Maruarar Sirait Mau Pangkas Komponen Pajak, Harga Rumah Bisa Turun 5 Persen

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, berencana memangkas komponen pembentuk harga rumah

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Nov 2024, 20:40 WIB
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, berencana memangkas komponen pembentuk harga rumah agar harga rumah rakyat bisa turun hingga 5 persen.

Rencana pengurangan harga ini diungkapkan Ara setelah bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Pengurangan harga tersebut juga melibatkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.

“Kami akan bertemu dengan BTN untuk membahas kabar baik, apakah ada kemungkinan pajak dan pembiayaan bisa kami upayakan lebih rendah. Artinya, biaya tersebut pada akhirnya akan menguntungkan konsumen,” kata Ara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Menurut perhitungannya, harga rumah rakyat, khususnya rumah subsidi, bisa lebih murah hingga 5 persen. Namun, ia belum merinci komponen biaya mana yang akan dipangkas.

“Kalau biayanya turun, berarti harganya turun, kan? Artinya, rakyat bisa membeli dengan harga yang lebih terjangkau. Jadi, sinergi ini bisa menghasilkan pengurangan hingga 5 persen. Negara memang perlu hadir dan berpihak kepada rumah rakyat. Kami selalu berusaha agar pikiran dan tindakan sejalan,” jelasnya.

Keberpihakan Negara

Ara menegaskan, pengurangan harga rumah rakyat ini adalah bentuk keberpihakan negara kepada masyarakat. Aspek lahan, bahan bangunan, hingga pajak akan diperhatikan untuk membuat harga rumah semakin terjangkau.

“Benar nggak negara ini mau bantu rakyat? Benar nggak semua unsur pemerintah ini mau mendukung rumah murah? Mulai dari lahan yang gratis atau murah, efisiensi bahan bangunan, hingga pajak-pajak yang semestinya jangan membebani rakyat. Rumah untuk rakyat, terutama rakyat kecil, seharusnya mendapat insentif, bukan malah dikenakan pajak tambahan,” tambahnya.


Kejar Program 3 Juta Rumah, Maruarar Sirait Cari Tanah Murah

Pasar perumahan kelas menengah makin kompetitif dengan hadirnya developer pendatang baru di kawasan Cibuburm Jawa Barat. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 350 juta per unitnya, menjadikan perumahan baru ini cocok untuk gen Z atau milenial yang ingin memulai keluarga baru.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait tengah mengejar target program 3 juta rumah yang dikejar Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya mencari titik-titik tanah dengan harga murah.

Upaya Maruarar Sirait, salah satunya dengan safari ke instansi-instansi pemerintahan. Ada beberapa yang dikejar olehnya dalam 2 pekan terakhir.

"Jadi saya hari ini merasa dapat semangat baru karena 2 minggu ini saya belanja masalah dan belanja sukungan memetakan dimana ada masalah, dimana ada dukungan," kata Ara di Kantor Kementerian BUMN, dikutip Jumat (8/11/2024).

Dia menjelaskan sudah menemui beberapa lembaga, misalnya Kejaksaan Agung yang punya tanah seluas 10 hektare di Banten. Kemudian, ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang juga punya lahan lebih besar.

"Seperti di Kejaksaan kami dapat dukungan, ada tanah 10 hektar di Banten, tadi pak Nusron (Menteri ATR/BPN) dapat dukunga luar biasa, dapat tanah di Mojokerto 150 hektar, di Tangerang kurang lebih 7 hektar, belum lagi dari KPK juga dan sebagainya yg membantu kami dari KPK, BPKP," jelasnya.

Berikutnya, Ara juga mengunjungi Menteri BUMN Erick Thohir. Ada beberapa hal yang jadi poin pertemuannya. Termasuk memetakan aset-aset BUMN di sektor perumahan, mulai dari Perum Perumnas, PT Perusahaan Pembangunan (PTPP), hingga PT Bank Tabungan Negara (BTN).

"Termasuk dukungan luar biasa dari Menteri BUMN. Satu harga tanah itu murah, atau gratis. Tanahnya dari mana saya rasa saya sudah jelaskan," katanya.

Selain itu, Ara juga melihat adanya peluang efisiensi anggaran dalam pembelian bahan bangunan salah satunya semen. Ini dilakukan melalui koordinasi dengan Semen Indonesia yang berpeluang ada diskon pembelian semen.

"Saya senang sekali sudah bicara dengan Dirut Semen (Indonesia) ya dan juga dengan Dirjen kami, kalau bisa belanja tetapi itu sesuatu yang wajar dalam jumlah yang besar itu sesuatu yang wajar sekali mendapatkan suatu diskon," urainya.

"Jadi itu hal-hal baik dan kita mau sinergikan dan saya dapat informasi ada Green, bisa cepat, bisa kedap suara dan sebagainya ini bagus sekali," sambungnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya