Antisipasi Arus Migran dari Amerika Serikat, Kanada Berlakukan Status Siaga

Kebijakan Donald Trump terkait migran di AS membuat Kanada berlakukan status siaga di perbatasan.

oleh Tim Global diperbarui 11 Nov 2024, 18:35 WIB
Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)

Liputan6.com, Ottawa - Pihak berwenang Kanada mengatakan pada Jumat (8/11/2024) bahwa pihaknya memberlakukan status siaga tinggi dengan memusatkan seluruh perhatian pada perbatasan dengan Amerika Serikat.

Tujuannya untuk menghadapi kemungkinan masuknya migran dari negara tetangga itu.

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menjanjikan deportasi massal terbesar dalam sejarah AS dan menuduh imigran menyebabkan permasalahan di Negeri Paman Sam tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (11/11).

Selama masa jabatan presiden pertamanya pada 2017 hingga 2021, puluhan ribu migran, termasuk warga Haiti yang kehilangan perlindungan dari pemerintah Amerika Serikat, melarikan diri ke utara menuju Kanada.

"Kami dalam keadaan siaga tinggi," kata juru bicara kepolisian nasional Royal Canadian Mounted Police, Sersan Charles Poirier, kepada AFP.

"Semua perhatian kami tertuju pada perbatasan untuk melihat apa yang akan terjadi, karena kami tahu bahwa sikap Trump terhadap imigrasi mungkin akan memicu migrasi ilegal dan tidak teratur ke Kanada," katanya.

Di Ottawa, Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland pada Jumat (8/11) bertemu dengan sekelompok menteri yang bertugas menangani masalah pelik yang mungkin muncul antara Kanada dan pemerintahan Trump yang akan datang.

Dia berusaha meyakinkan bahwa Kanada siap menghadapi kemungkinan peningkatan arus masuk migran.

"Kami punya rencana," katanya pada konferensi pers setelah pertemuan tersebut, tanpa memberikan rincian.

"Warga Kanada perlu tahu, perbatasan kita aman dan terjamin dan kami mengendalikannya."

 


Kanada Pangkas Jumlah Masuknya Imigran

Bendera negara Kanada

Kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya pengungsi terjadi ketika Kanada memangkas target imigrasinya sendiri.

Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan, mereka ingin memperlambat pertumbuhan penduduk sekaligus memperkuat infrastruktur utama dan layanan sosial.

PM Francois Legault, kepala pemerintahan provinsi Quebec, pada minggu ini juga menyatakan keprihatinannya mengenai banyaknya pendatang yang melebihi kemampuan provinsinya untuk menampung mereka.

Kebijakan Anti-Imigran Donald Trump

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya