Wall Street Perkasa, Indeks S&P 500 Sentuh Rekor Usai Pilpres AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catat kenaikan mingguan seiring kemenangan Donald Trump dalam pemilihan oresiden (Pilpres AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Nov 2024, 08:01 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali cetak rekor pada Jumat, 8 November 2024. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali cetak rekor pada Jumat, 8 November 2024. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak kinerja mingguan terbaik dalam setahun setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS (Pilpres AS).

Mengutip CNBC, indeks Dow Jones naik 259,65 poin atau 0,59 persen ke posisi 43.988,99. Indeks saham unggulan diperdagangkan di atas level 44.000 untuk pertama kalinya selama sesi perdagangan tersebut.

Indeks S&P 500 menguat 0,38 persen ke posisi 5.995,54 setelah sempat diperdagangkan di atas level 6.000. Indeks Nasdaq naik 0,09 persen menjadi 19.286,78, tetapi juga mencetak rekor tertinggi intraday.

Tiga indeks saham unggulan ini akhiri pekan ini pada level penutupan tertinggi.

Pekan ini merupakan pekan yang kuat bagi saham, sebagian besar berkat reli besar pada Rabu pekan ini menyusul kemenangan Donald Trump.

Indeks S&P 500 ditutup naik 4,6 persen selama sepekan. Indeks Dow Jones bertambah 4,61 persen. Dua indeks saham acuan itu cetak mingguan terbaik sejak November 2023.

Indeks Nasdaq bahkan melampaui pergerakan tersebut, dengan kenaikan 5,74 persen. Sedangkan indeks acuan kapitalisasi kecil Russell 2000 melambung 8,57 persen.

"Saham ingin memperhitungkan kebijakan pertumbuhan domestik Donald Trump (melalui kapitalisasi kecil) dan berharap regulasi yang lebih longgar dibandingkan dengan pemerintahan Biden,” ujar Strategist Barclays, Venu Krishna.

"Apakah pergerakan ini berkelanjutan masih harus dilihat, momentum memperpanjang keuntungan tinggi karena pemenang terus menang, dan pergerakan tajam setelah hari pemilu telah mendorong pengukur utama mendekati Russell 2000 yang secara teknis jenuh beli,” ia menambahkan.

 


Kebijakan Partai Republik

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Umumnya investor melihat pemerintah yang dikendalikan Partai Republik lebih menguntungkan dalam hal ekspektasi deregulasi, potensi lebih banyak merger dan akuisisi. Serta pemotongan pajak yang diusulkan.

Namun, kekhawatiran atas defisit federal yang besar dan peningkatan tarif juga telah memicu kekhawatiran kenaikan inflasi.

Beberapa saham yang terkait dengan Trump kembali berkinerja baik pada Jumat. Tesla, yang CEO-nya Elon Musk berkampanye dengan presiden terpilih, naik 8,2% dan berada di jalur untuk sesi positif keempat berturut-turut. Kapitalisasi pasar pembuat mobil melampaui angka USD 1 triliun.

Saham teknologi penegakan hukum Axon Enterprises melonjak lebih dari 28% setelah perusahaan menaikkan panduan pendapatan setahun penuhnya. Trump Media melonjak 15% setelah presiden terpilih itu mengatakan ia tidak berencana menjual sahamnya di perusahaan media sosial itu.

Saham juga mendapat dorongan dari Federal Reserve minggu ini, karena bank sentral menurunkan suku bunga seperempat poin pada Kamis. Ketua Fed Jerome Powell mencatat ia "merasa senang" tentang ekonomi selama konferensi pers setelah perubahan tersebut.

Sementara beberapa orang di Wall Street khawatir tentang valuasi pasar saham, kekuatan pergerakan minggu ini telah meningkatkan keyakinan masih ada ruang untuk bergerak lebih tinggi di bulan-bulan terakhir tahun ini.

"Ketika semuanya tampak berjalan dengan baik, rasanya seperti, 'apa yang akan menimpa kita?" ujar Keith Lerner, co-CIO di Truist Wealth, mengatakan pada "Closing Bell" CNBC hari Jumat.

"Mungkin ada sesuatu yang tidak terduga. Sentimen menjadi sedikit melebar, mungkin sedikit tidak menentu setelah angka bulat ini. Namun secara keseluruhan, kami tetap berpendapat bahwa Anda ingin tetap berpegang pada tren naik primer tersebut,” ia menambahkan.

 


Bursa Saham Asia Pasifik

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 8 November 2024. Hal ini setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dan indeks acuan utama AS melanjutkan reli setelah pemilihan umum (Pemilu).

Mengutip CNBC, investor akan mengamati hari terakhir Kongres Rakyat Nasional China yang diharapkan mengumumkan stimulus fiskal untuk mendukung ekonomi.

Di sisi lain, pengeluaran rumah tangga Jepang pada September menurun pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan, demikian berdasarkan data resmi.

Pengeluaran rumah tangga riil turun 1,1 persen dari penurunan 2,1 persen yang diharapkan dalam jajak pendapat ekonom oleh Reuters.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,3 persen menjadi 39.500. Indeks Topix melemah tipis ke posisi 2.742,15. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,14 persen ke posisi 2.561,15. Indeks Kosdaq naik 1,34 persen ke posisi 743,38.

Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 0,95 persen. Indeks CSI 300 turun 1 persen ke posisi 4.104,05. Indeks ASX 200 di Australia mendaki 0,84 persen ke posisi 8.295,1, dan menandai kenaikan dalam tiga hari berturut-turut.

 


Penutupan IHSG 8 November 2024

Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (8/11/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing yang signifikan.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,60 persen ke posisi 7.287,19. Indeks LQ45 susut 0,32 persen ke posisi 884,14. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.350,36 dan level terendah 7.265,58. Sebanyak 289 saham menguat dan 287 saham melemah. 204 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.070.212 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.665.

Adapun investor asing jual saham Rp 2,21 triliun jelang akhir pekan ini. Dengan demikian, sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 33,75 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham basic naik 3,09 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham teknologi bertambah 2,19 persen, sektor saham industri mendaki 0,36 persen, sektor saham kesehatan naik 0,06 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur naik tipis 0,12 persen dan sektor saham transportasi melambung 0,70 persen.

Sementara itu, sektor saham consumer siklikal susut 2,34 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham properti terpangkas 0,42 persen, sektor saham keuangan merosot 0,21 persen, sektor saham energi turun 0,18 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,02 persen.

 

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya