Liputan6.com, Jakarta - iPhone milik dua staf kampanye presiden Amerika Serikat diduga telah diretas oleh kelompok hacker Tiongkok.
Menurut laporan Apple Insider, dikutip Senin (11/11/2024), berdasarkan bukti yang beredar, terlihat ada pelanggaran terhadap jaringan telekomunikasi Amerika oleh perusahaan China, Salt Typhoon.
Advertisement
Pelanggaran tersebut menyebabkan kemungkinan peretasan iPhone milik dua pejabat kampanye presiden AS. Meski begitu, belum terungkap apakah peretasan benar-benar terjadi, data apa saja yang diambil, dan siapa saja pejabat yang jadi korban peretasan.
Sejauh ini, FBI tengah menyelidiki klaim yang pertama kali diungkap oleh startup keamanan iVerify ini.
Menurut laporan Forbes, iVerify menemukan perilaku berbahaya pada dua iPhone milik dua operang petugas senior salah satu kandidat presiden AS. Pengaturan iPhone itu diubah sebagai "pola yang tidak diamati pada perangkat yang sehat."
Berdasarkan informasi, waktu kejadian kemungkinan peretasan kedua perangkat terjadi pada Oktober lalu, dan dibobol dari jaringan telekomunikasi dua operator.
Adapun serangan terhadap jaringan seluler AT&T dan Verizon dilakukan melalui portal penyadapan yang sebelumnya dipakai penyelidik AS untuk mengumpulkan intelijen tentang perilaku kriminal.
Kemungkinan Peretasan Benar Terjadi
Perusahaan China, Salt Typhoon, memiliki akses ke portal penyadapan ini selama beberapa bulan atau lebih dan masih belum diketahui persis bagaimana portal penyadapan ini dilakukan.
Namun, jika dirunut waktu aksesnya, kemungkinan peretasan iPhone kedua pejabat memang terjadi.
Tak jelas bagaimana peretasan penyadapan bisa menyebabkan pelanggaran keamanan iPhone. Jika pengaturan bisa diubah sewenang-wenang, akses yang dilakukan kemungkinan lebih dari upaya mendengarkan percakapan.
Advertisement
Lama Jadi Target
Adapun titik penghubung utama antara satu orang yang ditarget dalam dugaan peretasan iPhone ini. Menurut FBI, orang ini menjadi target berkelanjutan Salt Typhoon.
Portal penyadapan merupakan backdoor yang diperbolehkan secara hukum untuk tujuan baik, pada tahun 1994.
Sampai saat ini, portal penyadapan tetap terlihat jika FBI menyadari adanya peretasan yang tak terelakkan, seperti backdoor pada enkripsi Apple, yang mungkin akan diretas oleh aktor jahat.