Liputan6.com, Tasikmalaya - Penyakit hipertensi dan diabetes terus meningkat di Indonesia, dengan lebih dari 34% orang dewasa menderita hipertensi dan 10% mengalami diabetes menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023. Penyakit-penyakit ini tidak hanya menambah beban kesehatan, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Melihat kondisi ini, dr. Adhe Kurniawan, SpPD, menghadirkan serangkaian program inovatif di Tasikmalaya untuk meningkatkan deteksi dini dan manajemen penyakit kronis di masyarakat.
Advertisement
Pria yang saat ini menjadi Kepala Unit Penyakit Dalam di RS Tani Nelayan Tasikmalaya ini mempelopori beberapa program kesehatan yang membawa layanan kesehatan langsung ke masyarakat, seperti Sehati (Sabtu Sehat Tetap Ikhlas), Tibra (RSUD TNT Bagi Rezeki Antar Desa), dan Dolanan KaSa (Dokter Spesialis Sambang Desa).
Program-program ini bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Tasikmalaya, khususnya yang berkaitan dengan hipertensi dan diabetes, melalui pendekatan yang mudah diakses masyarakat luas.
Setiap Sabtu, warga Tasikmalaya memiliki kesempatan untuk berolahraga bersama dalam program Sehati. Program ini menggelar berbagai jenis senam, mulai dari senam asma, senam jantung, senam lansia, hingga aerobik dan pound fit.
"Kesehatan tidak hanya soal obat dan pengobatan, tetapi juga soal gaya hidup," ujar dr. Adhe. Melalui Sehati, ia berharap warga dapat lebih giat berolahraga sebagai langkah preventif untuk menjaga kesehatan jantung, paru-paru, dan kebugaran tubuh secara keseluruhan.
Dalam rangkaian kegiatan Jumat Berkah, dr. Adhe menginisiasi program Tibra, yang berkolaborasi dengan RSUD TNT untuk memberikan layanan kesehatan gratis, khususnya bagi lansia.
Program ini menyediakan skrining untuk lima penyakit utama dalam bidang penyakit dalam, seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan ginjal. Di samping layanan kesehatan, peserta program Tibra juga menerima sembako, sebuah bentuk dukungan ganda bagi kesehatan dan kesejahteraan para lansia.
Program Dolanan KaSa adalah inisiatif yang membawa dokter spesialis langsung ke pelosok-pelosok desa yang sulit dijangkau kendaraan umum. “Tidak semua masyarakat bisa menjangkau fasilitas kesehatan di kota. Dengan program ini, kami bisa membantu mereka yang berada di daerah terpencil mendapatkan layanan pemeriksaan yang sama dengan yang ada di rumah sakit,” jelas dr. Adhe.
Layanan Dolanan KaSa mencakup pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan konsultasi kesehatan gratis, sehingga warga di pedalaman bisa mendapatkan penanganan dini terhadap risiko penyakit kronis.
Dr. Adhe, yang juga menjadi Spesialis Penyakit dalam di RS Jantung Tasikmalaya ini, mengungkapkan bahwa rangkaian program ini adalah bagian dari dharma baktinya kepada masyarakat. Ia berharap dengan adanya pendekatan langsung seperti ini, risiko penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes di masyarakat dapat ditekan sejak dini.
"Target kami adalah 100% masyarakat ter skrining, terutama untuk hipertensi dan diabetes. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi," ungkapnya optimis.
Program dr. Adhe ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Dengan mengusung konsep jemput bola, warga di wilayah Tasikmalaya kini bisa menikmati layanan kesehatan yang selama ini sulit diakses.
“Kami sangat berterima kasih kepada dr. Adhe. Berkat programnya, kami bisa lebih sadar akan kesehatan diri sendiri,” ujar seorang warga yang mengikuti kegiatan Dolanan KaSa.
Dr. Adhe juga merencanakan untuk menambah layanan lain ke depan, seperti pemeriksaan nutrigenomics, USG gratis untuk lansia, dan spirometri guna mendeteksi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Inovasi kesehatan ini diharapkan dapat terus memperkuat kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Tasikmalaya.