Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Situs SatuSehat Health Pass Palsu

Kementerian Kesehatan RI memperingatkan masyarakat terkait pemalsuan situs Satusehat Health Pass yang menargetkan pelaku perjalanan internasional.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 10 Nov 2024, 14:00 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Update SatuSehat Lewat Link di WhatsApp. Foto: (Ade Nasihdin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) baru-baru ini menerima laporan mengenai pemalsuan situs SATUSEHAT Health Pass (SSHP). Situs palsu ini menargetkan para pelaku perjalanan internasional dengan meminta mereka membayar sejumlah biaya saat mengisi formulir di situs tersebut.

"Kami mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati. Pengisian formulir SSHP hanya dapat dilakukan melalui situs resmi sshp.kemkes.go.id atau aplikasi SATUSEHAT Mobile, dan tidak dikenakan biaya apa pun," kata Setiaji, Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI dilansir laman Sehatnegeriku.

SATUSEHAT Health Pass adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Pengisian formulir ini wajib bagi semua pelaku perjalanan internasional, baik warga negara Indonesia maupun asing, saat tiba di Indonesia.

Para pelaku perjalanan hanya perlu mengisi formulir secara daring dan gratis melalui situs sshp.kemkes.go.id. Setelah pengisian, akan muncul barcode yang memuat riwayat kesehatan dan perjalanan mereka. Barcode ini kemudian akan dipindai oleh petugas di pintu kedatangan bandara dan dapat disimpan oleh pengguna.

Setiaji juga mengingatkan masyarakat, khususnya para pelaku perjalanan internasional, untuk tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya kembali tindakan ilegal serupa. Jika menemukan aktivitas mencurigakan, masyarakat dapat melaporkannya melalui email helpdesk@kemkes.go.id.

"Tidak hanya berpotensi merugikan secara finansial, tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab ini juga dapat mengancam keamanan dan perlindungan data pribadi masyarakat," ucap Setiaji.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya