Awas, Harga Emas Diprediksi Tenggelam November 2024 Ini

Sepanjang pekan kedua November 2024, harga emas dipengaruhi oleh pemilu AS. Aksi jual tajam harga emas sempat terjadi yang membuat para pelaku pasar bertanya-tanya tentang arah logam kuning tersebut ke depannya.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Nov 2024, 12:23 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Sepanjang pekan kedua November 2024, harga emas dipengaruhi oleh pemilu AS. Aksi jual tajam harga emas sempat terjadi yang membuat para pelaku pasar bertanya-tanya tentang arah logam kuning tersebut ke depannya.

Harga emas dunia di pasar spot memulai perdagangan pekan kedua November 2024 pada USD 2.739,34 per ons, dan menghabiskan bagian awal minggu berosilasi dalam kisaran sempit USD 20 antara level terendah USD 2.726 dan level tertinggi tepat di bawah USD 2.748 pada pagi hari Pemilu AS.

Terkait hal ini, survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan sentimen yang sangat bearish dari para pakar industri, sementara kontingen bullish dari pedagang eceran juga merosot menjadi minoritas untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Analis pasar senior di Barchart.com, Darwin Newson mengatakan harga emas spot diperkirakan turun pada pekan ketiga November 2024. 

"Meskipun saya pikir pasar akan mengungkap minat lindung nilai jangka panjang investor baru, kontrak berjangka Desember belum menyelesaikan tren turun jangka pendek pada grafik penutupan harian saja,” kata Newson, dikutip dari Kitco, Minggu (10/11/2024). 

Kemudian, David Morrison, analis pasar senior di Trade Nation, mengatakan gambaran teknis menunjukkan penurunan lebih lanjut untuk harga emas. 

"Emas merosot pada hari Rabu karena menjadi jelas bahwa Trump telah memenangkan masa jabatan kedua sebagai Presiden AS. Sebagian besar aksi jual dapat disalahkan pada dolar AS yang melonjak karena berita tersebut,” jelas Morrison.

Frank Sohlleder, analis di ActivTrades, juga yakin emas kemungkinan akan terus turun dalam waktu dekat. 

"Meskipun bergerak naik, emas belum mampu menghindari bahaya koreksi besar. Bahkan penurunan lebih lanjut suku bunga acuan di AS tidak dapat memastikan bahwa emas akan mengalami permintaan yang kuat,” ujar Sohlleder.

 


Hasil Survei Kitco

Harga Emas Dunia Hari Ini: Foto: Freepik/Wirestock

Minggu ini, 14 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dan aksi jual tajam minggu ini mendorong sebagian besar Wall Street ke dalam prospek bearish. 

Hanya tiga pakar, atau 21 persen, yang memperkirakan harga emas akan naik selama minggu depan, sementara sembilan analis, atau 64 persen, memperkirakan penurunan harga logam mulia. Dua analis lainnya, yang mewakili 14 persen dari total, memperkirakan periode konsolidasi untuk emas.

Sementara itu, 249 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan optimisme yang tak tergoyahkan dari investor Main Street akhirnya menyerah pada keraguan. 

Sedangkan 114 pedagang eceran, atau 46 persen, memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara 91 lainnya, atau 36 persen, memperkirakan logam kuning akan diperdagangkan lebih rendah. 44 investor lainnya, yang mewakili 18 persen dari total, memperkirakan emas akan bergerak menyamping dalam waktu dekat.

 


Sentimen Ekonomi AS Sepekan

Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Kalender ekonomi minggu depan cenderung tenang, terutama dibandingkan dengan kemeriahan minggu lalu. 

Peristiwa berita ekonomi utama yang perlu diperhatikan adalah rilis CPI inti AS untuk Oktober pada Rabu, yang akan dipantau ketat oleh Fed untuk mengetahui indikasi inflasi konsumen terus berlanjut di jalur menuju 2 persen.

Kemudian ada laporan PPI AS dan data klaim pengangguran mingguan pada Kamis, dan rilis penjualan ritel AS untuk bulan Oktober pada Jumat pagi, yang seharusnya memberikan bukti konkret tentang daya beli warga Amerika di lingkungan biaya tinggi saat ini.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga akan berpidato pada Kamis, yang akan menjadi kesempatan pertamanya untuk mengontekstualisasikan komentar konferensi persnya tentang pemerintahan yang akan datang dan independensi bank sentral. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya