Liputan6.com, Jakarta Dalam tradisi Jawa, menentukan tanggal pernikahan bukan sekadar memilih hari yang kosong di kalender. Ada perhitungan khusus yang dikenal sebagai primbon untuk mencari hari baik pernikahan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang cara menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa, mulai dari pengertian, langkah-langkah, hingga makna di balik hitungan tersebut. Berikut adalah ulasan selenkapnya.
Advertisement
Pengertian Primbon Jawa untuk Pernikahan
Primbon Jawa merupakan kumpulan pengetahuan tradisional masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam konteks pernikahan, primbon digunakan untuk menghitung dan menentukan hari baik pelaksanaan akad nikah maupun resepsi. Perhitungan ini didasarkan pada weton atau hari kelahiran kedua calon pengantin.
Weton sendiri terdiri dari kombinasi hari (Senin-Minggu) dan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Setiap hari dan pasaran memiliki nilai numerik tersendiri yang kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan neptu atau jumlah weton. Neptu inilah yang menjadi dasar perhitungan hari baik pernikahan.
Meski terkesan mistis, primbon sebenarnya merupakan kristalisasi pengalaman dan kebijaksanaan leluhur Jawa. Ada nilai-nilai filosofis dan harapan baik yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, banyak masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi ini hingga kini.
Advertisement
Langkah-Langkah Menentukan Tanggal Pernikahan
Berikut adalah panduan lengkap cara menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa:
1. Menentukan Weton Calon Pengantin
Langkah pertama adalah mencari tahu weton atau hari lahir kedua calon pengantin berdasarkan kalender Jawa. Weton terdiri dari hari (Senin-Minggu) dan pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Misalnya, seseorang lahir pada hari Rabu Kliwon.
2. Menghitung Neptu
Setelah mengetahui weton, hitunglah neptu atau nilai numerik dari hari dan pasaran tersebut. Berikut adalah nilai untuk masing-masing hari dan pasaran:
- Hari:
- Minggu = 5
- Senin = 4
- Selasa = 3
- Rabu = 7
- Kamis = 8
- Jumat = 6
- Sabtu = 9
- Pasaran:
- Kliwon = 8
- Legi = 5
- Pahing = 9
- Pon = 7
- Wage = 4
Contoh: Untuk Rabu Kliwon, neptunya adalah 7 (Rabu) + 8 (Kliwon) = 15
3. Menjumlahkan Neptu Kedua Calon
Jumlahkan neptu dari kedua calon pengantin. Misalnya:
- Calon pria: Rabu Kliwon (15)
- Calon wanita: Jumat Legi (11)
- Total neptu: 15 + 11 = 26
4. Menerapkan Rumus Hari Baik
Gunakan rumus berikut untuk mencari hari baik:
(Total neptu + Hari baik) : 5 = sisa 3
Hari baik yang dimaksud adalah neptu dari hari yang akan dipilih sebagai tanggal pernikahan. Sisa 3 dipilih karena dalam primbon Jawa, angka 3 melambangkan keseimbangan dan keharmonisan.
Contoh perhitungan:
(26 + 9) : 5 = 7 sisa 0
(26 + 10) : 5 = 7 sisa 1
(26 + 11) : 5 = 7 sisa 2
(26 + 12) : 5 = 7 sisa 3 (hari baik)
Dari perhitungan di atas, hari dengan neptu 12 adalah hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
5. Mencocokkan dengan Kalender
Langkah terakhir adalah mencari tanggal yang memiliki neptu 12 dalam kalender Jawa. Beberapa kombinasi yang memiliki neptu 12 antara lain:
- Rabu Legi (7 + 5 = 12)
- Kamis Wage (8 + 4 = 12)
- Minggu Pahing (5 + 7 = 12)
Pilihlah salah satu tanggal tersebut yang paling memungkinkan untuk pelaksanaan pernikahan.
Makna di Balik Hitungan Weton
Selain untuk menentukan hari baik, hitungan weton juga dipercaya dapat meramalkan kehidupan rumah tangga pasangan. Berikut adalah beberapa interpretasi berdasarkan hasil penjumlahan neptu kedua calon:
1. Pegat (1, 9, 17, 25, 33)
Hasil ini dianggap kurang baik karena dikhawatirkan akan menghadapi banyak rintangan dalam rumah tangga, bahkan berpotensi bercerai. Namun, bukan berarti pasangan harus membatalkan pernikahan. Justru ini menjadi peringatan agar lebih berhati-hati dan saling menjaga keharmonisan.
2. Ratu (2, 10, 18, 26, 34)
Pasangan dengan hasil ini dipercaya akan hidup bahagia dan sejahtera layaknya ratu. Mereka akan dihormati di lingkungan sosial dan memiliki rumah tangga yang harmonis.
3. Jodoh (3, 11, 19, 27, 35)
Hasil ini menandakan kecocokan yang tinggi antara pasangan. Mereka akan saling melengkapi dan mampu menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik hingga akhir hayat.
4. Topo (4, 12, 20, 28, 36)
Pasangan mungkin akan menghadapi kesulitan di awal pernikahan, namun jika mampu bertahan, kehidupan selanjutnya akan bahagia dan sejahtera. Diperlukan kesabaran dan ketekunan seperti orang yang sedang bertapa.
5. Tinari (5, 13, 21, 29)
Hasil ini menandakan kemudahan dalam mencari rezeki. Pasangan akan hidup berkecukupan dan jarang mengalami kesulitan ekonomi.
6. Padu (6, 14, 22, 30)
Pasangan mungkin akan sering mengalami pertengkaran, namun tidak sampai bercerai. Diperlukan kesabaran dan komunikasi yang baik untuk mengatasi perbedaan pendapat.
7. Sujanan (7, 15, 23, 31)
Hasil ini dianggap kurang baik karena ada potensi perselingkuhan dalam rumah tangga. Pasangan perlu menjaga kesetiaan dan saling percaya satu sama lain.
8. Pesthi (8, 16, 24, 32)
Pasangan akan menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan tenteram hingga akhir hayat. Meski ada masalah, mereka akan mampu mengatasinya dengan baik.
Advertisement
Tradisi Menentukan Tanggal Pernikahan di Jawa
Proses menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa biasanya melibatkan beberapa tahapan dan tradisi, antara lain:
1. Nontoni
Tahap awal di mana keluarga pria mengunjungi keluarga wanita untuk melihat calon pengantin perempuan. Pada kesempatan ini, biasanya juga dibicarakan mengenai rencana pernikahan termasuk penentuan tanggal.
2. Lamaran
Prosesi melamar secara resmi dari pihak pria ke pihak wanita. Pada tahap ini, kedua keluarga mulai membahas lebih serius mengenai rencana pernikahan termasuk tanggal yang akan dipilih.
3. Petung
Proses menghitung dan menentukan hari baik untuk pernikahan berdasarkan weton kedua calon pengantin. Biasanya dilakukan oleh sesepuh atau orang yang ahli dalam primbon Jawa.
4. Pasang Tarub
Pemasangan hiasan berupa janur kuning dan dedaunan di sekitar rumah calon pengantin sebagai tanda akan dilangsungkan pernikahan. Waktu pemasangan tarub juga diperhitungkan berdasarkan primbon.
5. Siraman
Prosesi memandikan calon pengantin yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Waktu siraman juga ditentukan berdasarkan perhitungan primbon.
6. Midodareni
Malam sebelum akad nikah di mana calon pengantin wanita berdiam diri di kamar. Dipercaya pada malam ini bidadari turun untuk memberkati calon pengantin.
Manfaat Menentukan Tanggal Pernikahan Menurut Primbon
Meski terkesan kuno, menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Melestarikan Budaya
Dengan menerapkan primbon, kita turut menjaga kelestarian budaya Jawa yang sudah ada sejak zaman dahulu. Ini penting agar warisan leluhur tidak hilang tergerus zaman.
2. Menghormati Tradisi Keluarga
Bagi keluarga yang masih memegang teguh adat Jawa, penentuan tanggal pernikahan berdasarkan primbon merupakan bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur.
3. Menciptakan Ketenangan Batin
Bagi yang meyakini, memilih tanggal pernikahan sesuai primbon dapat memberikan ketenangan batin karena merasa telah memilih hari baik untuk memulai kehidupan baru.
4. Sebagai Panduan Hidup
Interpretasi dari hitungan weton dapat dijadikan panduan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Misalnya, jika hasilnya "padu", pasangan bisa lebih waspada dan berusaha menghindari pertengkaran.
5. Mempererat Hubungan Keluarga
Proses penentuan tanggal yang melibatkan kedua keluarga dapat mempererat hubungan antar keluarga besar calon pengantin.
Advertisement
Perbedaan dengan Metode Penentuan Tanggal Lainnya
Cara menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan metode lainnya, seperti:
1. Perhitungan Astronomi
Metode astronomi menentukan tanggal berdasarkan posisi benda-benda langit. Sementara primbon Jawa lebih fokus pada nilai numerik hari dan pasaran.
2. Kalender Hijriah
Penentuan tanggal dalam Islam biasanya mengacu pada kalender Hijriah dan mempertimbangkan bulan-bulan tertentu yang dianggap baik untuk menikah. Primbon Jawa menggunakan sistem penanggalan Jawa yang berbeda.
3. Feng Shui
Metode Feng Shui Tiongkok menentukan tanggal baik berdasarkan unsur dan energi. Sementara primbon Jawa lebih menekankan pada neptu atau nilai numerik hari.
4. Numerologi
Numerologi modern menggunakan angka kelahiran untuk menentukan tanggal baik. Primbon Jawa juga menggunakan angka, namun berdasarkan sistem penanggalan Jawa yang khas.
5. Metode Praktis
Banyak orang memilih tanggal pernikahan secara praktis, misalnya akhir pekan atau tanggal cantik. Primbon Jawa memiliki perhitungan yang lebih kompleks dan filosofis.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apakah primbon Jawa masih relevan di zaman modern?
Meski tidak semua orang mempercayainya, primbon Jawa masih dianggap relevan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.
2. Bagaimana jika hasil hitungan weton kurang baik?
Hasil hitungan yang kurang baik bukan berarti pasangan harus membatalkan pernikahan. Ini bisa dijadikan peringatan untuk lebih berhati-hati dalam menjalani rumah tangga.
3. Apakah boleh menggabungkan primbon Jawa dengan metode lain?
Tidak ada larangan untuk menggabungkan primbon Jawa dengan metode lain dalam menentukan tanggal pernikahan. Banyak orang yang memadukan primbon dengan pertimbangan praktis atau keyakinan agama.
4. Siapa yang biasanya menghitung weton?
Biasanya hitungan weton dilakukan oleh sesepuh keluarga atau orang yang ahli dalam primbon Jawa. Namun, sekarang banyak juga aplikasi atau website yang menyediakan kalkulator weton.
5. Apakah ada bulan-bulan tertentu yang dihindari untuk menikah?
Dalam tradisi Jawa, ada beberapa bulan yang dihindari untuk melangsungkan pernikahan, seperti bulan Suro (Muharram) dan bulan Poso (Ramadhan). Namun, ini kembali lagi pada keyakinan masing-masing.
Advertisement
Kesimpulan
Menentukan tanggal pernikahan menurut primbon Jawa merupakan tradisi yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat. Meski terkesan rumit, sebenarnya proses perhitungannya cukup sederhana dan bisa dipelajari. Yang terpenting adalah memahami makna filosofis di balik hitungan tersebut.
Terlepas dari percaya atau tidaknya seseorang terhadap primbon, tradisi ini tetap memiliki nilai positif sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap warisan leluhur. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan sebuah pernikahan tidak semata-mata ditentukan oleh tanggal pelaksanaannya, melainkan oleh komitmen dan usaha kedua pasangan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Pada akhirnya, keputusan untuk menggunakan primbon atau tidak dalam menentukan tanggal pernikahan kembali pada keyakinan dan kesepakatan kedua calon pengantin serta keluarga besar. Yang terpenting adalah memilih tanggal yang membuat semua pihak merasa nyaman dan bahagia.