Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 1 Ahmad Ali membuka ruang diskusi dengan para mahasiswa dalam acara acara Kongkow Aktivis Bareng Calon Pemimpin Sulawesi Tengah yang digelar oleh Sinergi Muda Indonesia di Sin Coffee, Palu.
Sejumlah mahasiswa yang hadir terus membahas soal pendidikan, khususnya soal akses bagi anak-anak di pelosok daerah, kemudian soal beasiswa yang masih dianggap tak tepat sasaran dan banyak membuat anak putus sekolah di Sulteng.
Advertisement
"Salah satu contoh di Uwentumbu, di sana ada sekitar 200 anak sekolah yang ketika intensitas hujan tinggi sungai banjir sehingga anak-anak tidak bisa ke sekolah, bagaimana solusi bapak (Ahmad Ali) agar anak-anak itu bisa dipermudah akses pendidikan mereka?" Tanya Muhammad Fauzan salah satu mahasiswa dari Universitas Tadulako (Untad) Palu, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (9/11/2024).
Mendengar itu, Ahmad Ali mengaku miris. Uwentumbu yang merupakan salah satu daerah di wilayah satelit ibu kota provinsi masih terdapat anak-anak yang terhambat akses pendidikan.
"Kenapa kita tidak berfikir untuk membangun sekolah di situ? Kalau ingin anak-anak sekolah nyaman, dekatkan sekolah ke masyarakat, termasuk mengadakan bus sekolah," kata dia.
Untuk memastikan tidak ada lagi anak sekolah yang terhambat akses, Ahmad Ali juga ingin memastikan semua akses jalan terkoneksi dengan baik jika dirinnya dan Abdul Karim Al Jufri terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada 2024.
"Saya juga mau daerah-daerah transmigrasi selama satu tahun (menjabat) jalannya sudah diaspal, sudah mulus. Kita harus pastikan akses jalan semua terkoneksi," katanya.
Komitmen
Komitmen Ahmad Ali terhadap pendidikan disambut baik, di mana dia pernah memberikan beasiswa terhadap ratusan mahasiswa Sulawesi Tengah dengan biaya pribadi hingga ke jenjang pasca sarjana saat masih menjabat Anggota DPR RI.
"Saya membayangkan, jika jadi gubernur saya bisa memanfaatkan APBD untuk memajukan pendidikan di Sulawesi Tengah. Pendidikan ini jangan dipandang sebagai pemborosan (anggaran), tapi kita pandang sebagai investasi sumber daya manusia," jelasnya.
Dia mengaku prihatin masih ada puluhan ribu hingga ratusan ribu anak di Sulawesi Tengah yang tidak bersekolah dan tidak tidak bisa melanjutkan pendidikan karena tidak tersedianya bangku sekolah.
Advertisement
Perlengkapan Sekolah Gratis
Ada pula masalah keterbatasan ekonomi yang memaksa anak-anak putus sekolah karena biaya perlengkapan belajar yang membebani. Program perlengkapan sekolah gratis dari Ahmad Ali-Abdul Karim pun diharap dapat menjawab masalah itu.
"Soal kewenangan sekolah, gubernur memamg dibatasi. Tapi gubernur adalah perwakilan pemerintah pusat untuk berkomunikasi dengan wali kota dan bupati. Jangan gubernur jadikan wali kota atau bupati sebagai musuh, tapi gubernur harus bisa duduk bersama membangun daerah. Gubernur harus bisa memastikan setiap bupati dan wali kota menyediakan anggaran untuk pendidikan," ujarnya.
Dia juga berkomitmen ingin mendirikan sekolah-sekolah berbasis kejuruan berdasrkan potensi sumber daya alam setiap daerah di Sulawesi Tengah.
"Termasuk di wilayah pesisir pantai, disiapkan sekolah kejuruan perikanan, di wilayah potensi gas alam siapkan sekolah kejuruan migas. Agar anak-anak di daerah itu tidak sekadar jadi satpam di sana, tapi bisa menjadi bagian dari orang-orang yang mengelola potensi itu," kata dia.