Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri memastikan akan membangun rumah sakit di daerah pelosok setaraf dengan yang ada di tingkat kabupaten. Pasangan nomor urut 1 ini juga memastikan ketersediaan dokter spesialis dan obat-obatan yang selama ini menjadi salah satu kendala pelayanan kesehatan di Sulawesi Tengah.
"Target jangka pendek jika kami terpilih memimpin Sulteng adalah membangun rumah sakit di daerah pelosok setaraf dengan yang ada di tingkat kabupaten. Kami juga akan memastikan ketersediaan dokter dan obat-obatannya,” ujar Ahmad Ali.
Advertisement
Ahmad Ali mengatakan pihaknya akan memberikan insentif kepada dokter dan tenaga medis yang ditempatkan di rumah sakit baru yang ada di pelosok tersebut. Jangka pendek lainnya yakni memastikan masyarakat Sulteng mendapat pelayanan BPJS gratis.
Sementara untuk jangka panjangnya, lanjut Ahmad Ali, yakni menyekolahkan para dokter untuk mengambil spesialisis. Tentunya dengan perjanjian ikatan dinas.
"Spesialisnya nanti kita liat sesuai kebutuhan yang ada di setiap daerah. Saya pastikan untuk pembiayaan diatas, APBD Sulteng mampu. Jangan kwatir, masyarakat pasti terlayani semua,” ujar Ahmad Ali.
Ahmad Ali menjelaskan permasalahan yang selama ini pasien alami adalah saat mereka mendapat surat rujukan dari faskes pertama, harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mendapat pelayanan dokter spesialis di rumah sakit.
"Pelayanannya gratis, tapi kan untuk mencapai rumah sakit rujukan yang ada dokter spesialisnya dan mengambil obat, jauh dari tempat mereka tinggal. Sementara mereka tidak punya uang, yang akhirnya mereka kembali ke rumah dan hanya pasrah.
Tapi jika saya terpilih, saya pastikan dokternya ada di situ, obatnya juga di situ, dan pasti gratis,” tegas Ahmad Ali.
Cawagub Abdul Karim Aljufri menegaskan visi misi membangun rumah sakit, menyekolahkan dokter untuk mengambil spesialis dan insentif tenaga kesehatan sejalan dengan program presiden terpilih Prabowo Subianto.
Seperti diketahui, pada debat kelima Pilpres Febuari 2024 pada tema kesehatan, Prabowo Subianto mengatakan akan membangun rumah sakit di setiap daerah, memberi beasiswa 10 ribu anak anak pintar, salah satunya untuk mengambil jurusan kedokteran dan membangun 300 fakultas kedokteran.
"Sejak awal kampanye, kami menyajikan akan ada sinergitas positif antara pusat dan daerah. Salah satunya bagaimana visi misi kami sejalan dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto di bidang kesehatan. Sinergitas ini yang akan membawa Sulawesi Tengah, berlari lebih cepat, lebih maju bersama kami, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri dan dukungan presiden terpilih," ujar politisi yang akrab di panggil AKA.
Politisi Gerindra ini menambahkan seluruh akses pelayanan kesehatan dapat diperoleh masyarakat nantinya, jika mereka juga sudah memperoleh aksesbilitas telekomunikasi informasi secara optimal.
Pasalnya, sejumlah daerah di Sulawesi Tengah terutama di daerah terpencil, pegunungan, kepulauan, dan desa-desa pedalaman masih berada di daerah tanpa sinyal (Blankspot).
"Bagaimana mereka bisa tahu kami menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, jika akses informasi seperti ketersediaan jaringan internet tidak ada?, ini akan menjadi bagian dari jangka pendek kami menyelesaikan persoalan dari sisi aksesibilitas telekomunikasi," ujar AKA.
Pastikan Sarana Listrik Tersambung ke Pelosok
AKA memastikan jika Ahmad Ali dan dirinya terpilih akan menyediakan akses internet 4G. Untuk menunjang fasilitas itu, pihaknya juga memastikan ketersediaan sarana listrik khususnya di wilayah 3 T.
Berdasarkan data, 686 desa dari 1.842 desa atau proporsinya 37,24 persen masih blank-spot, dengan jumlah terbanyak yakni 126 desa berada di Kabupaten Banggai.
Selain akses telekomunikasi, AKA memastikan akses infrastruktur jalan juga tersedia dengan baik. Sehingga saat masyarakat ingin mencapai ke lokasi pelayanan publik seperti rumah sakit tidak terhambat karena jalan rusak.
Berdasarkan Data Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Pada Tahun 2021 IKG Sulteng berkisar antara 12,56 sampai dengan 77,30 dari total 1.842 desa. Jika dikelompokan, maka sebanyak 12,65 persen desa di Sulteng nilai IKGnya rendah, 58,15 persen cukup rendah, 25,24 persen sedang, dan 3,96 persen tinggi.
Mayoritas desa-desa yang memiliki nilai IKG tinggi adalah desa-desa yang ketersediaan fasilitas/infrastrukturnya sangat rendah, baik karena akses jalan yang buruk ataupun letak geografis desa yang berada jauh di pedalaman, ataupun di lereng/puncak gunung.
"Kami pastikan akses internet, akses jalan akan terpenuhi dan layak digunakan di seluruh wilayah Sulteng, semua harus setara. Sehingga masyarakat bisa memperoleh pelayanan kesehatan dengan baik, berkualitas dan one stop service," tutup AKA.
Advertisement