Anindya Bakrie Cari Potensi Kerjasama Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo di China

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie bergerak cepat untuk menggali potensi kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di China.

oleh Tim News diperbarui 09 Nov 2024, 23:38 WIB
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri alias Kadin Indonesia versi Munaslub 2024-2029, Anindya Bakrie. Presiden Prabowo Subianto telah melantik 48 menteri dan 56 wakil menteri dalam jajaran Kabinet Merah Putih besutannya periode 2024-2029. Kabinet gemuk Prabowo ini turut mengundang tanggapan dari kelompok pengusaha.

Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela mempersiapkan kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke China, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie bergerak cepat untuk menggali potensi kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di China.

Anindya Bakrie menjelaskan, hal itu mencakup dua hal, pertama potensi kerja sama untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah murah setiap tahun yang digaungkan Presiden Prabowo.

Kedua, lanjut dia, menggali potensi kerjasama dengan perusahaan perikanan di China untuk memperjuangkan peningkatan nilai ekspor hasil produksi nelayan Indonesia.

"Kami melihat potensi-potensi untuk membantu pemerintah Indonesia mendorong program-program yang luar biasa untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dan juga (mencapai) target perekonomian yang tumbuh (bertahap) 8 persen," ujar Anindya usai menyambut kedatangan Presiden Prabowo, di Hotel The Peninsula, Beijing, China, Sabtu dini hari (9/11/2024), yang disampaikan melalui keterangan tertulis.

Dia mengatakan, sehubungan dengan program pemerintah pembangunan 3 juta rumah murah setiap tahun, dirinya bersama Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Hashim S Djojohadikusumo dan Wakil Menteri Perumahan Rakyat Fahri Hamzah melakukan kunjungan kerja ke China Construction Technology Consulting Co Ltd (CCTC), sebuah perusahaan konsultasi teknologi konstruksi milik pemerintah China pada Kamis 7 November 2024.

"Dari kunjungan tersebut, kami menjajaki bagaimana memikirkan, baik itu financing (pembiayaan) maupun engineering (alat produksi) sampai kepada skema kerja sama untuk mempercepat atau akselerasi upaya untuk (ketersediaan) 3 juta rumah per tahun," papar Anindya.

 


Nilai Program Pemerintah 3 Juta Rumah Bisa Buat Swasembada Papan

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie bergerak cepat untuk menggali potensi kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di China. (Ist)

Anindya menilai, ini merupakan program pemerintah yang sangat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau membuat swasembada papan (tempat tinggal).

"Ini (program 3 juta rumah murah per tahun) benar-benar suatu terobosan yang luar biasa dan kami berharap hasilnya bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas," terang dia.

Dalam kesempatan terpisah, Anindya bersama dengan Hashim yang juga merupakan adik kandung dari Presiden Prabowo, menjajaki potensi kerja sama dengan salah satu perusahaan perikanan berteknologi modern di China untuk meningkatkan ekonomi dari sektor perikanan pada Jumat 8 November 2024.

Hal itu didasari pada telah ditandatanganinya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada UMKM bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan kelautan serta UMKM lainnya.

"Dalam rangka Pak Prabowo telah mengampuni sebanyak 6 juta rekening bank dari nelayan dan petani, kami juga melihat apa yang bisa dilakukan oleh nelayan-nelayan Indonesia dalam melakukan ekspor lebih banyak lagi, khususnya ke China," kata Anindya.

"Bersamaan dengan itu bagaimana juga kita bisa membawa begitu banyak kemampuan teknologi aset daripada vessel-vessel atau kapal-kapal penangkap ikan China guna meningkatkan hasil produksi nelayan kita," sambung dia.

 


Harapkan Bisa Bantu Nelayan

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto di China, Jumat malam 8 November 2024 waktu setempat. (Ist)

Anindya berharap, akan ada skema yang tepat sehingga dapat membantu nelayan untuk menggunakan kapalkapal penangkap ikan berteknologi modern itu.

Dia pun mencontohkan, dengan menggunakan kapal-kapal tersebut, maka para nelayan bisa membayarnya dengan cara mengekspor produk-produk perikanan seperti ikan, udang, cumi dan juga rumput laut agar bisa memberi kompensasi kepada mitra kerja di China.

"Beli kapal di China dibayar pakai ikan," ucap Anindya.

Dan terakhir, Anindya melihat dengan adanya kerja sama tersebut maka otomatis galangan-galangan kapal atau tempat pembuatan dan perbaikan kapal di Indonesia akan bertumbuh.

"Jadi walaupun di awal-awal menggunakan produk-produk China, akan tetapi ke depannya diharapkan Tingkat Kandungan (Komponen) Dalam Negeri (TKDN) juga dapat maju," kata dia.

"Jadi mudah-mudahan itu semua akan bisa menjadi suatu hal yang membawa manfaat sebelum melanjutkan lawatan ke Amerika Serikat sampai ke Peru, Brasil, dan Inggris," jelas Anindya.

Infografis Usulan Lahan Sitaan BLBI Bakal Dipakai Program 3 Juta Rumah Era Prabowo. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya