% Arabica Buka Gerai Berkonsep Hijau di Luar Jakarta, Tawarkan Ragam Camilan Khas Jepang

% Arabica mengusung konsep hijau untuk gerai terbaru di kawasan BSD, Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 11 Nov 2024, 06:02 WIB
Suasana kafe % Arabica dari dalam. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Brand kedai kopi asal Jepang, % Arabica, untuk pertama kalinya membuka cabang di luar Jakarta. Memilih lokasi di The Breeze BSD, Kabupaten Tangerang, outlet ke-8 di Indonesia itu hadir mengusung konsep 'hijau'.

Konsep tersebut diwujudkan dengan penggunaan material kaca di interior dan eksterior kedai kopi. Tujuannya agar sinar matahari bebas keluar masuk ruangan dan biaya listrik bisa ditekan karena penggunaan lampu yang minimal.

"Kami mempertahankan pencahayaan alami, jadi bisa meminimalisir penggunaan lampu," kata Astrid Kusumadewi, Chief Strategy Officer % Arabica di Tangerang, Kamis, 7 November 2024.

Hal itu sejalan dengan visi dan misi % Arabica yang mengedepankan keberlangsungan lingkungan, setiap outlet tersebut berada. "Kami melihat BSD City ini sesuai dengan visi kami tentang lingkungan, seperti terpeliharanya pohon, gaya hidup sehat komunitasnya, juga gaya bangunan yang mengedepankan ramah lingkungan," kata Astrid.

Didesain oleh kolaborator langganan, Nomura 10, gerai seluas 238 meter persegi itu terdiri dari dua lantai, menawarkan sebuah paduan area duduk di dalam dan luar ruangan yang cantik. Di area dalam, pengunjung bakal merasa sedang menyatu dengan alam karena penempatan desain berkonsep seperti air jatuh yang terbuat dari kayu.

Dengan dinding mayoritas kaca, pengunjung juga bisa leluasa memandang ke sekeliling yang rimbun pepohonannya. Penggunaan kaca juga memberikan kesan lapang sekaligus estetis. Walau dirancang ramah lingkungan. kedai tetap menggunakan pendingin ruangan demi kenyamanan pelanggan. 

 


Upaya Sadar Lingkungan

Stasiun layanan pelanggan di gerai kopi %Arabica BSD. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Astrid mengklaim pihaknya sedari awal sudah melaksanakan upaya ramah lingkungan untuk keberlangsungan bumi. Langkah tersebut sudah dilakukan sejak 2021 yang dimulai dengan komitmen pembangunan hijau.

Keputusan % Arabica membuka gerai di mal itu juga tak lepas dari prinsip open air yang dipegang pengelola pusat perbelanjaan. Prinsip itu memungkinkan matahari dan sirkulasi udara bergerak baik mendampingi aktivitas pengunjungnya.

"Bahkan saat kita datang ke sini, mau buka toko, dimohon untuk tidak menebang pohon. Jadi dari situ kita tahu ada komitmen penghijauan, makanya kita mau," paparnya.

Upaya sadar lingkungan lainnya adalah beralih dari cup plastik menjadi pengguna paper cup. Walau begitu, paper cup sebenarnya masih dipertanyakan sebagai solusi terbaik pengurangan sampah plastik mengingat wadah itu sebenarnya masih menggunakan plastik sebagai pelapis bagian dalam.

Mengutip laman resmi University of Gothenburg, Minggu, 10 November 2024, riset yang dilakukan para peneliti kampus tersebut menunjukkan bahwa gelas kertas yang dibuang di alam juga bisa merusak lingkungan karena mengandung bahan kimia beracun. 

"Kami meninggalkan gelas kertas dan gelas plastik di sedimen basah dan air selama beberapa minggu dan mengamati bagaimana bahan kimia yang terlarut mempengaruhi larva. Semua mug berdampak negatif terhadap pertumbuhan jentik nyamuk," kata Bethanie Carney Almroth, profesor ilmu lingkungan di Departemen Biologi dan Ilmu Lingkungan di Universitas Gothenburg pada Agustus 2023.

 


Alasan Paper Cup Berbahaya

Suasana kafe % Arabica dari luar. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Almroth menerangkan bahwa kertas tidak tahan lemak dan tidak tahan air, sehingga kertas yang digunakan dalam bahan pengemas makanan perlu diberi lapisan permukaan yang terbuat dari plastik. Saat ini, film plastik sering kali dibuat dari polilaktida, PLA, sejenis bioplastik.

Bioplastik diproduksi dari sumber daya terbarukan (PLA umumnya diproduksi dari jagung, singkong, atau tebu) dibandingkan bahan bakar fosil seperti yang terjadi pada 99 persen plastik yang ada di pasaran saat ini. PLA sering dianggap dapat terbiodegradasi, artinya plastik ini dapat terurai lebih cepat dibandingkan plastik berbahan dasar minyak dalam kondisi yang tepat, namun studi para peneliti menunjukkan bahwa PLA masih bisa menjadi racun.

"Bioplastik tidak terurai secara efektif ketika berada di lingkungan, di dalam air. Mungkin terdapat risiko bahwa plastik tersebut akan tetap berada di alam dan mikroplastik yang dihasilkan dapat tertelan oleh hewan dan manusia, seperti halnya plastik lainnya. Bioplastik mengandung bahan kimia setidaknya sama banyaknya dengan plastik konvensional," kata Almroth.

 

 


Hadirkan 3 Varian Baru Pastry

Ragam camilan pendamping minum kopi di % Arabica BSD. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Terlepas dari urusan sampah plastik, % Arabica BSD merayakan pembukaannya dengan meluncurkan kue Basque cheesecake dengan sentuhan Jepang yang menarik. Kue tersebut khusus tersedia hanya di lokasi ini serta didesain sebagai teman pendamping minuman-minuman kopi.

Selain kue Basque cheesecake yang spesial, % Arabica juga menawarkan Palmier Seasalt lezat, sebuah camilan bergaya Prancis dengan taburan sea salt yang khas, serta Apple Tatin, sebuah kue manis yang kaya rasa.

"Sebagai pusatnya kopi dan hub bagi para komunitas, % Arabica BSD City The Breeze mengundang para pecinta kopi untuk menikmati minuman-minuman kopi kelas dunia dalam sebuah ruang yang mengombinasikan nuansa alam dengan gaya urban yang elegan," tuturnya.

Tiga menu kopi andalan % Arabica pun masih sangat diminati. Untuk penikmat kopi yang kuat, bisa pesan Kyoto Latte dan Spanis Latte, yang dibandrol Rp 53 ribu untuk sajian panas dan Rp 59 ribu untuk dingin. Sementara, penikmat kopi yang menginginkan lebih creamy bisa memesan white mocca, yang dibanderol Rp59 ribu untuk sajian panas dan Rp65 ribu untuk sajian dingin.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya