Pencoblosan Sebentar Lagi, Tokoh Agama dan Jemaah Masjid Diajak Lawan Golput

Personel Polres Rokan Hulu berdialog dengan tokoh agama dan jemaah masjid serta meminta partisipasi pada Pilkada 2024 dengan tidak golput.

oleh M Syukur diperbarui 11 Nov 2024, 18:36 WIB
Personel Polres Rokan Hulu berdialog dengan tokoh agama dan jemaah masjid soal Pilkada 2024. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sosialisasi tahapan Pilkada 2024 kian gencar dilakukan Polres Rokan Hulu (Rohul), seperti jajarannya di Polsek Tandun. Apalagi hari pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) tinggal 16 hari lagi per 11 November 2024.

Sasarannya kali ini adalah tokoh agama dan jemaah Masjid Sidiq Abada di Desa Tandun. Kapolsek Tandun Iptu Lop Lasri Nosa SH hadir bersama sejumlah personelnya menggelar dialog usai melaksanakan salat berjemaah.

 

Seperti biasa, Iptu Lop Lasri Nosa berdiskusi santai dan bercengkrama dengan jemaah yang hadir. Semuanya diajak menyukseskan Pilkada serentak yaitu dengan datang ke TPS pada tanggal 27 November nanti.

Lasri berharap tokoh agama mengambil peran penting mengajak masyarakat tidak golput. Tokoh agama diharap selalu mengajak masyarakat berpartisipasi memilih pasangan gubernur Riau dan pasangan bupati Rohul.

"Tokoh agama dan jemaah masjid diharap selalu bersinergi dengan kepolisian menjaga situasi keamanan menjelang hari pencoblosan," kata Lasri.

Lasri menjelaskan, ada beberapa cara menjaga keamanan untuk mewujudkan Pilkada damai. Salah satu di antaranya tidak mudah terpengaruh kabar-kabar di media sosial terkait salah satu kontestan Pilkada, apalagi sudah menyudutkan.

"Tidak mudah percaya isu provokatif di media sosial yang berbau kampanye negatif, bijaklah bermedia sosial," ujar Lasri.

Lasri menyatakan, saat ini masyarakat di Kecamatan Tandun punya pilihan masing-masing untuk pasangan calon gubernur dan pasangan bupati. Menurut Lasri, hal ini wajar dalam demokrasi tapi harus disikapi dengan bijaksana.

Kebijaksanaan ini, tambah Lasri, adalah menghargai pilihan orang lain. Berikutnya tidak memaksakan pilihan kepada orang lain, apalagi dengan menggunakan isu suku, agama, ras dan antargolongan.

"Pilihan boleh berbeda, tetapi menjaga persatuan, kerukunan dan keutuhan bangsa adalah yang paling utama, ini tugas kepolisian dan tokoh agama serta tokoh masyarakat menjadi penyejuk situasi," kata Lasri.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya