Liputan6.com, Jakarta - PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 11 November 2024 dan menjadi emiten ke-37 yang listing sepanjang 2024.
DAAZ melakukan IPO dengan menawarkan sebanyak 300.000.000 saham dengan harga perdana saham Rp 880 per saham, setara dengan 15,02 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Advertisement
Melalui aksi IPO ini, perseroan diharapkan bisa meraih dana segar Rp 264 miliar. Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham terkait, akan dipergunakan perusahaan untuk pembelian bijih nikel.
Pembagian pembelian bijih nikel dari PT Nusajaya Persadatama Mandiri adalah sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen bersumber dari PT Tiran Indonesia.
Dana IPO juga akan digunakan perusahaan untuk modal kerja yang akan digunakan antara lain untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik. Selain itu, dana akan digunakan untuk pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE).
Direktur Utama Daa Bara Lestari, Mahar Atanta Sembiring mengatakan IPO ini juga merupakan era baru perjalanan usaha perusahaan untuk bersama-sama dengan investor dan para pemangku kepentingan lain.
“Kita membangun suatu visi yaitu menyediakan solusi yang terintegrasi untuk sektor pertambangan dan pengolahan mineral yang handal dan memberi nilai tambah untuk ekonomi Indonesia,” kata Mahar dalam acara seremoni pencatatan saham perdana DAAZ.
Mahar menambahkan, dengan menjadi perusahaan tercatat, Perseroan dapat meningkatkan fungsi Good Corporate Governance sehingga semakin bertanggung jawab dan transparan dalam mengelola perusahaan.
“Ini sejalan dengan keinginan kami untuk menjadi lebih profesional dan lebih terakselerasi lagi,” pungkasnya.
Melansir data RTI, saham Daaz Bara Lestari mencatatkan harga Rp 1.100 per lembar saham atau naik sekitar 25 persen di pembukaan sesi pertama hari ini dengan volume perdagangan 1,36 juta saham.
Segera Listing di Bursa, Daaz Bara Lestari Janjikan Dividen
Sebelumnya, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Dalam aksi tersebut, perseroan akan menawarkan 300 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili 15,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 835 sampai dengan Rp 900 per saham.
Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 270 miliar dari IPO. Rencananya, sebesar 33,34 persen dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pembelian bijih nikel dari PT GAG Nikel (GAG) dan PT Nusajaya Persadatama Mandiri (NPM).
Selain itu, juga untuk modal kerja yang akan digunakan antara lain untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik. Sisanya sebesar 66,66 persen dialokasikan kepada PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE).
Selanjutnya, BMD akan menggunakan dana tersebut modal kerja dan untuk pembelian batu bara PT Titan Infra Energy. Sementara ILE akan mengalokasikan dana tersebut untuk modal kerja dan pembelian bahan bakar solar dari PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.
Advertisement
Pembagian Dividen
Setelah IPO, mulai tahun buku 30 April 2024 dan seterusnya, manajemen Perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 100% atas laba bersih tahun berjalan Perseroan.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan UUPT.
Selain itu, peraturan perundang-undangan Pasar Modal yang berlaku dan kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun.