Liputan6.com, Jakarta - PT Geo Dipa Energi (Persero) menyatakan belum ada rencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO), walaupun hal itu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan tambahan modal.
"Rencana IPO itu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan tambahan modal perusahaan. Geo Dipa dalam jangka pendek belum ada rencana IPO,” kata Direktur Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, dalam media briefing, di Bandung, ditulis Senin (11/11/2024).
Advertisement
Alasan belum ada rencana IPO lantaran terdapat sumber-sumber permodalan lain yang tertarik berinvestasi di Geo Dipa, baik itu dari Penyertaan Modal Negara (PMN) maupun investor asing.
“Karena kami lihat, di samping PMN, ada banyak sumber modal lain dari luar negeri yang tertarik masuk Geo Dipa,” ujarnya.
Kendati demikian, untuk mendapatkan tambahan modal, Geo Dipa akan memperkuat kerjasama dengan investor strategis yang mendukung pengembangan energi panas bumi sekaligus akan memanfaatkan pinjaman hijau.
“Strategi kami adalah memperkuat kemitraan dengan investor strategis yang bisa mendukung pengembangan energi panas bumi, dan kami juga melihat adanya peluang dari pinjaman hijau yang semakin banyak ditawarkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Rionald Silaban, mengatakan Geo Dipa Energi merupakan salah satu kebanggaan Pemerintah dalam mengembangkan pembangkit listrik untuk energi bersih.
Geo Dipa merupakan BUMN Indonesia yang fokus pada energi panas bumi. Kegiatan usahanya mencakup eksplorasi, eksploitasi, dan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
"Geo Dipa adalah bayinya kementerian keuangan. Ketika waktu itu ada sengketa kemudian pemerintah mengambil alihnya dan kita membesarkannya dari kecil dan sekarang Geo Dipa sudah berproduksi dan menjadi kebanggaan kita,” kata Rionald.
Rionald menyampaikan transisi energi menuju sumber energi terbarukan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia dalam upaya mencapai keberlanjutan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Percepat Pemanfaatan Panas Bumi, GeoDipa dan Halliburton Kerjasama Pengembangan Operasional
Sebelumnya, PT Geo Dipa Energi (Persero) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman / Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Halliburton Logging Services Indonesia untuk pengembangan operasional panas bumi di wilayah kerja GeoDipa.
Penandatanganan tersebut dilakukan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dalam Business 20 (B20) yang merupakan bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Jumat (11/11/2022).
MoU tersebut ditandatangani langsung Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi GeoDipa, Yudistian Yunis, dan Presiden Direktur PT Halliburton Logging Services Indonesia, Parijaat Sadanand Dixit.
Penandatanganan tersebut juga turut disaksikan Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, Luhut B. Panjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, dan B20 Chairwoman, Shinta W. Kamdani.
Yudistian menjelaskan bahwa kerjasama ini ditujukan untuk mendukung upaya percepatan pengembangan dan pemanfaatan panas bumi di Indonesia yang dilakukan oleh GeoDipa.
Advertisement
Tingkatkan Kemampuan Operasional
Hal ini dikarenakan GeoDipa merupakan satu-satunya BUMN Panas Bumi yang ditunjuk pemerintah dalam pelaksanaan government drilling yang dituntut untuk meningkatkan kemampuan operasional melalui berbagai inovasi guna mempercepat pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan.
“Ini merupakan kerja sama yang sangat strategis, Halliburton memiliki pengalaman yang sangat baik pada sektor minyak, gas bumi dan panas bumi terkait penggunaan teknologi dan metodologi dalam bidang penunjang jasa pengeboran untuk meningkatkan sumber daya panas bumi. Kami berharap dengan kerjasama ini juga memberikan manfaat terhadap pemanfaatan panas bumi di Indonesia,” katanya.
Dalam kerjasama tersebut, GeoDipa bersama Halliburton akan melakukan berbagai upaya di beberapa aspek, antara lain pengembangan teknologi geothermal, dukungan kegiatan operasional, pengembangan sumber daya manusia, digitalisasi, serta keberlanjutan lingkungan.