Penerbangan Terganggu Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Angkutan Laut jadi Solusi

Kementerian Perhubungan menyatakan, selama beberapa bandara dan penerbangan berhenti sementara, angkutan laut menjadi alternatif dengan tetap utamakan aspek keselamatan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Nov 2024, 08:44 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terjadi hingga Minggu, 10 November 2024. Hal tersebut berdampak pada berhentinya operasional beberapa bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terjadi hingga Minggu, 10 November 2024. Hal tersebut berdampak pada berhentinya operasional beberapa bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pemangku kepentingan terkait terus berupaya mencari alternatif untuk mendukung angkutan orang dan barang. Salah satunya melalui angkutan laut.

"Selama beberapa bandara dan penerbangan berhenti sementara, angkutan laut menjadi alternatif dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo di Jakarta, Senin (11/11/2024).

Saat ini, telah dilakukan penyesuaian rute pada KM Egon yang reguler melayani rute Waingapu-Lembar menjadi Labuan Bajo-Lembar. Kapal  yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Lembar pada Senin, 11 November 2024 pukul 18.00 WITA tersebut mengangkut 100 wisatawan yang ada di Labuan Bajo. 

Kemudian, kapal RoRo milik Dharma Lautan yang sandar di Labuan Bajo pada 11 dan 12 November 2024 akan diberi dispensasi jumlah penumpang, sesuai banyaknya alat keselamatan yang tersedia. Kapal cepat juga dikerahkan melayani rute Labuan Bajo-Sape, untuk selanjutnya diarahkan menuju bandara yang tidak terdampak seperti Bima atau Lembar. 

Tidak hanya itu, Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Surabaya juga diminta memberangkatkan kapal patroli KNP Chundamani ke Bali pada Senin, 11 November 2024 dini hari, dengan estimasi perjalanan 30 jam sampai Labuan Bajo. 

Kemudian, untuk memperkuat koordinasi, komunikasi, serta sinkronisasi evakuasi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo membuka Posko Kesiapan Transportasi Laut di terminal penumpang. Lalu mengeluarkan Notice to Marine (NTM) Keselamatan dan broadcast melalui staisun radio pantai (SROP) setiap 4 jam.

Hingga saat ini pengoperasionalan bandara masih menyesuaikan situasi abu vulkanik erupsi. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati ±1.500 m di atas puncak (±3.084 m di atas permukaan laut). 

 

 

 

 


Operasional Bandara Masih Disesuaikan

Bandara Komodo Labuan Bajo. (Liputan6.com/Ola Keda)

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi sementara ±2 menit 15 detik. 

Terkait hal tersebut, per Senin, 11 November 2024 pukul 06.12, Airnav Indonesia telah mengeluarkan informasi mengenai bandara-bandara yang buka maupun tutup akibat terdampak di sekitar wilayah erupsi. 

Bandara yang buka, antara lain; Bandara Gewayantana Larantuka, Bandara Wunopito Lewoleba, Bandara Tambolaka, serta Waingapu. Sedangkan bandara yang tutup, yakni; Bandara Internasional Komodo, Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Bandara H Hasan Ende, Bandara Soa, serta Bandara Frans Sales Lega. 

Budi melanjutkan, selain dengan angkutan laut, kini sedang dilakukan pembahasan alternatif lainnya. Seperti penambahan frekuensi penerbangan di bandara terdekat yang tidak terdampak.

"Jika hingga Senin, 11 November 2024 penerbangan dari Labuan Bajo belum bisa dilakukan, terbuka kemungkinan untuk kembali melakukan penyesuaian rute KM Egon. Jadi setelah tiba di Lembar, kapal tersebut kembali lagi ke Labuan Bajo," pungkas Budi.

 


Bandara Komodo Labuan Bajo Kembali Ditutup Sementara, 16 Penerbangan Dibatalkan

Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur siap melayani penerbangan dari dan ke luar negeri, selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-42. (Dok Kemenhub)

Sebelumnya, Bandara Komodo Labuan Bajo, di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur kembali ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Hal ini setelah paper test pada Sabtu, 9 November 2024 menunjukkan hasil positif terpapar sebaran abu vulanik Gunung Lewotobi Laki-Laki. Demikian disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono seperti dikutip dari Antara, Sabtu (9/11/2024).

"Bandara Komodo sedang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di mana abu vulkanik sudah masuk pada jalur ruang udara penerbangan dan juga bandara berdasarkan papper test dinyatakan positif," ujar dia.

Ia menuturkan, sebanyak 16 penerbangan ke sejumlah daerah dibatalkan dan empat penerbangan pada Minggu, 10 November 2024 ditunda.

 "Sejumlah penerbangan yang batal hari ini sesuai yang diumumkan," kata dia.

Ceppy menuturkan, pemberitahuan resmi (NOTAM) penutupan bandara telah dikeluarkan. Bandara Komodo Labuan Bajo ditutup pada 9-10 Oktober 2024.

"NOTAM Close dimulai pada pukul 12.00 Wita sampai dengan pukul 15.00 Wita dan sekarang sedang dilakukan perpanjangan NOTAM Close hingga 07.00 Wita besok pagi," kata dia.

Otoritas bandara secara berkala akan melakukan paper test guna memastikan Bandara Komodo dan penerbangan dari dan ke Labuan Bajo bebas dari sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran menuturkan, berdasarkan pantauan BMKG dan prakiraan pergerakan abu vulkanik, sejak Sabtu pagi sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai ruang udara Manggarai Barat dan bahkan sudah turun ke permukaan tanah.

"Hal ini terkonfirmasi melalui hasil paper test yang dilakukan oleh pihak Bandara Komodo," ujar Maria.

 


Imbauan Kepada Masyarakat

Bandara Komodo Labuan Bajo. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Secara pengamatan visual yang dilakukan oleh pengamat cuaca BMKG Komodo, lanjut dia, terpantau visibility vertikal nampak lebih kabur dari biasanya. Hal ini ditunjukkan oleh langit yang biasanya biru tapi sejak pagi menjelang siang mulai terlihat abu-abu, nampak seperti ada partikel halus yang menghalangi jarak pandang.

"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat di Manggarai Barat untuk dapat memakai masker saat berada di luar ruangan guna melindungi diri dari paparan abu vulkanik dan menjaga kesehatan pernapasan," tutur dia.

Ia juga berharap hujan yang turun dapat membantu mengurangi dan meluruhkan abu vulkanik di ruang udara, sehingga penerbangan dari dan ke Labuan Bajo dapat segera kembali normal.

Sebelumnya, akibat sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki Bandara Komodo Labuan Bajo sempat ditutup sementara pada Senin, 4 November 2024 dan kembali dibuka pada Selasa, 5 November 2024.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya