Sekjen NATO: Kerja Sama Rusia dan Korea Utara Timbulkan Ancaman Bagi Dunia

Sekjen NATO Mark Rutte menyebut tindakan yang dilakukan Rusia dan Korea Utara sebagai ancaman bagi dunia.

oleh Tim Global diperbarui 09 Nov 2024, 08:04 WIB
Sekjen NATO Mark Rutte (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Brussels - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Kamis (7/11/2024) mengatakan, kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia dalam melawan Ukraina merupakan sebuah ancaman besar yang bisa meluas hingga keluar Eropa. Menurutnya, masalah ini harus ditangani secara kolektif.

"Peran Korea Utara pada dasarnya menggambarkan bagaimana negara-negara seperti China, Korea Utara, Rusia dan tentu saja Iran bekerja sama," kata Rutte dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (9/11/2024).

"Tindakan ini semakin menjadi ancaman, bukan hanya untuk Eropa, tetapi juga bagi Amerika Serikay. Hal ini disebabkan oleh Rusia yang mengirimkan teknologi terbarunya untuk Korea Utara sebagai imbalan atas bantuan Korut dalam perang melawan Ukraina."

Rutte mengatakan, jika Rusia berhasil di Ukraina, negara itu akan menjadi lebih berani sehingga memberikan ancaman yang lebih besar di Eropa dan AS.

Sekjen NATO itu mengatakan, ingin berdiskusi dengan pemerintahan baru AS di bawah kepemimpinan Donald Trump mengenai bagaimana tindakan secara kolektif bisa memastikan semua pihak mampu menghadapi ancaman.

Sementara itu, Gedung Putih pada Kamis (7/11) mengatakan bahwa AS akan terus memberikan bantuan untuk Ukraina sebelum penyerahan kekuasaan dari Joe Biden ke Donald Trump pada Januari 2025.

"Itu tidak akan berubah. Kami akan bergerak cepat dan mengirimkan bantuan ke Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.


Respons Presiden Korea Selatan

Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol berbicara selama konferensi pers di Majelis Nasional di Seoul pada 10 Maret 2022, pagi setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden negara itu. (KIM HONG-JI / POOL / AFP)

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan pada konferensi pers Kamis (7/11) di Seoul bahwa pemerintahnya secara berangsur-angsur akan menyesuaikan strategi dukungan kepada Ukraina dalam beberapa tahap. Tergantung pada seberapa besar keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina.

"Ini berarti kami tidak mengesampingkan kemungkinan memberikan senjata ke Ukraina," kata Presiden Yoon.

Para pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan, Korea Utara telah mengerahkan lebih dari 10.000 tentara ke wilayah Kursk, Rusia.

Berbicara pada konferensi pers pada KTT Komunitas Politik Eropa di Budapest, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa pasukan Korea Utara telah mengalami kekalahan dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina.

Di kota Sochi, Putin mengatakan bahwa Rusia kemungkinan akan mengadakan latihan militer dengan Korea Utara.

"Kita lihat saja. Kami mungkin juga melakukan latihan. Mengapa tidak?," kata Putin, ketika ditanya mengenai apakah Moskow akan melakukan latihan militer bersama dengan Korea Utara.

Putin juga mengatakan, Moskow siap melakukan pembicaraan mengenai cara untuk mengakhiri konflik berdasarkan kenyataan di lapangan.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya