Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) melalui subholding Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng perusahaan energi Uni Emirat Arab (UEA), Mubadala Energy untuk kerjasama utilisasi dan pengembangan infrastruktur gas bumi dari Blok Andaman Selatan, yang terletak di lepas pantai utara Aceh.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama antara PLN dengan Mubadala Energy merupakan wujud komitmen perseroan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi di sektor kelistrikan. Upaya ini searah dengan program transisi energi pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi di 2060.
Advertisement
"Gas bumi merupakan sumber energi yang vital dalam mendorong transisi energi sektor kelistrikan. Indonesia memiliki potensi sumber gas bumi yang melimpah. Kerjasama ini akan mendorong hadirnya alternatif sumber energi untuk pembangkit listrik," kata Darmawan, Senin (11/11/2024).
Darmawan menambahkan, dengan kolaborasi ini, PLN berpotensi mendapatkan pasokan gas sebagai sumber energi rendah emisi. Selanjutnya, kedua belah pihak akan segera melakukan studi menyeluruh terkait pemanfaatan gas yang ditemukan di Blok Andaman Selatan.
"PLN berkomitmen penuh mengembangkan energi yang lebih hijau untuk memastikan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Perubahan iklim menjadi isu global sehingga dalam penanganannya pun diperlukan kolaborasi kolektif," ungkapnya.
Managing Director & CEO Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed mengatakan, penandatanganan MoU menjadi tahapan penting dalam pengembangan energi berkelanjutan antara kedua belah pihak.
"Kami percaya dengan kerja sama ini kita dapat mengoptimalkan potensi Blok Andaman Selatan dan memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan maupun seluruh wilayah," kata Mansoor.
Kandungan di Sumur
Sementara Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, gas bumi yang akan dieksplorasi berasal dari sumur Layaran dan Tangkulo di wilayah lepas pantai utara Aceh. Kedua sumur tersebut diestimasi mengandung lebih dari 8 TCF gas.
Dengan sumber daya gas alam ini, PLN EPI dan Mubadala Energy berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung pemrosesan, transportasi, dan distribusi gas. Sehingga dapat mendukung kebutuhan energi bersih yang kian meningkat di Indonesia.
"Kami berharap studi ini dapat menghasilkan peta jalan yang konkret dalam pemanfaatan gas alam sebagai solusi energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi lokal dan infrastruktur Indonesia," ujar Iwan Agung.
Iwan Agung mengungkapkan, kerjasama ini juga mencakup pengembangan kapasitas sumber daya manusia di PLN melalui lokakarya dan diskusi kelompok untuk memperkuat keahlian dalam pengelolaan infrastruktur gas. Melalui pendekatan kolaboratif ini, PLN EPI berharap untuk memastikan keamanan energi nasional sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon.
"Kerja sama ini juga akan menetapkan parameter untuk mengkaji peningkatan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pemrosesan gas, transportasi, dan pertumbuhan ekonomi lokal dalam mendukung tujuan ketahanan energi dan transisi energi Indonesia," pungkasnya.
Advertisement
PLN Selesaikan 3 Proyek Listrik untuk Jawa Bagian Barat
Sebelumnya, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 2 (UPP JBB 2), berhasil menyelesaikan pembangunan tiga Proyek Strategis Nasional (PSN).
Tiga PSN itu antara lain Gas Insulated Switchgear Tegangan Ekstra Tinggi (GISTET) 500 kilovolt (kV) Muara Karang Baru, GISTET 500 kV Duri Kosambi, dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru.
Pemberian tegangan pertama (energize) pada instalasi GISTET 500kV Muara Karang Baru Over Head Line Duri Kosambi #2, GISTET 500 kV Duri Kosambi Over Head Line Muara Karang #2, dan SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru Sirkit 2, berhasil dilangsungkan pada 27 Oktober 2024.
Momen ini jadi kado istimewa dari PLN UIP JBB, pada peringatan Hari Listrik Nasional ke-79 yang jatuh pada 27 Oktober 2024.
Manager UPP JBB 2 Renar Parama Aryoputro menerangkan, proyek SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru terdiri dari 2 sirkit yang akan mengalirkan listrik dari GISTET 500 kV Duri Kosambi dan GISTET 500 kV Muara Karang Baru. Proyek ini merupakan bagian dari rangkaian Looping 500 kV Jakarta. Bertujuan untuk menurunkan beban transfer daya dari timur ke barat Pulau Jawa.
"Seiring dengan pertumbuhan konsumsi listrik di Pulau Jawa, kita perlu menyiapkan rencana jangka panjang untuk mencegah overload beban pada pembangkit Muara Karang agar sistem kelistrikan tetap andal dan aman," ujar Renar dalam keterangan tertulis, Senin (28/10/2024).
Ia menjelaskan, SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru membentang sepanjang 2 x 11,168 kilometer sirkit (kms) dengan total 38 tower. Dengan proyeksi Tingkat Konsumsi Dalam Negeri (TKDN) sebesar 64,88 persen. Proyek ini dibangun diatas tapak tower eksisting dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Duri Kosambi-Muara Karang Lama.
Sistem Kelistrikan di Jakarta
"Proyek SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru menggunakan desain Compact Lattice Tower untuk optimalisasi lahan eksisting. Saluran transmisi ini melewati 1 Kelurahan di Jakarta Utara, yaitu Kelurahan Kamal Muara, dan 4 kelurahan di Jakarta Barat. Antara lain Kelurahan Kapuk, Kelurahan Cengkareng Timur, Kelurahan Rawa Buaya, dan Kelurahan Duri Kosambi," terangnya.
General Manager PLN UIP JBB, Defiar Anis mempertegas peran penting proyek SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru dalam sistem kelistrikan di Jakarta.
"Jalur transmisi ini menyambungkan listrik dari arah barat (Suralaya) melalui SUTET 500 kV Balaraja-Kembangan dan SUTET 500 kV Kembangan-Duri Kosambi, untuk didistribusikan ke gardu induk di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara yang masuk dalam Sub Sistem Muara Karang dengan daya hantar mencapai 2600 Mega Volt Ampere (MVA) pada setiap sirkitnya," ujar dia.
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur kelistrikan di area padat penduduk Kota Jakarta, terutama SUTET 500 kV Duri Kosambi-Muara Karang Baru tentunya memiliki beberapa tantangan yang cukup kompleks.
Seperti keterbatasan ruang untuk pembangunan, pembebasan lahan dan right of way (RoW), gangguan terhadap aktivitas masyarakat, prosedur perizinan, pemindahan utilitas eksisting, kepedulian lingkungan dan sosial, serta keselamatan kerja di area padat penduduk.
Advertisement
Pasokan Gas
"Namun dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ketat, serta strategi, kolaborasi dan sinergi yang luar biasa dari para punggawa kelistrikan, instansi pemerintah, hingga seluruh masyarakat, akhirnya proyek ini dapat diselesaikan dengan aman dan lancar," imbuh Anis.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan, Jakarta sangat bergantung pada pasokan gas untuk pembangkit listrik di Muara Karang.
"Proyek ini akan mengurangi ketergantungan tersebut dengan memasok listrik dari jaringan 500 kV, yang lebih stabil dan efisien. Pembangkit listrik Muara Karang saat ini menggunakan Liquified Natural Gas (LNG), yang menghasilkan biaya produksi listrik yang tinggi. Dengan adanya jaringan transmisi baru ini, listrik dapat dialirkan dari sistem Jawa-Bali yang menggunakan sumber energi lebih murah, seperti batu bara dan energi terbarukan," ungkapnya.
"Pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk ini merupakan langkah konkrit PLN untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan nasional, sekaligus mendukung visi pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi di Indonesia," pungkas Wiluyo.