Liputan6.com, Jakarta - Seperti yang kita tahu kalau setiap orang tentunya memilih perjalanan karier yang berbeda-beda. Ada yang lebih nyaman bekerja di kantor sebagai pegawai yang digaji bulanan, beberapa di antaranya mungkin yang menjadi freelancer dengan jam kerja yang bebas, dan bahkan ada juga memutuskan menjadi ibu rumah tangga agar fokus untuk menjaga keluarganya.
Namun, ada juga yang lebih senang mengurus bisnis sendiri. Tidak ada yang salah dengan pilihan itu karena semuanya juga tergantung kondisi masing-masing setiap orang.
Advertisement
Akan tetapi, jika Anda merupakan seorang pengusaha, pasti Anda merasakan banyak tantangan yang berbeda daripada bekerja di kantor. Sebab, Anda perlu mengatur semuanya dari hulu ke hilir, tuntutan yang terus menerus, harus mengambil keputusan yang berisiko tinggi, serta jam kerja yang cukup panjang.
Sayangnya, hal tersebut pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan mental Anda. Seperti lebih gampang mengalami stres, kecemasan yang intens. Hal ini pun membuat Anda semakin menyadari untuk memprioritaskan hal tersebut.
Dilansir dari Inc, Senin (11/11/2024), ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memprioritaskan kesehatan mental sebagai seorang pengusaha. Entah sedang meniti perusahaan atau ingin mengembangkannya, ini dia cara yang bisa dilakukan:
1. Anggap Serius Kesehatan Mental
Peran sebagai founder atau CEO penuh dengan keputusan berisiko tinggi, jam kerja yang panjang, dan tekanan terus-menerus untuk berhasil. Sangat penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Mengabaikannya dapat menyebabkan kelelahan, pengambilan keputusan yang buruk, dan bahkan penyakit fisik. Para pemimpin harus memperlakukan kesehatan mental sebagai komponen penting dari kesejahteraan dan strategi bisnis mereka. Ini termasuk menetapkan batasan, mengambil waktu istirahat, dan memastikan bahwa kesehatan mental menjadi topik diskusi di tempat kerja.
2. Waspadai Kesehatan Mental Anda
Kesadaran adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan mental yang baik. Perhatikan tanda-tanda stres, kecemasan, atau depresi.
Kesadaran diri memungkinkan para pemimpin untuk mengidentifikasi saat mereka merasa kewalahan dan mengambil tindakan sebelum keadaan menjadi tidak terkendali. Melakukan pengecekan diri secara teratur, membuat jurnal, atau menggunakan aplikasi kesehatan mental dapat membantu memantau kondisi mental Anda dan mengenali pola yang perlu ditangani.
3. Kelilingi Diri dengan Sumber Daya yang Baik
Memiliki akses ke sumber daya yang tepat sangat penting untuk mengelola kesehatan mental secara efektif. Ini dapat mencakup bantuan profesional seperti terapis atau pelatih dan alat praktis seperti stress management workshop, mindfulness training, dan wellness program.
Membangun support system, baik secara profesional maupun pribadi, memastikan bahwa Anda memiliki orang yang dapat dimintai bantuan selama masa-masa sulit. Pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok atau jaringan profesional untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan wawasan dari orang lain yang memiliki posisi serupa.
Advertisement
4. Jangan Ragu Membahas tentang Tantangan Kesehatan Mental
Stigma seputar kesehatan mental dapat mencegah banyak pemimpin mencari bantuan yang mereka butuhkan. Dengan berbicara secara terbuka tentang tantangan kesehatan mental, para founder dan CEO dapat menjadi contoh bagi tim mereka dan mengurangi stigma.
Berbagi pengalaman pribadi dapat menumbuhkan budaya keterbukaan dan dukungan dalam organisasi. Penting untuk menciptakan lingkungan tempat karyawan merasa aman mendiskusikan kesehatan mental mereka tanpa takut dihakimi atau dihukum.
5. Prioritaskan Self-Care
Self-care bukanlah kemewahan; itu adalah kebutuhan. Sebagai seorang pemimpin, merawat kesejahteraan Anda memberikan contoh positif bagi tim Anda. Ini berarti memprioritaskan kegiatan yang mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi, seperti olahraga, hobi, menghabiskan waktu dengan orang terkasih, dan tidur yang cukup.
Self-care juga termasuk menetapkan tujuan yang realistis dan tetap berkomitmen. Ingatlah bahwa meluangkan waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk menjaga energi dan fokus untuk memimpin secara efektif.
6. Dukung Orang Lain yang Berjuang Melawan Kesehatan Mental
Para founder dan CEO memiliki tanggung jawab untuk mendukung tim mereka. Hal ini melibatkan pengenalan tanda-tanda masalah kesehatan mental pada orang lain dan menawarkan dukungan.
Menyediakan akses ke sumber daya kesehatan mental, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, dan mendorong dialog terbuka tentang kesehatan mental dapat mendukung tim Anda.
Para pemimpin juga harus mempertimbangkan penerapan kebijakan yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan kesejahteraan mental, seperti jam kerja yang fleksibel, hari kesehatan mental, dan program bantuan karyawan.
Dengan menganggap serius kesehatan mental, menyadari kesehatan mental mereka sendiri, menyediakan sumber daya bagi diri mereka, berbicara terbuka tentang tantangan kesehatan mental, memprioritaskan self-care, dan mendukung orang lain, para founder dan CEO dapat berkembang di bawah tekanan dan menumbuhkan tempat kerja yang lebih sehat dan lebih produktif.
Memprioritaskan kesehatan mental bermanfaat tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi seluruh organisasi, yang mengarah pada keberhasilan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Advertisement