Bandara Komodo Labuan Bajo Kembali Ditutup Sementara, 16 Penerbangan Dibatalkan

Bandara Komodo Labuan Bajo yang kembali ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Sabtu, 9 November 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Nov 2024, 22:35 WIB
Bandara Komodo Labuan Bajo, di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur kembali ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Komodo Labuan Bajo, di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur kembali ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Hal ini setelah paper test pada Sabtu, 9 November 2024 menunjukkan hasil positif terpapar sebaran abu vulanik Gunung Lewotobi Laki-Laki. Demikian disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono seperti dikutip dari Antara, Sabtu (9/11/2024).

"Bandara Komodo sedang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di mana abu vulkanik sudah masuk pada jalur ruang udara penerbangan dan juga bandara berdasarkan papper test dinyatakan positif," ujar dia.

Ia menuturkan, sebanyak 16 penerbangan ke sejumlah daerah dibatalkan dan empat penerbangan pada Minggu, 10 November 2024 ditunda.

 "Sejumlah penerbangan yang batal hari ini sesuai yang diumumkan," kata dia.

Ceppy menuturkan, pemberitahuan resmi (NOTAM) penutupan bandara telah dikeluarkan. Bandara Komodo Labuan Bajo ditutup pada 9-10 Oktober 2024.

"NOTAM Close dimulai pada pukul 12.00 Wita sampai dengan pukul 15.00 Wita dan sekarang sedang dilakukan perpanjangan NOTAM Close hingga 07.00 Wita besok pagi," kata dia.

Otoritas bandara secara berkala akan melakukan paper test guna memastikan Bandara Komodo dan penerbangan dari dan ke Labuan Bajo bebas dari sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran menuturkan, berdasarkan pantauan BMKG dan prakiraan pergerakan abu vulkanik, sejak Sabtu pagi sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai ruang udara Manggarai Barat dan bahkan sudah turun ke permukaan tanah.

"Hal ini terkonfirmasi melalui hasil paper test yang dilakukan oleh pihak Bandara Komodo," ujar Maria.

 


Imbauan kepada Masyarakat

Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) melayani penerbangan internasional perdana. (Liputan6.com/Ola Keda)

Secara pengamatan visual yang dilakukan oleh pengamat cuaca BMKG Komodo, lanjut dia, terpantau visibility vertikal nampak lebih kabur dari biasanya. Hal ini ditunjukkan oleh langit yang biasanya biru tapi sejak pagi menjelang siang mulai terlihat abu-abu, nampak seperti ada partikel halus yang menghalangi jarak pandang.

"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat di Manggarai Barat untuk dapat memakai masker saat berada di luar ruangan guna melindungi diri dari paparan abu vulkanik dan menjaga kesehatan pernapasan," tutur dia.

Ia juga berharap hujan yang turun dapat membantu mengurangi dan meluruhkan abu vulkanik di ruang udara, sehingga penerbangan dari dan ke Labuan Bajo dapat segera kembali normal.

Sebelumnya, akibat sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki Bandara Komodo Labuan Bajo sempat ditutup sementara pada Senin, 4 November 2024 dan kembali dibuka pada Selasa, 5 November 2024.

 


Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Bandara Komodo Labuan Bajo Ditutup Sementara

Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur siap melayani penerbangan dari dan ke luar negeri, selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-42. (Dok Kemenhub)

Sebelumnya, Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Minggu malam, 3 November 2024, berimbas pada perjalanan udara. Bandara Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara setelah hasil paper test sekitar pukul 16.00 Wita, pada Senin, 4 November 20224, menunjukkan positif terpapar sebaran abu vulkanik gunung setinggi 1.584 mdpl.

"Kalau paper test positif, tidak ada (pesawat) yang bisa terbang. Ketika paper test selesai nanti ada collaboration decision making, ada saya kepala bandara, dari Airnav, airlines, meteorologi sampaikan sampai kapan kami akan terbitkan Notem (pemberitahuan resmi) untuk pesawat-pesawat yang akan terbang," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono di Labuan Bajo, Senin malam, dikutip dari Antara, Selasa (5/11/2024).

Ia menjelaskan paper test dilaksanakan otoritas bandara secara berkala sejak kemarin pagi hingga pukul 20.00 Wita. Hasil positif baru diperoleh pada pukul 16.00 Wita. "Jadi di jam itulah mulai dilakukan langkah-langkah terkait mengamankan, terutama keselamatan penerbangannya," sambung Ceppy.

Meski begitu, hasil paper test pada Senin malam, pukul 20.00 Wita, menunjukkan paparan abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai berkurang di Bandara Komodo Labuan Bajo. Ceppy menyebut pemeriksaan paper test akan terus dilakukan hingga pukul 7 Wita, hari ini untuk memastikan keselamatan penerbangan.

"Harus dilakukan tes dulu, nanti kita akan keluarkan Notem ulang untuk menyatakan bandara saya aman untuk dilakukan penerbangan," katanya.


4 Maskapai Batalkan Penerbangan

Bandara Komodo Labuan Bajo. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, sebanyak empat maskapai penerbangan membatalkan penerbangan dari berbagai daerah ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Salah satunya maskapai Wings Air.

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, maskapai di bawah Lion Air Group itu membatalkan 18 penerbangan antar-wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu. Keputusan diambil berdasarkan pemberitahuan resmi (NOTAM) dari AirNav Indonesia dengan nomor ASHTAM VAWR0350, yang menyatakan adanya penyebaran abu vulkanik di wilayah darat dan udara pada 4 November 2024.

Corporate Communications Strategic of Wings Air Danang Mandala Prihantoro menyatakan bahwa pembatalan penerbangan sementara ini dilakukan sebagai langkah antisipasi, dalam memastikan aspek keselamatan dan keamanan seluruh penumpang beserta kru penerbangan.

"Dampak abu vulkanik terhadap penerbangan, abu vulkanik mengandung partikel-partikel yang sangat halus namun abrasif, yang dapat membahayakan komponen vital pesawat, seperti mesin dan sistem navigasi," katanya.

Ia menjelaskan jika terhirup oleh mesin pesawat, abu vulkanik dapat menyebabkan kerusakan serius, bahkan mengakibatkan mesin mati mendadak. Selain itu, partikel abu yang menyebar di udara dapat mengurangi visibilitas, sehingga menyulitkan manuver pesawat dan membahayakan keselamatan penerbangan secara keseluruhan.

 

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya