Menakar Potensi Indonesia Jadi Mediator Perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan

Indonesia memiliki modalitas secara bilateral, regional hingga global dalam mendorong dialog perdamaian antara dua Korea.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Nov 2024, 18:35 WIB
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan berkibar berdampingan - AFP

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Aksi saling kirim balon sampah hingga drone propaganda hanyalah segelintir kasus yang memperkeruh ketegangan antara dua Korea.

Panasnya hubungan itu mendorong pentingnya peran pihak ketiga untuk mendorong perdamaian antara kedua pihak, termasuk Indonesia yang dinilai potensial untuk menjadi mediator.

Indonesia, negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Pyongyang dan Seoul, memiliki kapasitas untuk mendorong dialog antara keduanya.

"Karena ini adalah kawasan yang penting, Indonesia selalu memantau dengan saksama eskalasi terkini di Semenanjung Korea dan menyerukan agar semua pihak menahan diri," tutur Mantan Koordinator Bilateral Desk Indonesia-Korea di Kementerian Luar Negeri Ukky Puji Basuki dalam sesi workshop bersama jurnalis peserta Indonesia-Korea Journalist Network yang diselenggarakan oleh FPCI dan Korea Foundation (KF) di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

"Dalam berbagai forum multilateral, termasuk ASEAN atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia selalu menekankan perlunya semua pihak untuk tidak meningkatkan ketegangan tetapi mengejar denuklirisasi, serta menekankan juga pentingnya prinsip non-intervensi."

Ukky melanjutkan, peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun depan, dapat menjadi momen yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan dialog dengan Korea Utara.

"Karena Indonesia dan Korea Utara sama-sama anggota gerakan non-blok, kita memiliki semangat yang sama untuk mendekolonisasi dan berusaha membangun ketahanan untuk menjadi negara yang merdeka dan makmur," lanjut dia.

Jakarta, sebut Ukky, juga memiliki potensi sebagai lokasi dilakukannya dialog dengan Korea Utara.

"Jakarta juga merupakan tempat yang netral. Jika semuanya berjalan dengan baik dan dialog dapat diaktifkan kembali antara Korea Utara dan dunia, mungkin Jakarta juga dapat dipilih sebagai salah satu tempat untuk membantu dialog tersebut," jelasnya.


Bergerak Lewat ASEAN

Sesi workshop bersama jurnalis peserta Indonesia-Korea Journalist Network yang diselenggarakan oleh FPCI dan Korea Foundation (KF) di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Indonesia juga dapat memainkan perannya lewat ASEAN, organisasi kawasan Asia Tenggara yang memiliki pandangan yang sama soal pentingnya perdamaian di Asia Timur.

"Itulah sebabnya ASEAN mendorong pembangunan perdamaian, dan ini merupakan salah satu jalan bagi Indonesia untuk memainkan peran diplomatiknya," papar Ukky.

Sebelumnya, Indonesia mulai melakukan advokasi pendekatan lewat ASEAN Regional Forum (ARF), di mana Korea adalah salah satu anggotanya. Dalam kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, ARF dihadiri oleh utusan Korea Utara.

"Melihat keterlibatan sebelumnya, disarankan bahwa ARF masih memiliki modalitas untuk digunakan sebagai platform untuk pembangunan perdamaian, terutama dalam membahas arsitektur keamanan regional yang dapat diterima secara umum atau dibahas secara umum oleh semua pihak terkait," tutur Ukky.

Indonesia juga dapat bekerja sama dengan ASEAN untuk kembali mengajak Korea Utara terlibat dalam dialog perdamaian.

"Kerja sama multilateral ini penting untuk memperkuat upaya perdamaian berkelanjutan di Semenanjung Korea," tambah dia.

 


Pentingnya Peran Indonesia dan ASEAN

Ketegangan militer yang serius sedang terjadi di Semenanjung Korea diduga karena peluncuran drone Korea Selatan. (JUNG YEON-JE/AFP)

Hal senada turut diungkapkan oleh Dekan dan Profesor di Sekolah Pascasarjana Studi Internasional Universitas Nasional Seoul, Seong-ho Sheen.

Ia menuturkan bahwa Indonesia memiliki modalitas yang baik untuk menjadi mediator, dan kawasan Asia Tenggara juga memiliki peran penting bagi perdamaian kedua Korea.

"Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik yang erat dengan Korea Utara, ini menjadi aset yang sangat penting yang dimiliki Indonesia dalam hal Semenanjung Korea," kata Sheen.

"Kedua, pertemuan mantan presiden AS Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam beberapa tahun terakhir dilakukan di Asia Tenggara, satu di Singapura dan kedua di Vietnam. Ini memembuktikan bahwa Asia Tenggara dapat menjadi sangat penting, atau ASEAN dalam hal ini," lanjutnya.

"Jadi, menurut saya, jika menyangkut isu Semenanjung Korea atau sudut pandang Korea Utara, ada potensi bagi Indonesia atau ASEAN untuk memainkan peran penting," tegas dia.


Mengapa Stabilitas Semenanjung Korea Penting?

Kementerian Pertahanan Korea Utara menyebutkan militer telah mengeluarkan perintah operasi pendahuluan kepada artileri dan unit-unit tentara lainnya di dekat perbatasan dengan Korea Selatan untuk bersiap sepenuhnya melepaskan tembakan. (JUNG YEON-JE/AFP)

Stabilitas di Semenanjung Korea penting bagi dunia, termasuk Indonesia, karena kawasan Asia Timur saat ini merupakan salah satu pusat kekuatan ekonomi global dan stabilitasnya sangat penting bagi perdagangan dan pembangunan.

Hal tersebut berkaitan dengan pembangunan ekonomi Indonesia.

"Semua pelaku utama di kawasan Asia Timur merupakan mitra dagang dan investasi penting atau menampung sejumlah besar migran Indonesia. Misalnya, di Hong Kong atau bahkan Taiwan dan Korea Selatan, kami memiliki sejumlah besar pekerja migran," jelas Ukky.

"Itulah sebabnya ketidakstabilan jelas akan mengurangi kemampuan Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan."

Menurut Ukky, Indonesia dapat mengerahkan upaya bilateral, regional, multilateral hingga global dalam mendorong terciptanya stabilitas di kawasan Asia Timur dan Semenanjung Korea, yang tidak hanya menguntungkan dua Korea namun dunia secara keseluruhan.

Hasil Utama KTT Korea Utara-Korea Selatan adalah Perang Korea Berakhir (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya