Tatkala Malaikat Jibril Marah Dapati Rasulullah Dipukul dan Dilempari Batu saat Berdakwah di Thaif

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menceritakan kisah haru perjuangan dakwah Rasulullah SAW di kampung Thaif. Simak kisah selengkapnya yang disarikan dari YouTube Majlis Rosho TV.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 12 Nov 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Liputan6.com, Jakarta - Dakwah Rasulullah SAW dalam memperjuangkan agama Islam tidaklah mudah. Tak sedikit juga dakwah Nabi Muhammad SAW mendapat penolakan, seperti ketika berdakwah ke Kota Thaif.

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menceritakan kisah haru perjuangan dakwah Rasulullah SAW di kampung Thaif. Simak kisah selengkapnya yang disarikan dari YouTube Majlis Rosho TV.

Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW masuk Thaif. Tujuan beliau memasuki kota tersebut tidak lain hanya untuk menyampaikan kebenaran agar masyarakatnya mendapatkan hidaya dan mengenal kepada Allah SWT, sehingga selamat di akhirat kelak.

Namun, kedatangan Nabi Muhammad SAW tidak disambut oleh mereka dengan kebaikan. Rasulullah SAW malah dipukuli, wajah mulianya dilempari batu dan sandal. Semua jalan keluar juga ditutup oleh penduduk Thaif.

Hingga akhirnya, Rasulullah SAW memilih untuk meninggalkan Thaif. "Wahai (masyarakat) kampung Thaif, jika engkau tidak bisa menerimaku, izinkan aku untuk keluar," kata Rasulullah SAW.

Akan tetapi, mereka tidak mengizinkan Rasulullah SAW keluar dari kampungnya.

Kata mereka, "Tidak! Kau masuk tanpa izin, kau harus mati di sini wahai Muhammad".

Nabi Muhammad SAW terdiam, lalu kemudian berkata lagi. "Wahai masyarakat Thaif, jika engkau memang tidak bisa menerimaku, maka izinkanlah aku untuk pulang, untuk kembali," kata Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Diizinkan Keluar, tapi Dipukuli

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW | Via: istimewa

Tiba-tiba Allah menggerakkan hati mereka. Salah seorang dari mereka berkata, "Kalau Muhammad terus di sini, benar-benar mati di sini, kita yang repot. Kita akan berurusan dengan kabilahnya Muhammad."

"Terus bagaimana?" tanya yang lain.

 "Ya jangan sampai di sinilah. Lepas saja lah," jawab salah seorang.

"Ya pokoknya kita lepas, kita bikin kapok, gak boleh selamat dia," ujar yang lainnya.

Tidak lama kemudian, pemuda-pemuda Thaif dengan badan kekar keluar. Mereka membuat dua barisan, berjajar hingga jalan keluar kampung Thaif.

"Hei Muhammad! Kalau kamu ingin pulang, tidak ada jalan keluar kecuali melewati dua barisan itu!" kata pembesar Thaif.

Nabi Muhammad SAW sadar bahwa mereka yang berada di dua barisan tersebut akan berbuat yang tidak baik kepadanya. Akan tetapi, dia tetap jalan keluar sambil bertawakal kepada Allah SWT. .

Ketika baru melewati orang yang paling depan, orang yang gagah perkasa dengan tangan menggenggam tiba-tiba memukul Nabi Muhammad SAW. Pelipis Rasulullah SAW terkena hingga ia terpental ke kiri. Kemudian dipukul lagi lebih keras sampai akhirnya nabi tersungkur.

Sepanjang jalan keluar, Rasulullah SAW terus dipukuli. Jatuh, dibangunkan lagi, lalu dipukuli lagi.


Tak Ingin Penduduk Thaif Disiksa

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto: Abdullah Oguk/Unsplash.com

Setelah keluar dari kampung Thaif, Nabi Muhammad SAW merasakan sakit. Beliau menoleh ke kiri ke kanan ingin mencari tempat berlindung untuk beristirahat. Terlihatlah pohon kurma yang rindang. Maka Nabi Muhammad SAW mendekat ke pohon kurma itu.

Ia duduk di tempat itu dengan wajahnya menghadap ke kampung Thaif. Air mata berlinang jatuh di pipi beliau ketika memandang kampung Thaif seraya berdoa, “Ya Allah jangan siksa mereka.”

Tiba-tiba Malaikat Jibril datang dan berkata, “Ya Rasulallah, sungguh keterlaluan umatmu itu.” Mendengar ucapan Jibril, Rasulullah hanya terdiam.

Malaikat Jibril berkata lagi. "Ya Rasulullah, umatmu sangat keterlaluan. Jika engkau mau, akan aku angkat gunung, akan aku jatuhkan di atas kepala mereka".

Mendengar tawaran Jibril, Nabi Muhammad SAW yang lemah lunglai tiba-tiba berdiri tegak. Dengan tegarnya beliau berkata, "Jibril, jangan lakukan itu! Aku masih berharap mereka bersyahadat. Aku masih berharap mereka mempunyai anak keturunan ahli iman".

Nabi lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berdoa kepada Allah SWT. “Allahummahdi qaumii, fainnahum la ya'lamuun. Ya Allah berikan petunjuk kepada kaumku, mereka berbuat itu karena mereka belum tahu.”

Betapa hebatnya Nabi Muhammad SAW. Menunjukkan begitu rasa kasih sayangnya kepada umat. Ia tidak ingin umatnya tersiksa, tidak ingin umatnya sengsara, hingga rela dipukuli.

Itulah yang disampaikan oleh Buya Yahya, kisah Rasulullah SAW berdakwah ketika di kampung Thaif. Semoga kisah yang penuh haru inj mengandung hikmah bagi kita sebagai umatnya.

Wallahu a’lam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya