Awas! Ini 7 Maksiat Batin yang Dapat Merusak Hati

Berikut di antara maksiat batin yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Dosa ini seringkali tidak disadari dan termasuk penyakit hati yang susah diobati.

oleh Putry Damayanty diperbarui 11 Nov 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi iri, cemburu, membandingkan diri dengan orang lain. (Image by freepic.diller on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Maksiat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan tuntunan Rasulullah. Maksiat timbul dari berbagai aktivitas seperti mental, pikiran maupun perasaan. Salah satu jenis maksiat adalah maksiat batin. 

Maksiat batin atau disebut juga maksiat hati terkadang sulit untuk disadari bahkan oleh pelaku maksiat itu sendiri. Meskipun begitu, maksiat batin lebih berbahaya dibandingkan maksiat lahir pada pribadi seorang muslim. 

Maksiat batin akan merusak hati pelakunya hingga sulit dalam bertaubat kepada Allah SWT. Sehingga, Allah memerintahkan dalam Qur’an surah Al-An’am ayat 120 untuk meninggalkan maksiat batin maupun maksiat zahir. 

وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ

Artinya: “Dan tinggalkanlah dosa zahir maupun batin.”

Untuk itu, sebagai seorang muslim perlu mengetahui apa saja perbuatan-perbuatan yang dapat mengarah kepada maksiat batin. Berikut di antaranya dikutip dari oase.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


1. Ghadab (Marah)

Ilustrasi marah, kesal. (Image by drobotdean on Freepik)

Marah merupakan salah satu dari bentuk maksiat batin yang harus dijauhi oleh setiap muslim. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasulullah, hendaknya dapat mengontrol emosi dan pikirannya. 

Ketika seorang muslim dapat mengontrol amarahnya, Allah SWT telah menjanjinya akan memberi ganjaran surga padanya. Seperti yang tertuang dalam hadis Rasulullah SAW:

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Artinya: “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk surga.” (HR. Ath-Thabrani)

2. Hasad (Dengki)

Orang yang memiliki hati dengki akan rela melakukan apa saja agar orang lain yang ia benci menderita. Ia akan sangat senang ketika melihat orang lain kesusahan. 

Sifat hasad atau dengki, tidak sesuai dengan pribadi seorang muslim yang diperintahkan untuk berbahagia saat muslim lainnya berbahagia dan bersedih ketika muslim lainnya bersedih. 

Rasulullah SAW telah memerintahkan untuk umat muslim agar menjauhi sifat dengki, sesuai dengan sabdanya yang berbunyi:

“Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)


3. Al Bukhlu wa Hubbul Mall (Kikir dan Cinta Harta)

Ilustrasi emas harta karun (iStock)

Kikir dan cinta harta merupakan maksiat batin yang harus dijauhi oleh setiap umat muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Muhammad ayat 38:

هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ

Artinya: “Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).”

Dari ayat tersebut, Allah menganjurkan untuk setiap muslim menginfakkan harta yang dimilikinya serta larangan untuk berlaku kikir. Karena, Allah tidak akan membuat seseorang miskin hanya karena membagi sebagian hartanya kepada orang lain yang memang juga membutuhkan. 

4. Hubbud Dunya (Cinta Dunia)

Dunia memang penting karena kehidupan berada di dunia. Akan tetapi, menjadikan dunia sebagai tujuan akhir dan memprioritaskan dunia menjadi hal yang tidak diperbolehkan. Sejatinya, setiap makhluk akan kembali kepada Allah dan menuju hidup yang kekal yakni akhirat. 

Allah telah berfirman dalam Qur’an surah Ghafir ayat 39 yang berbunyi:

يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

Artinya: “Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”


5. Takabur

Ilustrasi orang sombong, keras hati. (Image by 8photo on Freepik)

Takabur atau sombong merupakan suatu sifat yang melekat pada diri seseorang yang dapat ditunjukkan dengan membanggakan diri sendiri. Orang yang memiliki sifat takabur akan merasa dirinya lebih besar (jumawa) dibandingkan yang lain serta seringkali memandang dirinya lebih sempurna daripada siapapun. 

Larangan untuk bersifat takabur dan sombong terdapat dalam firman Allah Qur’an surah Luqman ayat 18:

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”

6. Ujub (Bangga Terhadap Diri Sendiri)

Ujub termasuk ke dalam maksiat batin yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa bangga akan pencapaian maupun kemampuan dirinya. Seringkali seseorang yang bersifat ujub memperlihatkan pencapaian-pencapaian yang ia miliki kepada orang lain sebagai bentuk kebanggaan atas keberhasilannya.

7. Riya (Pamer)

Riya atau pamer juga menjadi maksiat yang banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Baik disadari maupun tidak disadari, seorang yang riya akan menuntut orang lain untuk mengakui apa yang sedang ia tunjukkan atau pamerkan. Misalnya, bersedekah. 

Agar orang lain mengetahui amal yang ia lakukan, orang yang memiliki sifat riya menjadikan penting orang lain untuk melihat sedekah yang ia lakukan. Dengan arti lain bahwa seorang yang bersifat riya akan melakukan ibadah maupun amal hanya untuk dilihat oleh orang lain. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya