Kronologi Kerusuhan Liga Eropa di Amsterdam, Anggota Dewan Kota: Dipicu oleh Hooligan Israel

Setidaknya 62 orang ditangkap dan lima pendukung sepak bola Israel terluka. Penjelasan anggota dewan Kota Amsterdam membantah insiden ini antisemitisme.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Nov 2024, 16:55 WIB
Ilustrasi Israel. (PublicDomainPicture/Pixabay)

Liputan6.com, Amsterdam - Pendukung sepak bola Israel ramai dikabarkan mengalami serangan antisemitisme di Amsterdam, Belanda, pada Kamis (7/11/2024), usai pertandingan Liga Eropa antara Maccabi Tel Aviv dan klub Belanda Ajax.

Namun, anggota dewan kota Jazie Veldhuyzen mengonfirmasi bahwa kekerasan yang terjadi justru dipicu oleh hooligan Israel. Mengutip kamus Oxford, hooligan adalah sekumpulan pemuda yang berperilaku gaduh dan penuh kekerasan.

Pemerintah Belanda dan otoritas Kota Amsterdam awalnya menggambarkan insiden ini sebagai tindakan antisemitisme, namun Veldhuyzen menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh dan objektif.

"Pada Rabu (6/11) malam, hooligan (pendukung) Maccabi mulai menyerang rumah-rumah yang mengibarkan bendera Palestina dan warga Amsterdam yang pro-Palestina. Saat itulah kekerasan dimulai," kata Veldhuyzen, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Sabtu (9/11).

"Pada Kamis, para pendukung Maccabi meneriakkan lagu yang mengejek kematian anak-anak di Jalur Gaza dan mendorong tentara Israel untuk menguasai Arab."

Veldhuyzen menyoroti bahwa di antara hooligan tersebut terdapat mantan tentara Israel.

"Mereka adalah orang-orang terlatih dan penjahat perang potensial. Ingat, mereka menyerang warga sipil pro-Palestina di Athena pada bulan Mereka seharusnya tidak diizinkan masuk ke Amsterdam," ujarnya.

Menurut Veldhuyzen, meskipun ada risiko yang dapat diperkirakan, tindakan yang memadai masih kurang.

"Polisi hanya campur tangan untuk melindungi hooligan Maccabi ketika warga Amsterdam membela hak-hak atas rumah mereka," jelasnya.

Ketegangan meletus saat para penggemar Israel bentrok dengan demonstran pro-Palestina sebelum dan sesudah pertandingan Maccabi Tel Aviv Vs Ajax. Video di media sosial memperlihatkan para pendukung Maccabi Tel Aviv mencopot bendera Palestina dan menyerang pengemudi taksi Arab.

Rekaman dari luar stadion menangkap nyanyian-nyanyian yang menghasut dari para pendukung Maccabi Tel Aviv, seperti: "Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak yang tersisa."

Pemerintah Israel turut membingkai kekerasan yang terjadi sebagai serangan terhadap warga Israel, meskipun awalnya terjadi konfrontasi yang melibatkan para pendukung Maccabi Tel Aviv.

Setelah kemenangan Ajax 5-0, polisi Belanda menangkap 62 orang menyusul ketegangan terus berlanjut.


Reaksi Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Merespons situasi di Amsterdam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat memerintahkan pengiriman dua pesawat ke Belanda untuk membawa pulang para penggemar Maccabi Tel Aviv.

Polisi Belanda mengatakan bahwa lima pendukung sepak bola Israel memerlukan perawatan di rumah sakit. Saat laporan ini dipublikasikan mereka telah keluar dari rumah sakit.

Sementara itu, Maccabi Tel Aviv mengatakan via media sosial X bahwa tim mereka telah melakukan kontak langsung dengan Kementerian Luar Negeri Israel dan Kementerian Kebudayaan dan Olahraga untuk membantu mengoordinasikan pemulangan para penggemar yang berada di Amsterdam.

Klub tersebut memperingatkan para pendukungnya untuk tetap berada di dalam kamar hotel mereka dan memperingatkan para pendukung untuk tidak memajang simbol-simbol Israel atau Yahudi.

"Gambar-gambar mengerikan dari serangan terhadap warga kami di Amsterdam tidak akan diabaikan," kantor perdana menteri.

"Perdana Menteri Netanyahu memandang insiden mengerikan itu dengan sangat serius dan menuntut agar pemerintah Belanda dan pasukan keamanan mengambil tindakan tegas dan cepat terhadap para perusuh, dan memastikan keselamatan warga kami."

Otoritas Bandara Israel mengonfirmasi bahwa pesawat pertama yang membawa pulang penggemar sepak bola Israel dari Amsterdam mendarat di Bandara Ben-Gurion Israel pada Jumat sore.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya