Liputan6.com, Jakarta Salah satu film Indonesia yang akan rilis November 2024 adalah Cinta Dalam Ikhlas. Film karya sineas Fajar Bustomi ini menampilkan Adhisty Zara dan Abun Sungkar sebagai pemeran utama.
Adhisty Zara dan Abun Sungkar jelas kombinasi unik sekaligus menarik. Mengingat, keduanya belum pernah adu akting sebagai pemeran utama. Fajar Bustomi lantas berbagi alasan mengapa mereka terpilih.
Advertisement
Apalagi, ini kali pertama Abun Sungkar dipercaya sebagai pemeran utama. Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, Fajar Bustomi mengenang pertemuan dengan Abun Sungkar saat syuting Mariposa.
“Saya sudah beberapa kali syuting dengan mereka. Abun Sungkar belum pernah jadi leading actor. Keinginan menjadikannya pemeran utama muncul setelah saya syuting Mariposa (2020) dengannya,” katanya.
Abun Tipe Aktor Ngulik
Sayang, kala itu belum ada produser yang berani menempatkan Abun Sungkar di garis depan. Penulis Cinta Dalam Ikhlas, Abay Adhitya lantas mencetus nama Abun Sungkar saat hendak memfilmkan novelnya.
Fajar Bustomi pun menarik napas lega. “Abun tipe aktor yang sangat ngulik naskah dan mendalami penokohan,” Fajar Bustomi berbagi cerita. Soal terpilihnya Adhisty Zara sebagai Aurora, sutradara film Buya Hamka punya cerita sendiri.
Advertisement
Kali Pertama Bertemu Zara
“Kali pertama saya bertemu Zara di film Dilan 1990. Saat itu, saya punya intuisi kuat Zara ke depan akan menjadi bintang. Sebagai aktris, dia sangat enak diajak kerja sama dan itu sangat penting mengingat film adalah kerja kolektif,” urainya.
Sejak syuting Dilan 1990, Fajar Bustomi meyakini Adhisty Zara sebagai bintang potensial karena bakatnya besar. Benar saja. Ia kemudian dipercaya Starvision Plus membintangi Dua Garis Biru yang mendulang 2,5 juta penonton lebih.
Ditakdirkan untuk Abun-Zara
Kini, Adhisty Zara dipinang Starvision Plus lagi untuk memperkuat Cinta Dalam Ikhlas. Dalam pandangan Fajar Bustomi, kombinasi Adhisty Zara dan Abun Sungkar sangat unik. Mereka punya chemistry kuat. Saat syuting ia tak perlu menjelaskan panjang lebar.
Duet Abun-Zara paham harus bagaimana karena sefrekuensi. “Saat itu saya makin percaya tokoh Athar dan Aurora ini ditakdirkan untuk Abun-Zara. Dialog film ini tak banyak namun menuntut ekspresi dan kedalaman emosi,” Fajar Bustomi mengakhiri.
Advertisement