10 Fakta tentang Bidan, Ujung Tombak Penurun Kematian Ibu Anak

Banyak kematian ibu dan bayi yang baru lahir dapat dicegah jika bidan kompeten membantu wanita sebelum, selama, dan setelah melahirkan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Mei 2013, 17:00 WIB
Pelayanan kebidanan merupakan kunci penting untuk kesehatan kandungan dan persalinan yang aman. Di seluruh dunia, ada sekitar 287 ribu wanita meninggal setiap tahunnya saat persalinan.

Sebagian besar kematian sulit dicegah dan terjadi di negara berpenghasilan rendah dan di daerah miskin serta pedesaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung sepenuhnya upaya negara untuk memastikan bahwa setiap wanita dan setiap bayi yang baru lahir menerima perawatan kesehatan terbaik.

Banyak kematian ibu dan bayi yang baru lahir dapat dicegah jika bidan yang kompeten membantu wanita sebelum, selama, dan setelah melahirkan dan dapat merujuk dirinya ke perawatan obstetrik (layanan gawat darurat kehamilan) ketika timbul komplikasi parah.

Seperti dilansir WHO.int, Sabtu (4/5/2013) ada 10 fakta tentang kebidanan yang perlu Anda ketahui.

1. Bidan yang kompeten mengurangi risiko kematian saat lahir

Sekitar delapan ratus perempuan dan lebih dari delapan ribu bayi baru lahir meninggal setiap hari akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan dan periode postnatal (setelah lahir).

Selain itu, setiap tahun, hampir 3 juta bayi lahir mati. Banyak nyawa ini bisa diselamatkan jika setiap proses kelahiran tersebut dihadiri bidan.

2. Lebih dari sepertiga dari semua kelahiran berlangsung tanpa bidan atau tenaga kesehatan terampil lainnya


Millenium Development Goals nomor 5 bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu. Lebih banyak bidan perlu dilatih untuk mencapai MDGs 5 demi meningkatkan jumlah kelahiran yang dibantu oleh 95 persen tenaga kesehatan terampil pada tahun 2015.

3. Bidan juga memberikan perawatan penting setelah proses kelahiran

Setelah melahirkan, bidan mendukung seorang ibu untuk menyusui dan untuk mencegah penularan HIV pada ibu ke anak.  Bidan memeriksa kesehatan bayi yang baru lahir dan memberikan nasihat pada ibu tentang bagaimana merawat bayi yang lahir, jarak untuk melahirkan lagi, dan keluarga berencana.

4. Hanya satu dari tiga wanita pedesaan di daerah berkembang menerima perawatan yang diperlukan

Selama kehamilan dan persalinan, wanita di pedesaan, daerah terpencil, dan fasilitas kesehatan yang lebih minim khususnya mengalami kekurangan bidan dan tenaga kesehatan dengan keterampilan kebidanan yang melayani komunitasnya.

Oleh karena itu, negara perlu meningkatkan distribusi dan retensi bidan, terutama di daerah miskin dan terpencil.

5. Bidan membutuhkan pelatihan rutin penyegaran dan dukungan

Bisan membutuhkan pelatihan untuk memperoleh dan mempertahankan kompetensi untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi untuk wanita dan bayi yang baru lahir.

Selain itu, memberikan kesempatakan pada bidan untuk memperbarui keterampilannya. Pemerintah perlu mengadobsi kebijakan yang memungkinkan bidan menggunakan pengetahuan secara penuh dan keahliannya, puskesmas dan rumah sakit.

6. Bekerja dalam satu tim dengan perlengkapan yang diperlukan sangat penting bagi bidan


Bidan membutuhkan lebih dari sekadar pelatihan untuk menjadi sukses. Agar bidan memberikan perawatan berkualitas tinggi juga perlu infrastruktur yang memadai, obat-obatan tersedia dan pasokan, air dan sanitasi, komunitas, dan sistem rujukan berfungsi jika terjadi komplikasi selama persalinan.

7. Data yang dapat dipercaya mengenai jumlah bidan praktik yang sangat langka

Kita tidak pernah tahu, berapa banyak bidan yang terlatih dan benar-benar bekerja di ruang bersalin, dan bagaimana tenaga kerja didistribusikan dalam di daerah dan negara luar. Informasi ini diperlukan untuk mengembangkan rencana nasional ditargetkan.

8. Banyak bidan terlatih meninggalkan negara asalnya untuk bekerja di luar negeri

Negara-negara yang sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan bidan terlatih karena kondisi yang sulit untuk bekerja, imbalan yang tidak sesuai, dukungan dan pengawasan serta kurangnya jalur karir.

Banyak bidan terlatih bekerja di luar negeri untuk gaji yang lebih baik dan kondisi kerja yang lebih menguntungkan. Hal ini menciptakan kelangkaan bidan ahli di negara-negara yang paling membutuhkan.

9. WHO menyarankan negara-negara tentang bagaimana caranya mendukung bidan

WHO bekerja dengan negara-negara untuk memastikan bahwa isu-isu kebidanan dibahas dalam strategi kesehatan nasional dan berencana.  WHO mendorong negara-negara untuk lebih mengenali bidan sebagai profesi dan dukungan bidan sebagai pilar penting dari tenaga kerja kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir.

10. WHO berkerja sama dengan mitra untuk meningkatkan jumlah bidan yang kompeten

Menurut perkiraan terakhir, negara memerlukan minimal enam tenaga kesehatan dengan keterampilan kebidanan per 1.000 kelahiran untuk memastikan bahwa 95 persen wanita aman dan selamat saat melahirkan dan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yang baru lahir.

WHO mendukung negara-negara untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan.

(Adt/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya