak bola profesional sudah tampak jelas. Tekadnya yang kuat dalam berlatih dan berkompetisi membawanya ke level yang lebih tinggi. Ia dikenal sebagai pemain dengan teknik tinggi dan kemampuan luar biasa dalam membaca permainan, menjadikannya salah satu pemain yang diperhitungkan.
Advertisement
2. Debut Profesional bersama AZ Alkmaar dan Prestasi Awal
Haye memulai karier profesionalnya di AZ Alkmaar pada tahun 2014, saat ia tampil dalam pertandingan melawan Ajax Amsterdam. Sebagai seorang gelandang bertahan, Haye menunjukkan performa yang konsisten, berkontribusi dalam mengendalikan permainan dari lini tengah. Selama membela AZ Alkmaar, ia mencatatkan 73 penampilan, dengan lima gol dan dua assist, yang mencerminkan dedikasinya untuk tim.
Seiring berjalannya waktu, Haye semakin menjadi sosok kunci di AZ Alkmaar. Penampilannya di lapangan semakin mencolok, menarik perhatian banyak pengamat sepak bola berkat gaya bermainnya yang disiplin. Kemampuan Haye dalam bertahan dan menyerang secara seimbang menjadikannya aset berharga bagi klub.
Pada musim 2016-2017, Haye mengambil langkah berani dengan bergabung ke klub Eredivisie lainnya, Willem II. Langkah ini diambil untuk mencari tantangan baru serta kesempatan untuk mengembangkan kariernya lebih jauh. Bergabung dengan Willem II memberikan Haye peluang untuk memperkaya pengalaman di kompetisi domestik Belanda.
3. Petualangan di Italia bersama Lecce dan Kembali ke Belanda
Pada musim 2018, Haye memutuskan mencoba peruntungannya di luar Belanda dengan bergabung ke klub Italia, Lecce. Sayangnya, petualangan Haye di Italia tidak berlangsung lama. Ia hanya bertahan satu musim dan gagal mendapatkan banyak kesempatan bermain. Kegagalan ini membuatnya memutuskan untuk kembali ke Belanda.
Sepulangnya ke Belanda, Haye bergabung dengan ADO Den Haag. Meski begitu, ia sering dipinjamkan ke NAC Breda untuk mendapatkan waktu bermain lebih banyak. Keputusannya ini dinilai tepat, karena ia mulai menemukan ritme permainan yang sempat hilang selama di Italia.
Di NAC Breda, Haye berhasil menunjukkan performa yang lebih stabil, membuktikan kemampuannya sebagai gelandang bertahan yang tangguh. Hal ini pula yang menarik perhatian klub lain, termasuk SC Heerenveen.
Advertisement
4. Karier Bersama SC Heerenveen dan Statistik Gemilang
Pada Januari 2022, Thom Haye resmi bergabung dengan SC Heerenveen. Di sana, ia mencatatkan penampilan yang impresif dengan 68 kali bermain, mencetak lima gol, dan mencatatkan sepuluh assist. Statistik ini menandakan peran besarnya di klub, di mana ia sering menjadi andalan di lini tengah.
Haye menjadi salah satu pemain yang konsisten dalam memberikan kontribusi, baik dalam bertahan maupun membantu serangan. Di SC Heerenveen, ia semakin dikenal sebagai pemain dengan taktik yang matang, kerap memberikan arahan kepada rekan-rekannya di lapangan.
Karier bersama SC Heerenveen menjadi salah satu pencapaian terbaiknya. Meski akhirnya harus hengkang, Haye tetap menunjukkan loyalitasnya dan terus menjaga performa hingga penampilannya diakui banyak pengamat sepak bola.
5. Resmi Menjadi Warga Negara Indonesia dan Debut di Timnas
Pada tanggal 18 Maret 2024, Haye secara resmi mengukuhkan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) setelah melewati proses naturalisasi. Langkah ini menjadi momen penting dalam kariernya, di mana ia langsung bergabung dengan Tim Nasional Indonesia. Debutnya berlangsung dalam laga melawan Vietnam di kualifikasi Piala Dunia zona Asia, menandai awal perjalanan barunya di timnas.
Perubahan kewarganegaraan Haye menarik perhatian publik, mengingat sebelumnya ia pernah memperkuat timnas Belanda di berbagai kategori umur. Keputusan ini menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi dalam membawa Timnas Indonesia meraih prestasi yang lebih tinggi.
Sejak menjalani debutnya, Haye menunjukkan performa yang solid sebagai gelandang bertahan. Ia berhasil membuktikan kemampuannya untuk beradaptasi dengan baik di tim, serta sering memberikan masukan berharga kepada rekan-rekannya dan pelatih. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas permainan tim, tetapi juga memperkuat kerjasama di antara pemain.
Dengan kehadiran Haye, Timnas Indonesia diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam kompetisi mendatang. Dedikasinya dan pengalaman yang dimiliki akan menjadi aset berharga dalam upaya tim untuk bersaing di tingkat internasional.
Perjalanan Haye sebagai WNI dan anggota Timnas Indonesia menjadi sorotan yang patut dicermati, mengingat potensi yang dimilikinya untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan sepak bola di Indonesia.
Advertisement
6. Kritik Terhadap Almere City dan Tantangan di Eredivisie
Di Almere City, Haye mengungkapkan ketidakpuasan atas performa tim yang tampil buruk di Eredivisie musim 2024/2025. Ia mengungkapkan bahwa rekan-rekannya harus lebih bertanggung jawab, terutama dalam menghadapi situasi sulit. Sikap tegasnya ini menarik perhatian media, menunjukkan sisi kepemimpinan yang kuat dalam diri Haye.
Almere City saat ini berada di zona degradasi, membuat situasi tim semakin tertekan. Haye merasa timnya perlu lebih berkomitmen dan tidak hanya muncul saat meraih kemenangan. Pernyataan ini mendapat beragam tanggapan dari penggemar.
Terlepas dari kritiknya, Haye menegaskan bahwa kecintaannya pada Almere City tetap besar. Ia berharap tim bisa segera bangkit dan keluar dari masa sulit ini.
7. Julukan The Professor dan Gaya Bermain Unik Thom Haye
Thom Haye dikenal dengan julukan The Professor karena gaya bermainnya yang cerdas dan taktik yang unik. Alih-alih menghindari pemain lawan, ia justru mendekat untuk menarik perhatian lawan, membuka ruang bagi rekan setim. Julukan ini pertama kali disematkan saat ia bermain untuk NAC Breda.
Keunikan gaya bermainnya ini membuat Haye banyak dipuji oleh sesama pemain, termasuk Hamka Hamzah, yang menganggapnya sebagai pemain jenius. Haye tidak terganggu dengan julukan ini, malah ia merasa terbantu dalam memotivasi diri.
Di Timnas Indonesia, Haye sering memberikan masukan taktik kepada pelatih dan rekan-rekan timnya. Hal ini semakin memperkuat perannya sebagai gelandang bertahan yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan.
Advertisement